Gaya retro piringan hitam (vinyil) tampaknya menjadi daya tarik pagi para penggemar musik di Amerika. Terbukti, pada tahun lalu penjualan vinyl mampu mengalahkan penjualan CD atau keping cakram. Ini merupakan pertama kalinya sejak 1987.
Menurut laporan terbaru dari Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA) yang dirilis Kamis (9/3) pendapatan dari penjualan rekaman fisik melonjak 4% pada 2022 menjadi US$1,7 miliar. Sebanyak 41 juta unit vinyl terjual pada tahun lalu, sementara CD hanya laku 33 juta keping.
Popularitas Vinyl terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh para kolektor dan penggemar yang merindukan suara khasnya.
Pendapatan dari rekaman fisik sudah mulai melampaui CD pada laporan tahun 2020, tetapi ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade vinyl terjual lebih banyak daripada CD.
Tetap saja, streaming tetap menjadi raja. Layanan, termasuk langganan berbayar dan platform yang didukung iklan tumbuh 7% mencapai rekor pendapatan tertinggi $13,3 miliar, terhitung 84% dari total penjualan.
Langganan berbayar menyumbang terbesar yakni 77% dari pendapatan streaming dan melebihi US$10 miliar untuk pertama kalinya.
Pihak RIAA mengatakan 92 juta orang sekarang menjadi pelanggan berbayar dari layanan streaming, naik dari 84 juta tahun sebelumnya.
Total pendapatan musik rekaman tumbuh selama tujuh tahun berturut-turut, menurut RIAA, naik 6% ke rekor tertinggi yakni US$15,9 miliar. (AFP/M-3)