Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Ilmwuan mengungkapkan para astronaut yang berada di luar angkasa selama berbulan-bulan akan mengalami perubahan pada otak setelah kembali ke Bumi.
Evaluasi terbaru dari efek melengkung gaya berat mikro pada biologi berfokus pada ruang di sekitar pembuluh darah yang berkelok-kelok melalui otak, hal ini mengungkapkan tentang perubahan yang tetap ada pada astronaut di antara misi peluncuran.
Para peneliti dari seluruh Amerika Serikat (AS) membandingkan serangkaian pemindaian magnetic resonance image (MRI) dari 15 otak astronaut yang diambil sebelum tinggal enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS), dan hingga enam bulan setelah mereka kembali.
Menggunakan algoritma untuk menilai ukuran ruang perivaskular dengan sangat hati-hati (celah di jaringan otak yang dianggap memfasilitasi keseimbangan cairan), tim menemukan waktu yang dihabiskan untuk berada di orbit memiliki efek mendalam pada saluran otak, setidaknya untuk para astronaut pemula.
Di antara kumpulan astronaut veteran, tampaknya ada sedikit perbedaan dalam ukuran ruang perivaskular dalam dua pemindaian yang diambil sebelum misi dan empat pemindaian yang diambil setelahnya.
“Astronaut berpengalaman mungkin telah mencapai semacam homeostasis,” kata ahli saraf Oregon Health & Science University Juan Piantino, dilansir dari Sciencealert, Jumat (6/5).
Temuan ini mungkin tidak terlalu mengejutkan karena otak terdistorsi ketika tarikan gravitasi yang konstan selama di Bumi dihilangkan setelah berada di luar angkasa. Studi sebelumnya tentang jaringan dan volume cairan otak telah menemukan bahwa astronaut butuh waktu lama untuk pulih dari tugas di luar angkasa dengan beberapa perubahan yang akan bertahan selama satu tahun atau lebih.
Saat ini, astronaut jarang melakukan perjalanan ke luar angkasa dalam hidup mereka melebihi batas aturan yang berlaku, Biasanya, mereka menghabiskan waktu di ISS kita-kita selama enam bulan. Akan tetapi, ketika komersialisasi industri luar agkasa meningkat, semua hal ini bisa berubah.
Akan bermanfaat untuk mengetahui apakah perjalanan yang berulang menimbulkan bahaya, atau perubahan yang dialami dalam perjalanan pertama astronaut hanya bagian dari proses adaptasi.
“Kita semua beradaptasi untuk menggunakan gravitasi yang menguntungkan kita, alam tidak menempatkan otak kita di kaki kita – alam menempatkan mereka tinggi-tinggi. Begitu Anda menghilangkan gravitasi dari persamaan, apa hubungannya dengan fisiologi manusia?” kata Piantino
Meski demikian, dalam konteks ruang perivaskular yang diperluas, belum sepenuhnya jelas apakah perubahan itu disertai dengan risiko kesehatan yang cukup besar.
Terlalu dini untuk mengatakan apakah gayaberat mikro memiliki dampak sama sekali pada sirkulasi cairan tulang belakang otak di sekitar otak kita, apalagi jika perubahan bentuk jaringan saluran itu signifikan.
“Ini juga memaksa Anda untuk memikirkan beberapa pertanyaan mendasar tentang sains dan bagaimana kehidupan berevolusi di Bumi ini,” kata Piantino.
Tarikan gravitasi yang selalu ada bukan hanya sesuatu yang harus kita lawan. Ini adalah kekuatan yang telah kami kembangkan untuk digunakan yakni, membantu aliran darah dan pembuanga cairan beracun, dan berpotensi memiliki fungsi lainnya yang belum pernah terpikirkan.
Dengan mempelajari siklus perubahan mengenai kesehatan dan anatomi saat tubuh tidak mampu bertahan, kita akan belajar lebih banyak tentang penyakit dan gangguan lain yang ada dalam tubuh.(M-4)
Musik dapat berpengaruh positif terhadap stimulasi area kognitif anak, termasuk untuk pemrosesan bahasa dan suara, stimulasi ada pemikiran dan perhatian, dan koordinasi motorik.
Musik berpengaruh positif terhadap stimulasi area kognitif anak, termasuk untuk pemrosesan bahasa dan suara, stimulasi yang berfokus pada pemikiran dan perhatian, dan koordinasi motorik.
Ilmuwan menjelaskan bagaimana neuron menyimpan kenangan secara tersebar, mengapa kita tidak mengingat semua detail, dan bagaimana memori berevolusi.
Peneliti Johns Hopkins menemukan lebih dari 200 jenis protein di temukan di otak tikus tua yang mengalami penurunan kognitif.
Saat ini terdapat 160 kasus Multiple Sclerosis di Indonesia pada 2020, sementara prevalensi MS di Indonesia diperkirakan antara 1-5 penyintas per 100.000 penduduk.
Penelitian baru menemukan bukti kuat bahwa otak manusia dewasa masih bisa menumbuhkan sel saraf baru di hipokampus.
Penemuan objek antarbintang 3I/ATLAS memunculkan kembali spekulasi kontroversial: mungkinkah ini bukan sekadar komet, melainkan teknologi luar angkas yang disamarkan
Mengapa luar angkasa hampa udara? Temukan penjelasan ilmiah tentang kondisi vakum di luar angkasa, efek gravitasi, dan ekspansi alam semesta dalam artikel lengkap ini.
Sinyal radio tak biasa yang muncul dari bawah es Antartika tengah membingungkan para ilmuwan fisika partikel. Temuan ini berasal dari pengamatan Antarctic Impulsive Transient Antenna (ANITA)
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
LUAR angkasa menjadi salah satu simbol imajinasi yang tanpa batas sekaligus mengajak kita untuk bermimpi lebih tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved