Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
TIM ilmuwan yang berasal dari NASA dan berbagai institusi lainnya telah mengumumkan hasil penting dari analisis sampel asteroid Bennu yang diperoleh melalui misi OSIRIS-REx.
Hasil yang diterbitkan dalam tiga laporan ilmiah ini memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah dan struktur Bennu, mengungkap bahwa asteroid tersebut merupakan sebuah "kapsul waktu" yang menyimpan bahan dari beragam lokasi di tata surya.
Penelitian terhadap sampel menunjukkan bahwa Bennu tidaklah terdiri dari satu jenis material saja, melainkan gabungan dari berbagai bahan purba. Ann Nguyen, seorang peneliti di Pusat Antariksa Johnson NASA, menjelaskan bahwa bahan ini berasal dari banyak tempat yang berbeda.
"Kami menemukan partikel debu bintang yang berasal dari sebelum pembentukan tata surya, materi organik yang kemungkinan terbentuk di ruang antarbintang, serta mineral dengan suhu tinggi yang muncul lebih dekat dengan Matahari," ujar Nguyen.
Hal ini mengisyaratkan bahwa asteroid asal Bennu, yang hancur karena tabrakan sehingga membentuk Bennu saat ini, berasal dari material yang telah melakukan perjalanan jauh di ruang angkasa, dari area dekat Matahari hingga ke bagian luar tata surya.
Walaupun mengandung material purba, Bennu telah mengalami perubahan signifikan sepanjang waktu. Salah satu faktor utama adalah interaksi dengan air. Tom Zega dari Universitas Arizona menjelaskan bagaimana air mempengaruhi komposisi asteroid ini.
"Asteroid induk Bennu menyerap es dan debu pada akhirnya, es tersebut mencair, dan cairan yang dihasilkan berreaksi dengan debu sehingga membentuk apa yang kita lihat sekarang, dengan 80% dari sampel terdiri dari mineral yang mengandung air," tutur Zega.
Proses ini membuktikan bahwa terdapat air dalam jumlah banyak pada asteroid asal Bennu, yang kemudian mencair dan mengubah struktur mineralnya.
Di samping itu, Bennu terus-menerus terpapar pada kondisi luar angkasa yang ekstrem. Laporan lain menemukan adanya kawah kecil serta batuan yang mencair di permukaan sampel. Lindsay Keller dari NASA Johnson menyoroti bahwa ini adalah tanda-tanda dari "pelapukan antariksa" yang disebabkan oleh tumbukan mikrometeorit.
"Pelapukan pada permukaan Bennu terjadi jauh lebih cepat daripada yang kami duga," kata Keller. "Dengan kembalinya sampel ini, kami dapat mengidentifikasi karakteristik yang mempengaruhi serta menggunakan data tersebut untuk menjelaskan permukaan dan evolusi benda-benda asteroid yang belum kami teliti sebelumnya. "
Para peneliti menekankan betapa krusialnya misi seperti OSIRIS-REx. Banyak asteroid dan meteorit terbakar saat memasuki atmosfer Bumi dan tidak pernah mencapai permukaan, sehingga studi mendalam terhadap sampel yang diambil dari luar angkasa sangat diperlukan untuk memahami secara menyeluruh.
"Sampel-sampel ini sangat esensial untuk penelitian kami," kata Jessica Barnes dari Universitas Arizona. "Kami hanya bisa mendapatkan jawaban berkat sampel ini. Sangat luar biasa bahwa akhirnya kami bisa melihat informasi ini tentang asteroid yang selama ini kami berharap bisa dijelajahi. "
Penelitian ini memberikan pandangan yang lebih lengkap mengenai pembentukan tata surya kita 4,5 miliar tahun yang lalu, yang tidak bisa didapatkan hanya dari meteorit yang jatuh ke Bumi.
Sumber: NASA
Analisis awal terhadap sampel asteroid Bennu yang dikumpulkan oleh misi OSIRIS-REx NASA mengungkapkan keberadaan mineral fosfat magnesium-natrium, yang belum pernah terdeteksi
Selama setahun terakhir, para peneliti di Berkeley Lab Departemen Energi telah melakukan analisis mendalam terhadap serangkaian sampel yang luar biasa.
Penelitian terbaru mengungkap asteroid Bennu mengandung jejak air asin, mineral garam, serta senyawa organik seperti asam amino dan nukleobase—blok bangunan penting kehidupan.
Para ilmuwan dari IBS Center for Climate Physics meneliti dampak asteroid katastropik terhadap iklim dan ekosistem Bumi menggunakan model simulasi canggih.
NASA telah mengungkap temuan awal yang mungkin menjadi petunjuk tentang asal usul kehidupan di Bumi setelah misi bertahun-tahun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved