Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Ratusan ribu ton mikroba telah kembali hidup pasca melelehnya sejumlah besar gletser dalam beberapa tahun terakhir. Kebanyakan merupakan mikroba yang telah hidup puluhan hingga ratusan tahun lamanya.
Fakta tersebut diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari Aberystwyth University di Wales, Inggris. Dari penelitian tersebut juga diketahui jenis-jenis mikroba unik yang sebelumnya tak pernah ditemukan muncul pasca melelehnya gletser dalam jumlah masif akibat perubahan iklim.
"Kita semua bisa melihat gletser meleleh dengan sangat cepat akhir-akhir ini. Dampaknya pada kemunculan mikroba-mikroba sangat signifikan. Massa mikroba yang dilepaskan sangat besar, bahkan dalam kondisi suhu yang terlalu panas sekalipun," ujar salah satu peneliti, Arwyn Edwards, dilansir dari theguardian.com, Jumat, (18/11).
Edwards mengatakan, penelitian mereka lakukan dengan mengumpulkan sampel lelehan es dari delapan area gletser di Eropa, Amerika Utara, dan Greenland. Hasilnya diketahui terdapat puluhan ribu mikroba dalam setiap mililiter air lelehan gletser tersebut.
Dikatakan Edwards, temuan mikroba-mikroba baru membuka peluang temuan-temuan lain. Baik yang menguntungkan seperti antibiotik maupun yang merugikan seperti potensi penyakit.
"Tapi saat ini kami masih membutuhkan lebih banyak data untuk menyimpulkannya," ujar Edwards.
Sementara itu, berbagai penelitian lain yang juga membahas soal mikroba di lelehan gletser juga menyebutkan berbagai potensi keuntungan dan kerugian dari kondisi tersebut. Sebuah penelitian yang dilakukan sekelompok peneliti di danau Hazen, Kanada, menyebutkan terdapat potensi besar kemunculan penyakit baru akibat berbagai virus baru yang muncul dari lelehan es di sana.
Disebutkan Edwards, ratusan ribu ton mikroba berpotensi untuk muncul setiap tahunnya seiring dengan pemanasan global yang tak terkendali. Mikroba-mikroba tersebut mampu bertahan hidup hingga ratusan tahun dalam kondisi beku. Melelehnya habitat beku mereka membuat mereka dapat menyebar ke permukaan lain.
(M-4)
Nah kali ini kita akan membahas tentang produk-produk tersebut yang dibuat dengan bantuan bakteri. Seperti apa itu, simak penjelasan berikut ini.
RESISTENSI antimikroba atau yang disingkat AMR bisa dikatakan lebih berbahaya dibandingkan pandemi covid-19.
Resistensi antimikroba atau yang disingkat AMR merupakan permasalahan yang harus ditangani lintas sektor angka kematian akibat resistensi mikroba per tahunnya sebanyak 1,7 juta orang
MIKROBIOTA saluran cerna merupakan kumpulan dari berbagai mikroorganisme yang hidup di saluran cerna, termasuk bakteri. Jumlah mikrobiota saluran cerna bisa mencapai triliunan.
Ganoderma merupakan ancaman besar bagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Penurunan produktivitas kelapa sawit dalam lima tahun terakhir diduga karena serangan ganoderma.
Program ini merupakan kelanjutan dari program pengawasan air limbah yang telah dilaksanakan FK-KMK UGM sejak tahun 2021.
Merawat wajah agar terhindar dari jerawat merupakan hal penting bagi banyak orang, terutama bagi yang rentan mengalami masalah kulit ini.
Antiperspirant akan bekerja lebih maksimal jika digunakan sebelum tidur pada malam hari.
Ahli neurologi anak dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta R.A. Setyo Handryastuti mengungkapkan bahwa meningitis pada anak, seringkali sulit dideteksi
Kurang bersihnya menghapus riasan wajah, khususnya pada area mata, dapat memicu munculnya hordeolum.
Infeksi bakteri pada vagina ini juga akan menyerang kepada semua usia. Bahkan, rata-rata usia perempuan yang terkena mulai dari 15 sampai 44 tahun.
Pemberian MPASI memiliki syarat yakni aman dan higenis. Makanan yang diberikan tidak bisa sembarang karena daya tahan tubuh anak dengan umur tersebut tidak sekuat usia remaja maupun dewasa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved