Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Romantisasi Cinta Beracun di Haseen Dillruba

Fathurrozak
27/7/2021 11:27
Romantisasi Cinta Beracun di Haseen Dillruba
Adegan film Haseen Dillruba(Dok. Netflix )

Film Haseen Dillruba mulanya punya beberapa tawaran isu yang ciamik. Soal gugatan posisi perempuan pada keluarga heteronormatif, dan perjodohan. Tapi keseluruhan film malah menyuguhkan romantisasi cinta beracun yang bikin pusing.

Alkisah, Rishu (Vikrant Massey) tewas karena suatu ledakan di rumahnya. Dalam penyelidikan polisi, ditemukan kejadian tersebut adalah karena pembunuhan. Tersangka utamanya adalah sang istri, Rani (Taapsee Pannu).

Melalui investigasi yang berjalan selama dua bulan di kantor polisi itulah film plot Haseen Dillruba digulirkan. Dengan alur nonlinear, Rani menjadi pembawa kisah sejak ledakan itu berlangsung hingga jauh sebelumnya.

Sebelum ledakan, hubungan pasangan suami istri baru Rani dan Rishu sudah seperti orang asing. Ditambah hidup bersama ibu mertua (ibu Rishu) yang juga mendikte Rani, semakin meruncingkan rumah tangga. Hidup Rani tiba-tiba berubah ketika sepupu Rishu, Neel (Harshvardhan Rane), menumpang di rumah mereka. 

Neel adalah sosok alpha male yang Rani dambakan, bertolak belakang dengan suaminya. Mereka berdua pun memulai perselingkuhan. Namun, Rani yang tadinya mantap bakal meninggalkan Rishu, malah dicampakkan Neel yang minggat.

Dari titik inilah kemudian serentetan romantisasi cinta beracun Haseen Dillruba yang dialognya banyak mengutip buku Kasauli ka Kahar (Wrath of Kasauli) karya pengarang rekaan film Dinesh Pandit. Bahkan, untuk resolusi film juga bergantung pada plot yang ada di buku itu.

Mulanya, film ini seperti bakal menyuguhkan gagasan tentang gugatan terhadap tata modern posisi perempuan dalam keluarga heteronormatif. Atau bagaimana kecanggungan sosok beta male di hadapan alpha female. Ibu Rishu yang super menuntut istri harus bisa masak, bikin teh buat suami, dan segala urusan domestik dibebankan pada perempuan, digugat oleh Rani. Tapi sayangnya itu bukan jadi soalan utama.

Juga gugatan tentang pernikahan berdasar perjodohan atau tradisi mak comblang ala India yang berimbas pada ‘gagalnya’ Rani dan Rishu dalam memahami karakter masing-masing ketika sudah berkeluarga. Lagi-lagi, ini juga cuma dijadikan sebatas isu lalu.

Film yang disutradarai Vinil Mathew dan naskahnya ditulis Kanika Dhillon ini, lebih mengintensikan pada topik kriminal dan misteri di balik kisah Rani dan Rishu, yang malah menunjukkan hubungan beracun yang diromantisasi.

Beberapa kali misalnya upaya Rishu mencelakakan Rani ditampilkan, maksudnya barangkali sebagai penebusan kesalahan Rani yang pernah selingkuh. Tapi, perangkap rumah tangga yang tidak sehat ini malah dilihat seperti ‘ujian’ pasangan ini membina keluarga. Alih-alih menawarkan cara pandang bagaimana sebaiknya bisa lepas dari situasi tersebut.

Konstruksi kekerasan berulang Rishu pada Rani seolah dianggap kewajaran. Ditambah lagi, Rishu masih sesekali ditampilkan sebagai sosok penyelamat Rani. Karakterisasi Rani dibikin seperti ia memang tidak punya independensi. Padahal, kalau merujuk pola pikirnya yang cukup modern dibanding Rishu dan keluarganya, pembuat film sepatutnya mampu menampilkan karakter Rani yang lebih punya peran.

Pada akhirnya, Haseen Dillruba menjadi film yang mengagungkan cinta walau beracun. Meski darah harus keluar, asal keluarga tetap bertahan dengan segala romantisasinya. Haseen Dillruba tayang di Netflix. (M-2) 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya