Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Mau Pitching Dokumenter? Simak Strategi dari Sutradara Aswang

Fathurrozak
20/8/2021 20:59
Mau Pitching Dokumenter? Simak Strategi dari Sutradara Aswang
Film Aswang (2019)(IMDB)

Film dokumenter Aswang (2019) telah memenangkan berbagai penghargaan, termasuk hadiah utama di RIDM, DMZ Docs, FFD Yogyakarta, dan Corsica Doc. Aswang juga menjadi film dokumenter pertama yang dianugerahi Best Picture selama 68 tahun penyelenggaraan Filipino Academy of Movie Arts and Sciences (FAMAS) Awards, FFI-nya Filipina.

Alyx Ayn Arumpac sutradara Aswang, membeberkan perjalanan panjang dokumenternya. Mulai dari memperoleh pendanaan, produksi bersama kolaborator internasional, kolaborasi kreatif, dan distribusi strategis. Dokumenter ini menjadi ko-produksi antara Filipina, Prancis, Norwegia, Jerman, Qatar, dan Denmark.

“Aswang itu ya sejenis monster/setan di Filipina. Setiap anak tahu Aswang dan takut. Mengapa saya memberi judul dokumenter ini Aswang, karena ada penyebaran ketakutan. Itu ide dasar proyek ini. Ketika ada banyak peristiwa kematian yang terjadi pada malam hari, dan itu menjadi salah satu alasan saya ingin menggarap film ini,” ungkap Alyx, dalam sesi masterclass bersama alumni Docs by The Sea yang menjadi pembuka rangkaian Docs by The Sea Accelerator 2021, Rabu, (18/8).

Aswang mengangkat isu perang melawan narkoba yang diusung Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Atas kebijakan itu, banyak korban berjatuhan. Kebanyakan korbannya adalah mereka yang ada di gang-gang kecil. Sementara para bandar, tetap melenggang bebas. Kepolisian menerapkan hukuman mati yang hanya menyasar rakyat miskin. 

Di Aswang, Alyx yang punya minat pada isu keadilan HAM mengikuti seorang anak, seorang pengurus rumah duka, dan tokoh-tokoh lain yang terdampak oleh kekerasan dan ketidakadilan yang merajalela. 

Setelah dirinya melakukan riset setahun sebelum produksi, ide untuk menggarap Aswang selalu hinggap di pikirannya. Ketika ia submit proyek filmnya ke Doc Station di Berlinale Talents, dirinya kemudian tersadar. Dia adalah pembuat film, bukan jurnalis.

“Itu hal yang menarik untuk saya. Karena kemudian saya berpikir tentang bahasa visual yang ingin saya gunakan.”

Saat itu, Alyx belum punya persiapan matang. Ia hanya menuliskan beberapa paragraf terkait proyeknya. Bahkan belum ada pengambilan gambar. Selain di Doc Station Berlinale Talents, Alyx juga mendaftarkan diri ke Docs by the Sea. Di sini, ia bertemu dengan penyunting filmnya, dan ko-produsernya dari Norwegia. Ia juga sempat ke Dok Leipzig Co-Pro Market di Jerman.

“Wah, di Leipzig itu pengalaman yang cukup aneh. Saya sudah melakukan pertemuan singkat dengan banyak orang. Mungkin ada sekitar 10-15 pihak yang ikut pitching untuk film saya. Tapi semuanya bilang enggak yakin dengan ide saya. Bener-bener enggak ada yang tertarik. Mereka semua menolak dan itu cukup bikin saya patah hati ya. Saya enggak tahu apa yang terjadi di sana,” cerita Alyx.

Saat kilas balik mengenai proyeknya itu, ia sadar sebenarnya dari beberapa kali pitching yang diikuti, idenya masih terlalu mentah. Sehingga Alyx tidak cukup membawa materi untuk dipresentasikan, dan itu cukup memengaruhi minat calon investor filmnya.

“Ketika sudah punya treatment, trailer yang dianggap bagus sepertinya itu pertanda siap untuk dibawa ke forum pitching. Dari pengalaman saya, ketika pitching terlalu awal, itu masih akan kekurangan materi. Pada dasarnya kan untuk menunjukkan hal yang lebih luas lagi. Jadi, soal waktu itu juga penting. Harus persiapkan lebih baik lagi,” papar Alyx.

Ia juga mengungkap salah satu strateginya adalah dengan membuat beberapa tabel yang akan disesuaikan dengan linimasa forum lab, forum pitching, dan jadwal festival. Yang tidak kalah penting, memilih mitra produksi. Misalnya saja, menurutnya penting untuk memilih produser dan ko-produser yang bisa menulis, karena itu akan berpengaruh dalam mendapatkan pendanaan.

“Oh ya, saranku juga kalian harus siapkan di mana akan lakukan world premiere-nya, kerja sama dengan PR sebelum film rilis supaya siap untuk poster dan trailernya juga. Bagaimana nanti untuk interview dengan pers sebelum premiere.”



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya