Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
Rutinitas banyak orang memang tak terlepas dari smartphone. Bahkan, saat bangun tidur, hal yang pertama kali dicari orang adalah ponsel. Smartphone selain sangat berguna untuk komunikasi, juga dapat memberikan informasi dengan cepat dan mudah. Dengan semakin banyaknya kemudahan yang ditawarkan, Smartphone kini jadi kebutuhan banyak orang.
Namun, menurut penelitian yang telah diterbikan di International Journal of Environmental Research and Public Health, menggunakan ponsel selama 1000 jam atau 17 menit per hari selama 10 tahun dapat menyebabkan peningkatan risiko 60% terkena tumor/kanker. Itu juga mengakibatkan dua kali risiko mengembangkan tumor otak selama satu dekade.
Dilansir dari dailymail.co.uk, Kamis (8/7),berdasarkan temuan ini, penulis studi menyarankan orang harus menggunakan telepon rumah sedapat mungkin untuk berkomunikasi dibandingkan dengan menggunakan ponsel.
Penelitian ini melibatkan analisis statistik dari 46 studi berbeda tentang penggunaan ponsel dan kesehatan di seluruh dunia para ahli dari UC Berkeley.
Para peneliti mengatakan radiasi dari sinyal seluler mengganggu mekanisme seluler dan dapat mengakibatkan terciptanya protein stres yang menyebabkan kerusakan DNA, tumor, dan bahkan kematian sel dalam kasus-kasus ekstrem.
Pakar dari Universitas Berkeley memeriksa studi sebelumnya yang dilakukan di AS, Swedia, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru untuk mendapatkan gambaran luas tentang penggunaan ponsel dan kesehatan.
Penulis studi Joel Moskowitz mengatakan orang harus meminimalkan waktu dalam menggunakan ponsel, menjauhkan benda itu dari tubuh dan menggunakan telepon rumah untuk panggilan jika memungkinkan.
“Studi yang meneliti hubungan antara penggunaan ponsel dan kanker memang masih kontroversial, kata Moskowitz. “itu adalah topik politik yang sangat sensitif.”
Dia mengatakan ada konsekuensi ekonomi yang signifikan untuk industri telepon seluler.
Tim Berkeley melakukan penelitian dengan Pusat Kanker Nasional Korea Selatan dan Universitas Nasional Seoul.
"Penggunaan ponsel menyoroti sejumlah masalah kesehatan masyarakat dan sayangnya hanya mendapat sedikit perhatian di komunitas ilmiah," kata Moskowitz.
Michelle Mitchell, kepala eksekutif Cancer Research UK mengatakan tinjauan tersebut melihat temuan penelitian sebelumnya tentang dampak penggunaan ponsel pada kesehatan.
Dia mengatakan hasilnya beragam dan adanya beberapa keterbatasan penting dengan beberapa penelitian yang digunakan.
Moskowitz mengatakan banyak ahli yang mendukung bahwa modulasi perangkat nirkabel membuat energi radiasi lebih aktif secara biologis.
Lebih dari 250 ilmuwan yang telah meneliti efek kesehatan dari medan elektromagnetik non-pengion dari perangkat seluler, telah menandatangani International EMF Scientist Appeal, yang menyerukan peringatan kesehatan dan batas paparan yang lebih kuat.
"Jadi, ada banyak ilmuwan yang setuju bahwa radiasi ini berbahaya bagi kesehatan kita," jelas Moskowitz. (M-4)
Di tengah perjuangan melawan kanker, kekuatan bukan hanya berasal dari terapi medis, tetapi juga dari dukungan emosional dan hubungan yang bermakna dengan komunikasi empatik.
Jumlah pasien kanker usus besar di bawah usia 50 tahun diperkirakan akan berlipat ganda pada 2030.
Kurang tidur menyebabkan kerusakan DNA, melemahnya kekebalan tubuh, meningkatnya peradangan, dan terganggunya ritme sirkadian, yang semuanya bekerja sama membantu sel kanker.
Wanita di India alami kanker yang datang dari kebiasaannya bekerja terlalu keras dengan minim istirahat hingga membuatnya stres.
Vaksin kanker berbasis mRNA menunjukkan hasil luar biasa pada uji coba tikus. Vaksin ini mampu mengecilkan bahkan menghilangkan tumor.
Faktor genetik, lingkungan, hingga gaya hidup turut memengaruhi kemungkinan seseorang mengidap kanker usus besar.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Kasus Raya, anak di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing menunjukkan standar kebersihan di masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Kesehatan adalah soal ideologi, bukan sekadar urusan teknis atau statistik. Kita harus bersama bergandengan tangan membangun sistema kesehatan dengan fondasi nilai keadilan.
Berjalan cepat minimal 15 menit setiap hari dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 20%, mengurangi risiko penyakit serius.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa perokok mentol cenderung lebih sulit berhenti karena sensasi dingin yang dihasilkan membuat rokok terasa lebih ringan.
Anggota DPRD DKI Jakarta, Alia Noorayu Laksono, menyoroti minimnya dukungan Pemprov terhadap kader posyandu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved