Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Kebakaran hutan dan permukiman menjadi bencana yang tak berkesudahan. Dikutip dari BBC dan beberapa sumber lainnya, satu-persatu negara di berbagai belahan bumi mengalami kebakaran hebat. Tak hanya melanda wilayah hutan dan lahan, kebakaran juga tak jarang meluas hingga ke wilayah permukiman dan memakan korban jiwa.
Meski bukan satu-satunya penyebab, kenaikan suhu bumi akibat pemanasan global disebut oleh banyak ahli sebagai faktor penyebab kebakaran menjadi sangat besar dan sulit terkendali. Khususnya ketika terjadi di area gambut dan wilayah dengan suhu tinggi.
Di Indonesia, kebakaran hutan merupakan hal yang terjadi setiap tahun. Setidaknya dalam sepuluh tahun terakhir. Pada tahun lalu, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), setidaknya 300 ribu hektare area hutan terbakar di berbagai provinsi. Di Asia, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kejadian kebakaran hutan terparah setiap tahunnya.
Selain di Asia, kebakaran besar sepanjang tahun 2020 hingga 2021 ini juga terjadi hampir di semua benua mulai dari Amerika, Eropa, Australia, hingga Afrika. Seluruhnya sempat kewalahan dengan kebakaran besar yang melahap area hutan dan permukiman warganya.
Di benua Amerika, kebakaran besar terjadi di beberapa negara di antaranya Amerika Serikat. Di AS, California mengalami kebakaran hebat pada tahun 2020 yang menghanguskan setidaknya 4 juta hektare lahan hutan, menewaskan 31 orang, dan menghancurkan lebih dari 8 ribu bangunan.
Saat ini di tahun 2021, kebakaran juga tengah kembali terjadi di California. Dalam sepekan terakhir, setidaknya 463.477 hektare lahan hutan di California telah habis dilalap api.
Di Eropa, kebakaran hebat baru saja terjadi di Turki. Sejak akhir Juli 2021 lalu Turki mengalami kebakaran hutan yang merambah hingga permukiman. Setidaknya tiga orang tewas dan puluhan ribu lainnya dievakuasi.
Di Afrika, kebakaran hutan saat ini masih berlangusng di Aljazair. Kebakaran tersebut meluas dengan sangat cepat dan besar hingga permukiman warga. Setidaknya 69 warga tewas akibat keterlambatan evakuasi.
Sementara itu di Australia, kebakaran hebat juga terjadi di pertengahan tahun 2020. Kebakaran tersebut merupakan yang terparah dalam sejarah negeri kangguru. Setidaknya 27 orang meninggal dan 2 ribu rumah hangus. Secara total, lebih dari 7,3 juta hektare lahan terbakar di enam negara bagian di Australia.
Selain terkendala sumber air, sulitnya pemadaman yang sudah memasuki hari keenam hingga Jumat ini, disebabkan lidah api yang hendak dipadamkan merambat di bawah gambut.
HUJAN deras mendadak mengguyur Kota Pekanbaru sejak sekitar pukul 15.30 WIB hingga 17.30 WIB, Jumat (25/7) sore.
Puncak musim kemarau di Riau berlangsung pada Juli, berbeda dengan mayoritas wilayah Indonesia yang puncaknya terjadi di Agustus.
KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto menyatakan karhutla disebabkan oleh warga yang membakar lahan.
ASAP tebal masih menyelimuti sebagian wilayah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggunakan helikopter water bombing untuk membantu pemadaman kebakaran kebakaran hutan dan lahan di Rokan Hulu, Riau.
Mencairnya gletser memuci letusan gunung api yang lebih sering dan eksplosof, yang memperparah krisis iklim.
Penelitian terbaru mengungkap hilangnya hutan tropis menyebabkan pemanasan global berkepanjangan setelah peristiwa Great Dying 252 juta tahun lalu.
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved