Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
DI antara jajaran penulis top dunia, Malcolm Gladwell telah dikenal dengan keistimewaan tersendiri. Penulis Kanada kelahiran Inggris yang lima bukunya masuk daftar best seller The New York Times ini dikenal dengan tulisan-tulisan analisis fenomena sosial, psikologi, hingga ekonomi dari sisi yang kerap luput dari perhatian orang.
Pada buku Blink (2005), Gladwell memaparkan kekuatan dari insting atau impresi di beberapa detik pertama di awal pertemuan dan bagaimana mengontrolnya untuk menghasilkan keputusan yang tepat. Sementara itu, di buku teranyarnya, Talking to Strangers ( 2019), ia menganalisis bagaimana sistem atau kebijakan yang agresif dan tanpa toleransi pada akhirnya juga bisa memengaruhi cara berinteraksi masyarakat dengan orang asing. Buku-bukunya pun dipuji tokoh dunia, seperti Oprah Winfrey.
Pria yang masuk daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia dari majalah Time pada 2005 ini juga aktif mengembangkan bisnis bernama Pushkin Industries yang bergerak di industri kreatif berupa pembuatan konten di podcast. Sejak 2016, ia membawakan sebuah acara podcast bernama Revisionist History yang sukses hingga kini.
Jumat (13/11), Gladwell menjadi pembicara utama Ideafest 2020, Restrat, yang digelar secara virtual. Berikut petikan wawancara Media Indonesia dan sejumlah media lainnya dengan pria yang menjadi jurnalis sejak 1987 itu:
Bagaimana Anda melihat masa pandemi ini, dan menurut Anda apa yang membuat sebagian orang lebih tegar dalam menghadapinya jika dibandingkan dengan yang lainnya?
Saya tidak tahu bagaimana harus bereaksi akan hal ini. Pandemi ini ialah masa yang sangat sulit untuk semua orang, bagaimana sulitnya mereka melewati masalah penyakit yang menular ini, bagaimana cara untuk mengatasinya karena pandemi ini ialah hal yang baru kita alami.
Beberapa orang memiliki pengalaman dan biasanya terjadi karena gap generasi. Coba bagaimana yang dipikirkan generasi yang seusia ibu saya. Mereka hidup dengan tidak ada banyaknya media dan pola interaksi berbeda di generasi 50, 60, atau 70-an.
Anak muda jaman sekarang lebih tertata dan lebih bisa bertahan dengan interaksi daring atau telepon. Mereka lebih banyak menggunakan hal tersebut sehingga mereka lebih mahir dan bisa menggunakan media tersebut dengan benar. Saya rasa media seperti Facebook memiliki banyak masalah untuk orang tua, mereka hidup sudah cukup lama dan mengerti apa batasan untuk anak muda serta tahu apa kelemahan dan kekuatannya.
Apa pandemi juga berdampak besar bagi Anda?
Tentu saja, jika bukan karena pandemi, saya pasti sudah berkunjung ke Indonesia. Saya sangat ingin berkunjung dan mengetahui tentang kebudayaan serta hal lainnya mengenai negara Anda.
Masa pandemi ini membuat saya memiliki waktu yang lebih untuk diri saya apalagi di rumah. Untuk seseorang dengan pekerjaan seperti saya, saya butuh mengekspose orang baru, ide baru, dan menjadi lebih produktif. Saya berharap dapat melakukan hal itu dan melakukan hal baru lainnya, dan saya yakin bukan hanya saya saja yang seperti itu, yang harus bertemu orang baru dan mendapatkan banyak ide-ide baru. Ini ialah harga yang jelas harus kami bayar di masa pandemi ini.
Bagaimana Anda menjaga kreativitas bahkan di masa ini?
Saya tidak beristirahat terlalu lama, hanya travel yang tidak bisa saya lakukan. Sebagai penulis, kita harus selalu kreatif dan produktif di mana pun. Saya memiliki dua proyek selama tiga bulan dan terus dengan proyek selanjutnya dua bulan kemudian. Jadi seperti waktu yang fresh karena kita memiliki waktu yang sangat hebat dengan ide-ide yang cemerlang.
Bagaimana Anda melihat pengaruh pandemi ini terhadap dunia industri kreatif?
Ada dua macam hal yang harus kita garis bawahi. Masa Ini ialah anugerah yang sangat bagus untuk dunia industri kreatif. Kalian tahu bahwa banyak orang yang diam di rumah hanya membaca buku dan menonton acara yang mereka sukai. Ada juga tantangan yang harus dilewati industri kreatif sekarang, yaitu pembatasan penonton atau audiensi. Namun, buat saya, saya membaca lebih banyak buku dan menonton acara TV yang saya tidak pernah lakukan sebelumnya.
Apakah Anda memiliki tips untuk para penulis lainnya di masa sulit seperti sekarang ini?
Ambil keuntungan di masa sekarang ini. Anda memiliki lebih banyak waktu untuk membaca dan merenung. Hidup akan kembali berjalan normal suatu saat nanti. Coba berpikir bahwa sekarang ini ialah seperti libur sekolah musim panas. Ambil kesempatan sekarang untuk lebih membebaskan diri Anda dari segala rutinitas yang biasa Anda jalani. Anda akan dapat ide-ide baru dengan ekspresi baru yang berbeda. Jangan buang waktu ini.
Terkait dengan buku Anda, Talking to Strangers, apa menurut Anda masa pandemi membuat orang menjadi lebih curiga terhadap orang lain karena interaksi kita juga semakin terbatas?
Saya kira tidak bisa dijawab dengan sesimpel itu. Karena dengan situasi tertentu, kita bisa menjadi palsu dan manusia pasti berbuat kesalahan. Jadi saya tidak akan menyalahi pandemi akan hal itu karena kita sendiri memiliki informasi terbatas tentang orang yang kita temui. Jadi saya rasa pandemi tidak memiliki peran yang penting tentang apa yang terjadi antarmanusia.
Apa kesalahpahaman yang sering terjadi ketika pertama kali kita berbicara dengan orang asing dan bagaimana kita mengatasi hal tersebut?
Masalah terbesar, menurut saya, ialah terlalu percayanya kita terhadap penilaian pertama seperti dari bahasa tubuh. Penurunan penilaian itu ialah hasil dari penilaian yang luar biasa pada penampilan dan cara bicara, dan itulah salah satu sumber yang tidak bisa dipercaya. Saya rasa hal yang pertama harus dilakukan ialah meniru orang asing yang kita hadapi. Saya akan berusaha untuk tidak terganggu dengan apa yang Anda lakukan selama itu tidak melanggar aturan.
Anda juga pernah mengungkapkan jika kreativitas dan rasa empati dapat membantu komunikasi kita dengan orang asing menjadi lebih efisien. Bagaimana untuk bisa melakukannya?
Kita tidak cukup bagus merangkai kata untuk orang asing. Kesan pertama atau penilaian pertama tadi sangat acak dan tidak beraturan. Karenanya, kita membutuhkan rasa keingintahuan dan empati untuk bisa melalui penilaian pertama tersebut. Seperti, ketika saya pertama bertemu Anda dua bulan lalu. Saya belum punya penilaian dan kesan tentang Anda. Tapi, saya sangat ingin mengetahui lebih lanjut dan memiliki keingintahuan tentang penilaian tersebut dan mengumpulkan beberapa bukti dan membandingkannya sehingga bisa mendapatkan hasil yang berbeda dari penilaian pertama tadi. Kesabaran ialah kuncinya, amat sangat bermanfaat jika kita berbicara dengan orang yang baru pertama kali bertemu.
Anda sudah menyebut peran medsos, menurut Anda apakah di era keterbukaan informasi ini mestinya manusia lebih mudah untuk mengenali orang lain, hingga bisa menghindari asumsi?
Hal positif dari media sosial ialah mengenalkan kita ke orang lain, mengenalkan kita terhadap ide-ide baru dan juga kejadian apa yang sedang terjadi dengan orang lain. Tapi tidak selalu hal positif yang muncul dari fenomena dunia media sosial. Hal yang penting ialah batasan antara bentuk media yang memulai interaksi dan bentuk media lainnya yang melengkapi interaksi tersebut. Media sosial sangat bagus sebagai perkenalan dan penting untuk kita mengetahui hal tersebut.
Contohnya, jika saya ingin tahu tentang Anda, cukup dengan melihat Twitter atau Facebook Anda. Tapi, itu tidak cukup dalam tanpa pertemuan. Twitter dan Facebook hanya bagus sebagai perkenalan awal. Saya berharap di masa pandemi ini semua orang mengerti akan hal itu, bahwa medsos hanya sebagai perkenalan. (M-1)
Anggota Pansel capim dan dewas KPK Ivan Yustiavandana mengatakan di tahap selanjutnya, yaitu wawancara.
KETUA Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) I Dewa Gede Palguna mengaku remuk melihat kondisi MK saat ini yang makin hari makin dilemahkan.
KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh menegaskan dukungan partainya atas inisiatif hak angket di DPR RI untuk mengusut dugaan kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2024.
Presiden Vladimir Putin menyatakan dalam wawancara bahwa Barat harus menyadari bahwa "tidak mungkin" untuk mengalahkan Rusia di Ukraina.
Pengumpulan data penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Terdapat langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang harus diikuti.
Pagelaran Paritrana Award tahun 2021 ini telah memasuki tahap penjurian (wawancara) bagi para kandidat penerima penghargaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved