Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
USAI mengumumkan misi pembangunan pangkalan penelitian di kutub selatan Bulan beberapa waktu lalu, Administrasi Luar Angkasa Nasional Tiongkok (China National Space Administration/CNSA) dikabarkan hendak meluncurkan fasilitas bulan buatan. Fasilitas atau similasi bulan itu dilengkapi medan magnet yang cukup kuat, dan berada di dalam ruang kedap udara berdiameter 2 kaki (60 cm).
Pakar Geoteknik China University of Mining and Technology, Li Ruilin menjelaskan fasilitas itu juga akan diisi batu dan debu untuk meniru kondisi asli di permukaan Bulan. Fasilitas ini menjadi yang pertama kali dibangun di dunia, yang mana kondisi gravitasinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pengguna.
"Beberapa eksperimen, seperti uji tumbukan, hanya perlu beberapa detik di simulator. Tetapi yang lain, seperti uji stabilitas dan perilaku material (creep testing) dapat memakan waktu beberapa hari. Dalam creep testing kami mengukur seberapa banyak material akan berubah bentuk ketika berada di bawah suhu dan tekanan konstan," ujar Ruilin, seperti dilansir dari Space.com, (17/1).
Fasilitas ini, lanjut Ruilin, terinspirasi dari eksperimen Andre Geim, fisikawan University of Manchester, Inggris, yang meraih Nobel pada 2000 karena dapat membuat katak mengapung di udara dengan bantuan medan magnet. 'Trik levitasi' yang dikembangkan Geim dan sekarang diterapkan pada bulan buatan itu sendiri kini dikenal dengan sebutan 'levitasi diamagnetik'.
"Setiap elektron akan memodifikasi gerakannya, menghasilkan medan magnetnya sendiri untuk melawan medan yang diterapkan. Jika magnet luar cukup kuat, gaya tolak-menolak antara magnet dan medan atom akan tumbuh cukup kuat untuk mengatasi gravitasi dan mengangkat objek," imbuhnya.
Keberhasilan simulasi bulan buatan itu selanjutnya akan dimanfaatkan untuk program eksplorasi bulan Tiongkok, Chang'e. Misi ini terdiri dari beberapa bagian, mulai dari Chang'e 4, yang berhasil mendaratkan wahana tanpa awak di bulan pada 2019, Chang'e 5 yang berhasil mengambil sampel batuan dari permukaan bulan pada 2020, hingga pada akhirnya Chang'e 8 atau misi pembangunan pangkalan penelitian di kutub selatan Bulan, yang rencananya akan diluncurkan CNSA pada 2030 mendatang. (M-1)
China berhasil meluncurkan Chang’e 6 pada 3 Mei 2024 dengan tujuan mengambil sampel batuan di sisi terjauh bulan atau sisi bulan yang tidak terlihat dari bumi
Tiga perusahaan sedang berupaya menyediakan penjelajah Bulan berikutnya milik NASA untuk misi berawak yang direncanakan pada akhir dekade ini.
Jepang berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa SLIM yang dijuluki "Moon Sniper" di permukaan Bulan pada Januari lalu.
Jika berhasil, ini merupakan pendaratan pertama Amerika di permukaan bulan sejak akhir era Apollo lima dekade lalu, dan yang pertama oleh industri swasta.
BADAN Antariksa Jepang atau Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) berhasil melakukan pendaratan pesawat luar angkasa "Moon Sniper" di bulan pada Sabtu, (20/1).
Dengan misi Smart Lander for Investigating Moon (SLIM), Jepang ingin menjadi negara kelima yang melakukan pendaratan lunak (soft landing) yang sangat rumit di permukaan berbatu Bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved