SUATU hari di tahun 1985, sebuah paket berisi kokain dijatuhkan oleh penyelundup di sebuah hutan di bagian selatan Amerika Serikat. Seekor beruang hitam seberat 175 pon, lantas merobek paket tersebut dan memakannya. Beruang yang kemudian oleh pers dijuluki "Pablo Escobear" itu, lantas mabuk, overdosis, dan akhirnya tewas.
Kejadian nyata itu menginspirasi Jimmy Warden, seorang penulis skenario untuk mengangkatnya ke layar lebar. Ia lalu menyampaikan idenya kepada Phil Lord dan Christopher Miller, duo produser terkenal yang pernah menggarap The Lego Movie dan Spider-Man: Into the Spider-Verse.
Di bawah naungan Universal Pictures, lantas lahirlah film Cocaine Bear, yang hari ini mulai diputar perdana di Amerika Serikat. Film ini disutradarai Elizabeth Banks, aktris yang membintangi Hunger Games yang sebelumnya juga berada di belakang layar untuk Pitch Perfect 2 dan reboot "Charlie's Angels" (2019).
Film ini diharapkan bakal mengguncang Hollywood. "Kami suka menanggapi ide-ide gila dengan sangat serius," canda co-produser Aditya Sood, di pemutaran perdana film di Los Angeles, seperti dikutip AFP.
Universal, salah satu studio terbesar dan tertua di Hollywood, selama ini memang dikenal dengan ragam genrenya. Mulai film anak-anak "Violent Night" hingga Oppenheimer, drama yang dibintangi Christopher Nolan yang akan diputar beberapa builan mendatang.
Analis mengatakan pihak universal mengandalkan premis provokatif dan tidak ortodoks untuk menawarkan tontonan di bioskop, di mana film superhero berkuasa dan komedi cenderung gagal dalam beberapa tahun terakhir.
"Mereka tidak mencari penonton arus utama. Mereka mencari orang-orang yang menyukai film-film yang edgy, yang ingin bersenang-senang di bioskop," kata analis Comscore, Paul Dergarabedian.
Cuplikan film tersebut telah ditonton 16 juta kali di YouTube. Sebuah upaya promosi lewat twitter juga cukup provokatif. "Saya beruang yang makan kokain. Ini cerita saya."
Kontroversi
Tidak mengherankan, film ini telah memicu beberapa kontroversi. Marty Makary, pakar dan penulis kesehatan masyarakat terkemuka AS, mengatakan dia kecewa melihat Hollywood yang lagi-lagi membuat sensasi tentang kokain. Hal ini, kata dia, menggambarkan penggunaan kokain sebagai hal yang menyenangkan dan lucu.
"Kita semua harus tersinggung dengan hiburan yang meremehkan narkoba yang merusak negara kita," katanya di Twitter.
Elizabeth Banks yang menyutradarai film ini mengatakan kepada AFP bahwa dia terinspirasi untuk membuat film tersebut setelah membaca naskahnya pada awal pandemi Covid-19, saat yang dia gambarkan sebagai momen paling kacau dalam sejarah manusia dalam ratusan tahun.
"Saya merasa seperti tidak ada metafora yang lebih besar untuk kekacauan yang kita semua rasakan pada tahun 2020 selain dari kokain."
"Ide itu sangat gila dan sangat menyenangkan dan sangat liar sehingga saya hanya berpikir, mengapa kita tidak membuat film ini sekarang? Ini seperti, pelarian total." tambah aktris Keri Russell, yang membintangi film ini. (AFP/M-3)