Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Jaimen Hudson memiliki hidup yang bisa dikatakan mulus. Ia tumbuh bersama keluarga yang memiliki hobi menyelam. Orangtuanya adalah instruktur selam. Ia pun belajar menyelam dari mereka. Tapi, saat usianya 17 tahun ia mengalami kecelakaan. Sejak itu hidupnya tidak lagi sama.
Jaimen mengalami disabilitas quadriplegia. Kondisi gangguan saraf yang ditandai dengan melemahnya keempat anggota gerak tubuh (lengan kiri, lengan kanan, tungkai kiri, dan tungkai kanan). Ia pun tidak bisa dengan bebas menyelam. Ia kemudian lebih lekat dengan kegiatan videografi. Jaimen dikenal dengan video-video aerialnya yang mendokumentasikan Paus dan Lumba-lumba.
Perjalanan hidup Jaimen itu didokumentasikan dalam dokumenter From Sky to Sea. Ide itu awalnya datang dari pasangan sinematografer-produser Leighton dan Jodie De Barros. Keduanya melihat perjalanan Jaimen sangat luar biasa, sehingga sangat layak untuk didokumentasikan dan menjadi inspirasi teman-teman disabilitas lain.
“Dokumenter ini berfokus tentang pertumbuhan di kehidupanku bersama keluargaku. Tentang bagaimana insiden kecelakaan motor yang turut mengubah kehidupanku. Dan ini menjadi perjalananku setelah 12 tahun tidak menyelam,” kata Jaimen saat wawancara melalui konferensi video, Selasa, (22/6).
Film From Sky to Sea akan menjadi film penutup di gelaran Festival Sinema Australia Indonesia pada Minggu, (27/6) pukul 20:30 WIB. Sebelumnya film ini tayang pada (19/6). Penonton bisa mengakses www.fsai2021.com untuk mendapat tiket secara gratis.
Selain menunjukkan kehidupan personal Jaimen, From Sky to Sea juga menyuguhkan lanskap coastline Australia. Jaimen, Leighton dan Jodie merekam Paus dan Lumba-lumba di tengah biru pirusnya air laut.
“Sepertinya kami mulai mendokumentasikan ini sejak kelahiran anakku, dan sekarang dia sudah berusia dua tahun,” katanya.
Jaimen pun menyinggung, situasi pendaan untuk film dokumenter di Australia tidak berbeda jauh dengan di Indonesia. Leighton dan Jodie membutuhkan waktu panjang untuk kemudian akhirnya bertemu mitra funding.
“Ya sama situasinya. Kami (dokumenter) di sini pun susah untuk mendapatkan pendanaan. Produserku harus datang ke banyak pihak untuk mendapatkan funding. Ada yang berhasil, tapi banyak juga yang gagal. Dari pihak tv itu pertama datang dari stasiun tv Jepang. Lalu kami juga dapat funding dari Screenwest (organisasi pendanaan dan pengembangan screen di Australia Barat), dan ada juga beberapa perusahaan yang kemudian ikut mendanai.”
Film From Sky to Sea ingin memperlihatkan pada publik luas, teman disabilitas pun mampu meraih mimpinya. Jaimen yang sudah pensiun selama 12 tahun menyelam pun berusaha mewujudkan mimpinya untuk kembali menyelam di laut. Tapi, film ini juga sekaligus ingin memperlihatkan tantangan yang dihadapi para teman disabilitas dalam kehidupan sehari-hari mereka. (M-4)
YaSDI adalah lembaga atau organisasi yang berfokus pada pemberdayaan dan dukungan bagi penyandang disabilitas di Indonesia
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan pentingnya data yang memadai untuk memahami kebutuhan kelompok rentan dalam pembangunan
17,85% penyandang disabilitas berusia lebih dari 5 tahun di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
MESKI semangat inklusi terus digaungkan, nyatanya hanya sebagian kecil penyandang disabilitas yang berhasil menembus dunia kerja.
PEMBERDAYAAN penyandang disabilitas perlu terus ditingkatkan untuk mendukung proses pembangunan nasional. Saat ini berbagai tantangan masih kerap dihadapi oleh penyandang disabilitas.
ANGGOTA Komisi A DPRD DKI Jakarta, Achmad Yani, mendorong Pemprov DKI memberikan ruang kerja yang layak bagi penyandang disabilitas.
Program ini merekrut kalangan disabilitas menjadi afiliator tanpa modal melalui pelatihan vokasi dan pendampingan intensif penjualan online.
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Media Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam mendukung inklusifitas dan pemberdayaan penyandang disabilitas melalui penyelenggaraan Festival Setara & Berdaya 2025.
Ajang ini diikuti 335 atlet terdiri dari 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi dan lebih dari 200 peserta umum.
Dengan tema "Voice in Color, Ability Meets Independence", pameran ini bertujuan untuk mempromosikan kesadaran dan pemahaman tentang kemampuan dan potensi penyandang disabilitas
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved