Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sejumlah penerbit di Rusia mengaku sangat khawatir dengan pembatasan baru dan kembalinya sistem sensor seperti di era Uni Soviet.
Sejak Presiden Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, otoritas Rusia telah memperkuat kontrol atas arus informasi, termasuk di bidang seni.
Pekan lalu, anggota parlemen menyetujui RUU yang melarang segala bentuk propaganda LGBTQ baik melalui buku, film, media, dan internet.
Pihak berwenang juga ingin melarang penjualan buku-buku yang ditulis oleh mereka yang dianggap "agen asing" kepada anak di bawah umur, dan juga kepada semakin banyak penulis.
Novelis terkemuka seperti penulis fiksi ilmiah Dmitry Glukhovsky dan novelis fiksi sejarah Boris Akunin telah dicap dengan label tersebut, yang memiliki konotasi era Stalin.
Pada Kamis (1/12) digelar pameran buku terbesar di Moskow, sebuah acara budaya tahunan penting di ibu kota Rusia. Banyak penerbit, penjual buku, dan pembaca yang ditemui di acara itu mengaku prihatin dengan aturan pemerintah saat ini.
Yevgeny Kopyov, dari penerbit besar Eksmo, mengatakan dia khawatir dengan bias interpretasi dari undang-undang propaganda LGBTQ. Dia memperingatkan bahwa itu dapat memengaruhi sejumlah besar literatur, termasuk yang klasik. “Semuanya akan bergantung pada interaksi kita dengan otoritas regulasi,” ujarnya sepertyi dikutip AFP.
Banyak penerbit seperti Kopyov sedang menunggu pihak berwenang mengklarifikasi apa yang mereka yakini sebagai "propaganda" LGBTQ atau bukan.
Marina Kadetova dari penerbit Kompas-Gid, memperingatkan bahwa pembatasan tersebut memicu swasensor "Ketika orang mulai menyensor diri mereka sendiri, maka masalah pun dimulai," katanya.
Tatiana Stoyanova, yang juga bekerja di penerbit yang sama, mengatakan pembatasan itu dapat mengarah pada kebangkitan kembali praktik samizdat, penerbitan bawah tanah yang memproduksi dan mengedarkan bacaan yang dianggap terlarang di era Uni Soviet. "Di Rusia, ada mentalitas seperti itu: semakin dilarang, semakin menarik," katanya. (M-3)
Mahasiswa diajak mengenali lebih dalam cara kerja platform fintech peer-to-peer (P2P) lending, dan mengenal risiko dan manfaat dari pemanfaatan teknologi finansial.
Sepanjang Januari hingga Mei 2025, layanan ini membukukan 443 juta transaksi, didukung oleh 1,19 juta agen yang tersebar di 67.013 desa di seluruh Indonesia.
Lo Kheng Hong menekankan mahasiswa agar tidak mudah tergiur janji keuntungan cepat. Karena itu pentingnya kesabaran dalam berinvestasi.
Orangtua, pendidik, dan berbagai lembaga kini mulai menyasar kalangan anak dan remaja untuk menanamkan literasi keuangan yang bisa menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan.
Kemenag meningkatkan pendidikan berkualitas yang merata melalui peningkatan kualitas pendidikan agama Islam (PAI) bagi guru PAI dan siswa muslim di sekolah.
Manajemen keuangan merupakan pengetahuan esensial bagi generasi muda untuk membentuk kebiasaan yang baik dalam mengelola uang.
Beijing mendukung masyarakat internasional dalam memperkuat keterlibatan dan dialog dengan pemerintah sementara Afghanistan.
Otoritas Emirat Islam Afghanistan menyebut pengakuan Rusia sebagai keputusan berani yang akan menjadi contoh bagi negara-negara lain.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan tidak berhasil membuat kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyampaikan Moskow tidak akan mundur dari tujuannya di Ukraina. Hal itu dikatakan Putin kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam percakapan telepon.
Wakil kepala angkatan laut Rusia Mayor Jenderal Mikhail Gudkov tewas dekat perbatasan Ukraina.
Donald Trump mengakui tak ada kemajuan dalam pembicaraan damai dengan Vladimir Putin terkait perang Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved