Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Misi Pemerataan TI

*/M-1
29/8/2021 06:10
Misi Pemerataan TI
Dirut Bakti Kominfo, Anang Achmad Latif (kiri) dan supervisor teknisi PT Palapa Timur Telematika (PTT), Imanuel Karel Imang.(MI/PERMANA)

DIREKTUR Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Anang Achmad Latif, mengungkapkan tugas utama organisasinya ialah melaksanakan pengelolaan pembiayaan kewajiban pelayanan universal, penyediaan infrastruktur serta layanan telekomunikasi dan informatika.

Berbagai proyek telah dijalankan Bakti, termasuk proyek strategis nasional, seperti Palapa Ring (proyek penggelaran kabel fiber optik sepanjang 12.000 km), proyek satelit multifungsi, penyediaan BTS di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), hingga penyediaan akses internet untuk sekolah, puskesmas, balai desa, dan lokasi lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.

Berdiri pada 2006, Bakti pada mulanya bernama Balai Telekomunikasi dan Informatika Pedesaan (BTIP) yang kemudian bertransformasi menjadi Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) pada 2010 dan menjadi Bakti pada 2017.

Anang mengatakan tantangan Bakti kian besar karena lahirnya ekonomi digital sejak 2014 hingga saat ini. Di sisi lain, jurang ekonomi digital masih sangat besar antara perkotaan dan perdesaan. Maka dari itu, diperlukannya pemerataan ekonomi digital di seluruh Indonesia.

Dalam menjalankan tugas pemerataan TI itu, tantangan besar tentunya harus dihadapi Bakti, khususnya dalam soal akses dan transportasi di berbagai kawasan 3T. Berbagai kisah unik pun dialami personel Bakti, salah satunya Imanuel Karel Imang yang bertugas sebagai supervisor teknisi di PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang membangun tower jaringan internet di pedalaman Papua.

Lelaki asli Kupang, NTT, itu sudah tiga tahun bergabung di PTT. Dia menceritakan bagaimana sulitnya akses untuk membangun tower di pegunungan dan pedalaman Papua sehingga lokasi tersebut hanya dapat dijangkau dengan helikopter. Moda transportasi itu pula yang digunakan untuk menyuplai bahan makanan hingga berbagai material konstruksi tower.

Lebih lanjut, Anang memberikan pesan kepada seluruh masyarakat bahwa literasi digital ialah hal penting agar dapat menggunakan internet dengan baik dan aman. Tanpa literasi digital, internet dapat berbalik menjadi bumerang. "Ini ibarat dua sisi mata pisau, ada negatif dan positif, sehingga perlunya guru dan orangtua memantau anak-anaknya dan para siswanya," pungkas Anang. (*/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya