Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Sebuah studi baru tentang bagaimana kronotipe pagi vs malam berhubungan dengan kecerdasan manusia memberi petunjuk baru mengapa begitu banyak sastrawan hebat mengembangkan rutinitas harian yang mencakup menulis hal pertama di pagi hari. Studi ini dipimpin oleh Stuart Fogel, seorang ahli saraf kognitif dan direktur Laboratorium Penelitian Tidur Universitas Ottawa. Temuan mereka baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal peer-review Current Research in Behavioral Sciences.
Penelitian itu menanggapi penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang-orang dengan orientasi malam hari (night owls) cenderung memiliki kecerdasan verbal yang lebih unggul dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih awal.
"Sekali Anda memperhitungkan faktor-faktor kunci termasuk waktu tidur dan usia, kami menemukan kebalikannya yang benar, tipe pagi cenderung memiliki kemampuan verbal yang unggul," kata Fogel, seperti dilansir dari situs Psychology Today, Minggu (13/11).
Tim Fogel mencatat bahwa hubungan antara kronotipe seseorang dan kemampuan verbal itu rumit dan mengatakan, "Membangun kekuatan ritme seseorang, yang mendorong kecerdasan, adalah kunci untuk memahami hasil studi bernuansa ini." Dia juga mencatat bahwa
otak kita sangat membutuhkan keteraturan.
Lebih lanjut, dia mencatat, mengikuti jadwal harian yang konsisten dan pembentukan kebiasaan yang menstabilkan siklus tidur/bangun adalah cara terbaik untuk mengoptimalkan ritme sirkadian kita sendiri.
Para penulis mencatat bahwa seiring bertambahnya usia, kronotipe pagi cenderung mengembangkan rutinitas harian yang konsisten yang mengarah pada stabilitas antar-harian yang lebih tinggi dan memperkuat sinkronisasi sirkadian. Mereka berspekulasi bahwa kombinasi stabilitas harian dan sinkronisasi sirkadian yang kuat meningkatkan keterampilan verbal.
"Temuan kami menunjukkan bahwa orang dengan kronotipe pagi yang lebih awal memiliki stabilitas harian yang lebih tinggi. Artinya, tipe pagi menunjukkan sinkronisasi hari-ke-hari yang lebih kuat dari siklus tidur/bangun mereka daripada tipe malam. Begitu perbedaan usia dan waktu tidur dikendalikan, kemampuan verbal yang lebih tinggi dikaitkan dengan pagi hari (bukan malam hari)," para penulis studi menyimpulkan. (PsychologyToday.com/M-2)
Dr. Arjun Masurkar, seorang ahli saraf kognitif dan spesialis demensia di NYU Langone Health, berbagi dengan kita empat cara utama untuk menjaga pikiran yang sehat seiring bertambahnya usia.
Melukis melibatkan koordinasi antara mata, tangan, dan otak sehingga membantu menjaga dan meningkatkan fungsi kognitif lansia seperti memori dan konsentrasi.
Mengonsumsi suplemen magnesium dapat membantu mengatur banyak proses penting tubuh sekaligus membantu mengatasi kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan demensia.
Preschool memberikan kesempatan bagi si Kecil untuk belajar berinteraksi dengan teman sebaya dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting.
Berdasarkan penelitian University of Rochester Horizons dan Greater Good Science Center, paparan membaca sejak dini berperan penting dalam perkembangan kognitif dan emosional anak.
Belajar coding memberikan banyak manfaat untuk anak-anak. Antara lain, melatih fokus, problem solving, serta berpikir kritis dan logis.
TAK mudah melangkah keluar dari kenyamanan, namun Almi membuktikan bahwa keberanian mencoba membuka pintu peluang besar.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
Riset Akademik dalam Olahraga Prestasi Studi yang dilakukan Reilly, Bangsbo, dan Franks (2000) mencatat bahwa olahraga prestasi tidak lagi sekadar ajang unjuk kekuatan fisik dan bakat alami.
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
WAKIL Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie optimis terhadap masa depan riset Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved