Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MEMBUAT kompos di rumah kini semakin banyak dilakukan keluarga Indonesia. Kelas-kelas pembuatan kompos pun semakin laris diikuti.
Fenomena itu sangat bagus untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, menghasilkan kompos sendiri juga dapat menghemat pengeluaran untuk membeli pupuk tanaman.
Jika anda termasuk yang otodidak belajar membuat kompos, terdapat beberapa bahan yang disebutkan Badan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (EPA) untuk sebaiknya dihindari. Berikut daftarnya:
1.Susu dan produk turunannya
Susu dan produk turunannya seperti mentega, krim, hingga yogurt sebaiknya tidak digunakan untuk membuat kompos. Kandungan pada susu dapat menyebabkan kompos yang dibuat memiliki bau yang lebih tajam. Tak hanya dapat membuat tidak nyaman, bau tersebut juga bisa menarik lebih banyak hama seperti tikus dan lalat.
2.Daging
Meski beberapa pegiat komposting membolehkan, EPA menyatakan berbagai unsur hewani seperti daging, sisa tulang, dan sisa makanan berprotein hewani, sebaiknya disertakan sebagai bahan kompos. Pembusukan bisa menjadi sangat parah dengan bau yang tidak terkontrol. Kandungan pada daging juga bisa menarik serta memunculkan berbagai jenis hama. Mulai dari lalat, tikus, hingga belatung.
3.Arang
Arang mengandung zat-zat yang dapat merusak tanaman. Kompos yang mengandung arang tak akan membuat tanaman menjadi subur melainkan rusak dan tak berkembang.
4.Kotoran Hewan Peliharaan
Meski beberapa jenis kompos dibuat dengan bahan baku kotoran hewan, kotoran hewan peliharaan seperti kucing dan anjing sangat tidak disarankan untuk diolah menjadi kompos. Kotoran hewan yang disarankan untuk menjadi bahan kompos ialah hewan ternak yang hanya mengonsumsi tumbuhan atau herbivora.
5.Paparan Pestisida
Pastikan sisa tumbuhan atau rumput yang akan digunakan membuat kompos tidak terpapar dengan pupuk kimia atau pestisida. Kandungan pestisida berpotensi membunuh bakteri yang bermanfaat untuk menyukseskan proses pembuatan kompos. (M-1)
Kelola limbah domestik dengan efektif! Panduan praktis pengelolaan sampah rumah tangga untuk lingkungan bersih dan sehat.
Program ini merupakan bagian dari upaya mengedukasi masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga.
Tim penegakan hukum akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat untuk tindakan lebih lanjut
Eco-enzyme juga memiliki manfaat ekologis yang luas, seperti mengurangi polusi dan menghasilkan enzim-enzim yang mampu menetralkan zat kimia berbahaya di lingkungan.
Rendahnya nilai ekonomi limbah botol plastik yang rendah lantaran pihaknya langsung menjual kepada pengepul tanpa proses pengolahan lebih lanjut.
Sebanyak 91% masyarakat sudah menggunakan tas pengganti kantong plastik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved