Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Tabrakan asteroid raksasa yang membinasakan dinosaurus, ternyata memberi kesempatan bagi hutan hujan tropis berkembang di Bumi, demikianlah klaim para peneliti.
Setelah batuan antariksa berdiameter 12 km menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu, vegetasi yang tumbuh memenuhi hutan di Bumi kala itu pun juga ikut berganti. Hutan yang awalnya dipenuhi oleh tumbuhan paku, berganti menjadi hutan hujan tropis.
Untuk menjelaskan pola pergantian vegetasi ini tim peneliti dari Smithsonian Tropical Research Institution dari Panama kemudian melakukan riset dengan meneliti fosil serbuk sari dan beberapa jenis fosil daun dari Kolombia untuk menyelidiki bagaimana awal mula hutan tropis dapat tumbuh di kawasan Amerika Selatan.
"Tim kami memeriksa lebih dari 50.000 fosil serbuk sari dan lebih dari 6.000 fosil daun yang kami bagi menjadi dua kategorikan yaitu sebelum dan sesudah tabrakan besar," papar Dr Mónica Carvalho, peneliti senior dari Smithsonian Tropical Research Institution, seperti dilansir dari bbc.com, Jumat (2/4).
Peneliti menyimpulkan bahwa vegetasi yang memenuhi hutan -sebelum asteroid besar menghantam tempat yang sekarang disebut Semenanjung Yucatan di Meksiko- didominasi oleh aneka jenis tumbuhan paku atau yang disebut sebagai tumbuhan runjung atau pakis.
Namun setelah tabrakan tersebut terjadi, keanekaragaman hutan paku diperkirakan menurun sekitar 45% dan kepunahan massal pun terjadi, terutama pada jenis tanaman penghasil benih.
Kondisi hutan di Amerika Selatan pulih setelah enam juta tahun, pasca kejadian tabrakan besar, namun vegetasi yang tumbuh berganti. Hutan didominasi oleh jenis-jenis tanaman 'angiospermae' atau tumbuhan yang berbunga.
Struktur hutan juga mengalami akibat transisi ini. Selama Zaman Kapur Akhir, ketika dinosaurus masih mendiami Bumi, pepohonan yang membentuk hutan memiliki jarak yang sangat luas, meninggalkan area terbuka yang diterangi matahari pada lantai hutan.
Namun pasca-tabrakan, hutan mulai mengembangkan kanopi tebal yang membuat lebih sedikit cahaya mencapai tanah dan terciptalah hutan hujan tropis.
"Pelajaran yang dapat kita simpulkan dari penelitian ini adalah bahwa pasca peristiwa besar terjadi (tabrakan asteroid)... ekosistem bumi tak hanya memiliki kemampuan untuk bangkit kembali; tapi juga beradaptasi dan berganti, meski prosesnya memakan waktu sangat lama," pungkas Dr. Carvalho. (BBC/M-2)
Kapsul yang membawa sampel tersebut memasuki atmosfer sebelum pukul 02.30 waktu Jepang, menciptakan bola api seperti bintang jatuh saat memasuki atmosfer Bumi.
Kapsul pembawa sampel asteroid Ryugu jatuh di wilayah Australia pada Minggu waktu setempat. Kemudian, kapsul dari pesawat luar angkasa Hayabusa2 itu diterbangkan ke Jepang.
Roket Atlas V yang bertanggung jawab untuk mendorong pesawat itu dijadwalkan lepas landas pada Sabtu (16/10) pukul 05.34 waktu setempat dari Cape Canaveral.
Pesawat DART dijadwalkan dikirimkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 pada 23 November pukul 22.20 waktu setempat dari Pangkalan Udara Vandenberg, California.
Sebuah asteroid besar, yang ukurannya sebanding dengan gedung tertinggi di Bumi, sedang menuju planet ini pada pertengahan Desember, seperti yang dicatat oleh pelacak asteroid NASA.
Para Ilmuan di NASA tidak sabar menganalisis sampel asteroid Bennu yang diperkirakan sampai ke Bumi pada september.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved