Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
SEPATU kets (sneaker) berwarna putih bisa dibilang pilihan klasik untuk selalu tampil gaya. Sneakers berwarna putih memang cocok di banyak kesempatan, mulai dari kasual hingga semi formal.
Meski begitu, memiliki sneaker putih berarti anda harus siap dengan risiko lebih mudah terlihat kotor. Untuk mengatasi hal ini, pakar sepatu dari Sneaker Lab, Johnny Fajardo bahkan rela menyisihkan waktu di akhir pekan untuk merawat seluruh koleksinya sendiri. Merawat sepatu selama satu jam di akhir pekan baginya ialah kegiatan yang cukup menyenangkan.
"Ini satu-satunya waktu yang saya gunakan untuk menghilangkan stres, menjernihkan pikiran, dan memutuskan sambungan dari telepon, surel, dan berbahai macam perangkat elektronik," katanya.
Beberapa cara merawat sneaker berwarna putih tersebut sempat dibagikan Fajardo. Bagi anda yang tertarik, berikut adalah rangkuman tips yang ia bagikan dan dilansir dari laman Zappos.com, Selasa, (25/5):
1. Semprotkan Lapisan Pelindung
Kunci sukses untuk membuat sepatu putih selalu terlihat baru, menurut Fajardo, bisa didapat segera setelah sepatu tersebut dikeluarkan dari kotak pembungkus. Pada tahap ini, anda
bisa menyemprot cairan (partikel nano) pelindung untuk menjaga lapisan luar. "Semprotan tersebut akan membentuk lapisan luar tak terlihat yang dapat melindungi sepatu dari kotoran, noda, dan cairan," katanya.
2. Perhatikan Tempat Penyimpanan
Semua sneaker yang layak dan hendak digunakan patut disimpan di dalam tas atau kotak sepatu. Hal ini, kata Fajardo, memang sering kali tidak disadari oleh para kolektor. Padahal ketika disimpan tanpa menggunakan tas atau kotak, sepatu rentan terkena debu dan berbagai kotoran mikroskopis yang beterbangan di dalam ruangan, bahkan di ruang tertutup seperti lemari.
"Seiring berjalannya waktu, sepatu terutama yang berbahan rajutan, jaring, dan suede (bagian dalam kulit hewan) akan mengumpulkan partikel debu ini, yang pada akhirnya akan memengaruhi tampilan sepatu Anda secara keseluruhan," kata Fajardo.
3. Gunakan Carian Pembersih
Carian pembersih berbasis air menurut Fajardo, ialah pilihan yang tepat ketika digunakan untuk membersihkan sepatu. Cairan dengan bahan seperti ini tidak sekeras pembersih berbahan kimia, dan aman digunakan pada semua bahan, termasuk jaring dan kulit. Cairan jenis ini juga bisa dikombinasikan dengan air hangat untuk menghilangkan sebagian besar noda yang menempel pada sepatu.
Meski begitu, Fajardo juga menjelaskan para kolektor dapat menggunakan setetes soda kue, pasta gigi, air hangat, dan sikat gigi. Tapi cara ini tidak ia rekomendasikan untuk merawat 'sneaker biasa', meski dapat berhasil mengatasi noda yang membandel.
4. Pahami Jenis dan Teknik Menyikat
Teknik menyikat menurut Fajardo sering kali menjadi kesalahan umum para kolektor ketika merawat sneaker. Ada anggapan yang tersebar bahwa semakin keras seseorang menyikat sepatu, maka akan semakin bersih sepatu tersebut.
Padahal cara seperti itu, lanjutnya, justru dapat melonggarkan bahan atau kain, yang akhirnya membuat tampilan sepatu semakin cepat terlihat usang. Maka dari itu, Fajardo menyarakan agar para kolektor membeli sikat sepatu dengan bulu sedang atau bisa juga menggunakan sikat gigi bekas. Sikat dengan bahan yang ringan dan lembut tidak merusak kain, atau justru dapat membantu kinerja larutan pembersih hingga ke bagian lipatan maupun celah sepatu.
5. Bersihkan Secara Rutin
Melakukan perawatan secara rutin dan menyeluruh sangatlah penting bagi mereka yang memiliki sneaker berwarna putih. Menurut Fajardo tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa kotoran dan noda tidak menumpuk, atau yang pada akhirnya dapat mempersulit proses pembersihan itu sendiri.
"Asumsinya, jika Anda mengenakan sepatu putih, tiga sampai empat kali seminggu, maka saya sarankan pembersihan menyeluruh setiap dua minggu," pungkas Fajardo. (M-1)
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
DESAINER Nila Baharuddin, kembali hadir di Jepang dengan koleksi eksklusif tas handmade. Salah satu yang menjadi sorotan utama dalam koleksinya adalah tas perpaduan makramé dan rotan.
Anna Wintour mundur dari American Vogue setelah 37 tahun. Ia tetap pegang posisi global di Condé Nast. Pergantian besar tengah terjadi di tubuh perusahaan.
Busana dengan gaya khas Italia 1951 tampil di koleksi dari merek fesyen asal Italia Max Mara, berkolaborasi dengan merek dasi asal Italia E. Marinella.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Temukan perjalanan inspiratif THENBLANK, brand fashion lokal yang lahir dari ruang tamu kecil hingga sukses menembus pasar digital bersama Shopee.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved