Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Ini Prediksi Wajah Industri Hiburan Tahun 2021

Fathurrozak
01/1/2021 15:40
Ini Prediksi Wajah Industri Hiburan Tahun 2021
Bioskop Cobble Hill di New York City yang tutup lantaran pandemi(Angela Weiss / AFP)

MESKI tengah diliputi bayang gelap pandemi pada kuartal pertama 2021, tampaknya kini industri hiburan sudah lebih siap menghadapi tahun ini. Berikut adalah alasan mengapa industri hiburan tahun ini akan lebih optimistis, berdasar pengamatan produser Tom Nunan, dikutip dari Forbes, Jumat, (1/1).

1. Ekshibisi Jaringan Bioskop

Meskipun di banyak negara tengah diliputi prediksi yang kurang baik, satu hal yang pasti adalah pengalaman menonton di bioskop tidak akan hilang. Hanya berubah. Tahun lalu, box office AS mencetak rekor penerimaan domestik hampir US$14 milyar (Rp197 triliun lebih). Akibat pandemi, angka itu turun lebih dari 80% pada 2020.

Koreksi angka penerimaan jumlah penonton juga terjadi di Indonesia. Jika pada dua tahun belakangan jumlah penonton Indonesia selalu berada di atas angka 50 juta, tahun 2020 juga memupuskan tren penaikan tersebut. Setidaknya, menurut catatan Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) Edwin Nazir, Indonesia kehilangan potensi 17,5 juta penonton pada 2020.

Banyak film yang kemudian menunggu antrean untuk pemutaran. Baik film-film studio besar Hollywood seperti No Time To Die, Fast Furious F9, maupun film Indonesia seperti Ali & Ratu-Ratu Queens, yang menunggu tayang pada tahun ini. Pertanyaan bagi investor: akankah pemilik jaringan bioskop saat ini akan tetap mempertahankan bisnis mereka?

Apa pun drama di balik layar, tidak diragukan lagi pada akhir kuartal kedua, bioskop akan mulai membuat rekor lagi, secara masif.

2. Pertunjukan Panggung

Ketika kita akhirnya kembali pada budaya menonton di bioskop, hal itu juga akan berlaku pada pertunjukan-pertunjukan panggung. Terutama pada pertunjukan yang memungkinkan berada di luar ruangan. Konser musik, pentas teater, akan kembali kehabisan tiket. Dengan rencana vaksinasi, dan pemenuhan herd immunity yang dapat dicapai setidaknya pada akhir triwulan 2-3, bisa mendorong menggeliatnya seni pertunjukan maupun acara musik.

3. Tayangan TV

Menghadapi banyaknya pilihan hiburan, jaringan atau saluran TV akan mendorong relevansi untuk terakhir kalinya, dengan memproduksi dan menayangkan lebih banyak produksi langsung, reality show, dan rangkaian tayangan pertandingan olahraga langsung yang jauh lebih luas daripada tahun-tahun sebelumnya. Ada Olimpiade Tokyo yang akan kembali pada tahun 2021, dengan berbagai turnamen dan kompetisi yang menghasilkan siaran TV yang sangat baik menjelang Olimpiade yang sempat ditunda pada tahun 2020 itu.

4. Layanan Streaming

Kita semua menyadari betapa dahsyatnya streaming pada tahun 2020. Tahun 2021 akan menjadi waktu transisi, ketika konsumen akan disuguhi menu premium yang lebih besar, opsi streaming.

Ketika Disney mengadakan Investor Day lebih dari dua minggu lalu, reporter dan pemegang saham utama benar-benar kelelahan pada akhir presentasi selama empat jam, setelah menyerap cakupan penawaran yang luar biasa yang telah direncanakan Disney untuk 12-24 bulan mendatang.

Ke mana Disney pergi, pemain besar lainnya akan mengikuti. Pada 2020 kemungkinan kita melihat setidaknya satu layanan streaming besar tutup (baik melalui akuisisi atau konsolidasi). Tapi, pada 2021, ini akan menjadi  rivalitas sengit untuk kelangsungan hidup para penyedia layanan untuk menghasilkan beragam konten. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya