Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Para ilmuwan dari Universitas Bergen, Norwegia, berhasil melihat ke masa lalu dan memahami dampak yang ditimbulkan aktivitas manusia terhadap alam, dengan mengamati struktur sedimen lumpur dari dasar sungai dan danau.
"Sungguh menakjubkan - salah satu hal yang paling menarik. Mereka adalah jendela kita ke masa lalu," papar Dr. Ondrejj Mottl, seorang ahli ekologi dari Bergen, Norwegia, seperti dilansir bbc.com, Jumat (28/5).
Dr. Mottl dan tim mengekstraksi inti lumpur dari kedalaman danau dan lahan basah menggunakan silinder tanah yang panjang dan padat. Mereka mengambil sampel dari 1.000 lokasi di berbagai tempat di dunia, nyaris dari semua benua - kecuali Antartika.
Inti lumpur berisi catatan sejarah tentang apa yang tumbuh di suatu wilayah, sejak ribuan tahun yang lalu.Menganalisis inti lumpur dan serbuk sari yang mengendap di setiap lapisannya dapat membawa pemahaman baru tentang kapan aktivitas manusia mulai mengubah struktur vegetasi di bumi.
Catatan serbuk sari dapat melacak dampak pertama kegiatan spesies kita (manusia) di alam sekitar 4.000 tahun yang lalu.
Dengan mengekstraksi inti lumpur, para peneliti dapat menghitung tanggal karbon setiap lapisan lumpur untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi dan kapan.
"10.000 tahun terakhir, iklim Bumi relatif stabil, jadi [sejak saat itulah] kami dapat menghitung pengaruh dari manusia," terang Suzette Flantua, ahli ekologi global University of Bergen.
"Pengaruh itu dimulai segera setelah kita - manusia - mulai membersihkan tumbuhan liar untuk memberi ruang bagi tanaman kita dan ternak kita," imbuhnya.
Aktivitas pembukaan lahan tersebut mulai masif terjadi di Asia dan Amerika Selatan terlebih dahulu, kemudian meluas ke Eropa sekitar 2.000 tahun lalu. Itu mematahkan anggapan bahwa aktivitas manusia baru berdampak ke Bumi sejak beberapa abad lalu, ketika Revolusi Industri dimulai.
Menurut banyak ahli biologi dan ilmuwan iklim, manusia sekarang berada dalam periode sejarah Bumi yang dapat disebut Antroposen - sebuah zaman kejayaan manusia di planet Bumi. Lebih dari tiga perempat permukaan tanah bumi telah diubah oleh aktivitas manusia.
Temuan inti lumpur ini diyakini para periset juga akan memberikan wawasan berharga tentang lingkungan alam di Bumi. Termasuk tentang bagaimana manusia dapat mengintervensi alam untuk membuatnya dapat bertahan di era pemanasan global dewasa ini.
"Ada beberapa perubahan iklim yang sudah terjadi, " jelas Dr Overpeck. "Sebagian besar pohon tua di hutan kita adalah bibit saat cuaca lebih dingin. Jadi, kita perlu menanam bibit yang akan tumbuh subur saat cuaca lebih hangat."
Untuk melindungi hutan dari kebakaran hutan, yang juga menjadi lebih sering dan lebih ganas di iklim yang lebih hangat dan kering ini, menurutnya butuh pengelolaan hutan yang jauh lebih intensif juga - termasuk dengan mengurangi pohon-pohon kecil yang menyediakan "bahan bakar yang baik" untuk kebakaran hutan.
Dr Overpeck menyarankan bahwa, jika 'pengaturan' hutan dilakukan dengan benar, kita dapat "menanam hutan untuk menangkal emisi karbon" dan pada saat sama menciptakan lapangan kerja. (BBC/M-2)
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Terwujudnya Taman Kehati diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan ekosistem.
Gambar satelit NASA menunjukkan dampak pemanasan global di Alaska. Di mana lapisan salju tahun lalu telah menghilang dan menyisakan hamparan tanah kosong yang luas.
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyampaikan dukungan penuh dari pusat terhadap provinsi-provinsi yang terdampak kebakaran hutan.
Provinsi Saskatchewan dan Manitoba di Kanada menetapkan status darurat akibat kebakaran hutan besar yang memaksa lebih dari 20.000 warga mengungsi.
Hutan tropis dunia kehilangan 67.000 km² lahan primer pada 2024 akibat kebakaran dan perubahan iklim.
Budi Gunawan saat Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) 2025, menyampaikan pesan Prabowo Subianto agar karhutla jangan menjadi isu internasional.
Menko Polkam Budi Gunawan memimpin Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Nasional tahun 2025
BMKG mengingatkan soal kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan (karhutla), terutama saat memasuki periode musim kering atau kemarau monsunal yang diprediksi terjadi pada bulan Juni
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved