Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Duka dan Perang Sekutu di Wakanda Forever

Fathurrozak
09/11/2022 19:20
Duka dan Perang Sekutu di Wakanda Forever
Salah satu adegan di film Wakanda Forever.(Dok. Marvel)

BERPULANGNYA Chadwick Boseman dua tahun lalu akibat kanker, meninggalkan duka mendalam bagi para kru dan pemeran yang terlibat di film Black Panther. Kedukaan itu ditampilkan dalam sekuelnya, Wakanda Forever.

 

Di film yang tayang mulai hari ini (9/11), dikisahkan Raja T’Challa/Black Panther, meninggal akibat menderita sakit. Sementara sang adik, Shuri (Letitia Wright) yang merupakan ilmuwan, gagal menyelamatkan kakaknya. Nakiya (Lupita Nyong’o), kekasih T’Challa yang juga mata-mata, mengasingkan diri di Haiti.

 

Sementara Wakanda tengah berduka karena ditinggal sang raja, Ratu Ramonda (Angela Bassett) naik menjadi ratu sekaligus membereskan tegangan diplomasi internasional dengan beberapa negara yang tengah mengincar sumber energi mereka, vibranium. Ia juga harus menghadapi penyusupan tentara bayaran ke sumber energi di Wakanda.

 

Amerika berhasil mendeteksi sumber energi vibranium di luar Wakanda, yang berada di laut dalam Samudra Atlantik. Mereka melakukan pengeboran, yang ternyata itu mengusik bangsa Talokan, pemilik sumber vibranium di dasar lautan. Hal itu yang kemudian memicu konflik pada babak kedua film.

 

Secara tempo, sutradara Ryan Coogler menjalankan Wakanda Forever dengan perlahan. Tempo pelan di babak pertama terasa sebagai upayanya untuk mencari transisi dari suasana kedukaan pada T’Challa-Boseman. Tempo perlahan ini sebenarnya juga yang berlaku secara general di keseluruhan film. Bahkan ketika duel pemungkas satu lawan satu antara Shuri dan Namor (Tenoch Huerta).

 

Coogler sekali lagi berhasil membawa Black Panther sebagai film pahlawan super dari jagat sinema Marvel (Marvel Cinematic Universe) dengan sentuhan yang bergaya. Secara kemasan desain produksinya, ditunjang dari bangunan dunianya, yang sudah menjadi dasar di prekuel, ditambah dengan kemunculan karakter baru dengan tampilan visual mencoloknya.

 

Kemasan Wakanda Forever, yang ditujukan sebagai film pahlawan super yang memiliki sentuhan kerajaan juga masih berhasil dilakukan dengan efektif. Namun, di sekuel ini Coogler, yang kembali menulis bersama Joe Robert Cole seperti di prekuel, tampaknya juga memberikan sentuhan genre coming of age (transisi ke kedewasaan), ketika menaruh Shuri sebagai karakter sentral, dan separuh film mengikuti dinamikanya sebagai Black Panther baru negeri Wakanda.

 

Wakanda Forever juga menunjukkan keputusan serta sebab-akibat yang dilakukan Shuri, remaja yang kini memiliki beban untuk melindungi dan menyelamatkan rakyat Wakanda. Kemunculan bangsa Talokan di sekuel Black Panther ini juga merupakan salah satu hal yang menarik. Terlebih, dengan penampilan visual mereka yang mencolok berkat rancangan busana peraih Oscar Ruth E. Carter.

 

Ia mendesain kostum bangsa itu dengan masker air meliputi mulut dan hidung, mahkota kepala bagi para pejuang talokan, serta pakaian menyerupai rok. Melihat rancangan busana Carter memang sekilas memiliki asosiasi pada busana-busana adat Asia Tenggara bahkan Indonesia, seperti busana adat Dayak, Kalimantan. Mahkota kepala yang dipakai pejuang Talokan, serupa mahkota kepala dari bulu burung Enggang yang tersemat di salah satu suku Dayak.

 

Talokan, yang harusnya menjadi sekutu Wakanda, justru berbuah tragedi. Perang antara sesama pemilik sumber energi vibranium ini tak terhindarkan, karena perbedaan pandangan antara kedua petinggi negeri: Namor dan Shuri.(M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya