Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Setiap tahunnya, jumlah sampah plastik kian meningkat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sampah plastik di Indonesia mencapai angka 64 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 3,2 juta ton di antaranya terbuang ke laut. Sementara itu, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 85.000 ton.
Bahkan data dari The National Plastic Action Partnership (NPAP) mencatat sekitar 4,8 juta ton sampah plastik per tahun tidak terkelola dengan baik. Artinya, masalah sampah plastik masih menjadi isu serius yang harus lebih diperhatikan agar tidak merusak kelestarian alam baik di darat maupun laut.
Sampah plastik yang masih sulit didaur ulang hingga kini ialah sampah multilayer dan sampah High Density Polyethylene (HDPE). Meskipun sulit terurai dan didaur ulang, sayangnya kedua jenis sampah ini menjadi jenis sampah yang banyak dihasilkan.
Data dari Greenpeace 'Throwing Away The Future: How Companies Still Have It Wrong on Plastic Pollution Solutions', sekitar 855 miliar sachet plastik terjual di pasar global tahun 2020. Sedangkan Asia Tenggara dengan pangsa pasar sekitar 50%. Selain itu, pada tahun 2027, diprediksi jumlah kemasan sachet yang terjual akan mencapai 1,3 triliun.
Ditilik dari segi nilai ekonomisnya pun, sampah sachet atau plastik multilayer sangatlah bernilai rendah. Oleh sebab itu, pelestari cenderung mengabaikan sampah jenis ini dan hanya memungut jenis plastik yang dapat dijual kembali.
Kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan untuk menghentikan masalah sampah. Sampah rumah tangga juga menyumbang sampah yang cukup banyak. Maka dari itu, diperlukan peran memilah sampah dari setiap keluarga mulai dari memilah sampah kering, basah, hingga sampah sachet multilayer dan sampah HDPE.
Conscious Living yang diusung oleh P&G Indonesia yang bekerjasama dengan Octopus, startup yang bergerak dalam pemilihan sampah. Program yang diluncurkan secara resmi hari ini tersebut bertujuan untuk mendukung proses pengelolaan sampah termasuk sampah sachet multilayer dan HDPE.
Lewat aplikasi Octopus yang dapat diunduh secara gratis, setiap orang yang telah memilah sampah dapat memanggil pelestari lingkungan guna menjemput sampah sachet multilayer dan HDPE. Kemudian lewat ini, konsumen berhak mendapatkan poin usai menyerahkan sampah-sampah tersebut. Poin tersebut bisa ditukarkan dengan pulsa dan lain sebagainya. Selanjutnya, sampah yang telah diambil tersebut akan dibawa ke tempat pengolahan yang sudah ditentukan.
"Kita mengambil sachet multilayer dan HDPE yang belum ada nilainya sama sekali tapi sekarang kita memberikan nilai ekonomi dan harapannya bisa meningkatkan taraf hidup dari pelestari dan produktivitas dari bank sampah," kata Asrini Suhita, Sales Senior Director & Sustainability Leader P&G Indonesia pada webinar P&G bertajuk Peluncuran Program Conscious Living via daring Selasa (5/10).
Asrini menargetkan sekitar 30 ton sampah dengan sebanyak 2.800 pelestari yang telah bergabung dalam program tersebut. Program ini dimulai pada area Jawa Barat dengan mengumpulkan
Kegiatan pengelolaan dan daur ulang sampah ini menggandeng Waste4Change untuk melakukan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir.
Jikaa dihitung secara kasar sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, kerugian yang disebabkan oleh masalah pencemaran sampah plastik di laut Indonesia diperkirakan mencapai Rp2.000 triliun.
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan masyarakat di Indonesia juga bisa masuk ke Samudera Hindia hingga ke Madagaskar.
Warga akan diedukasi modul Plastic, Sustainability & You Education (PSYE) untuk meningkatkan kesadaran tentang penggunaan plastik berkelanjutan dan pengelolaan limbah yang efektif.
Target pemerintah Indonesia dalam menurunkan kebocoran sampah plastik dari aktivitas masyarakat sebesar 70 persen pada 2025.
BRIN terus melakukan penelitian dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dalam mendeteksi jenis sampah plastik. Termasuk, melibatkan akademisi dari berbagai multidisiplin ilmu.
Greeneration Foundation bersama EcoRanger dan Kecamatan Muara Gembong yang didukung oleh Fujitsu menyelenggarakan Merdeka Clean Up Muara Gembong
Pertalindo mendorong berbagai upaya agar persoalan sampah bisa diatasi seiring terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
Langkah ini tidak hanya mendekatkan pengolahan sampah ke sumbernya, namun juga berkontribusi dalam mengurangi beban TPA dan mendukung ekonomi sirkular.
Kesepakatan skema pengelolaan sampah ini dilakukan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama di bidang pengelolaan sampah dari kedua daerah.
PRESIDEN Prabowo Subianto meminta rakyat Indonesia untuk mengisi momen kemerdekaan HUT ke-80 RI dengan kegiatan positif. Lebih dari sekadar upacara,
TPA Sarimukti belum sepenuhnya konsep sanitary landfill itu diterapkan karena anggaran pengadaan tanahnya sebelumnya digunakan untuk pemadatan di zona 2 dan 3.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved