Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Pesawat Tanpa Awak NASA Berhasil 'Menyentuh' Matahari

Galih Agus Saputra
20/12/2021 09:20
Pesawat Tanpa Awak NASA Berhasil 'Menyentuh' Matahari
Ilusttrasi: Permukaan Matahari(AFP SOLAR ORBITER/EUI/ESA/NASA)

THE Parker, wahana tanpa awak milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), berhasil mencapai atmosfer terdekat Matahari. Kabar itu mereka umumkan dalam pertemuan American Geophysical Union, Selasa, (14/12).

Atmosfer itu kini mereka namai dengan sebutan 'korona'. Para ilmuwan NASA akhirnya berhasil menjalankan misi tersebut setelah melakukan percobaan selama delapan kali sejak misi itu dimulai pada April lalu.

Dari keberhasilan kali ini, para ilmuwan berharap Parker dapat membawa pulang data tentang 'korona' dan matahari, yang kemudian akan diteliti beberapa bulan lagi. Ilmuwan Johns Hopkins University, Nour Raouafi mengatakan pencapaian kali ini sangat menarik.

Menurutnya, matahari tidak memiliki permukaan yang padat. Oleh karena itu korona adalah atmosfer yang tepat untuk dijelajahi. Wilayah ini memiliki medan magnet yang sangat kuat karena cukup dekat, dan dari situ pula akan membantu upaya penelusuran akan ledakan matahari yang dapat memengaruhi kehidupan di Bumi.

Misi Parker sendiri pertama kali diluncurkan pada 2018. Kala itu, Parker berada di jarak 8 juta mil (13 juta km) dari pusat matahari dan mulai dapat merasakan angin matahari. Sejak sat itu perjalanan eksplorasi Parker terus berlanjut, bahkan sudah keluar masuk korona sebanuak tiga kali.

"Masing-masing transisi berjalan mulus. Tapi ini paling dramatis karena bisa berada di sana selama sekitar lima jam," kata Ilmuwan dari University of Michingan,Justin Kasper, seperti dilansir dari The Guardian, Minggu, (19/12).

Kasper menambahkan, eksplorasi Parker ini berjalan dengan sangat cepat karena melaju dengan kecepatan lebih dari 62 mil (100 kilometer) per detik. Meski begitu, Parker tetap dapat memberikan gambaran terbaru, dimana korona tampak lebih berdebu dari pada yang pernah diperkirakan sebelumnya.

"Eksplorasi korona di masa depan akan membantu para ilmuwan untuk lebih memahami asal usul angin matahari bagaimana angin itu dipanaskan, dan dipercepat ke luar angkasa," imbuhnya.

Parker selanjutnya akan dikirim kembali ke korona hingga ke titik terdekat matahari hingga 2025 mendatang. Keberhasilan percobaan kesembilan ini sendiri berlangsung pada Agustus lalu, dimana laporannya kini juga telah dipublikasikan lewat jurnal American Physical Society. (M-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya