Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DEMI memutus rantai penyebaran virus korona baru (covid-19), pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir). Menjaga jarak atau menerapkan physical distancing menjadi salah satu cara efektif untuk melindungi diri dari paparan virus korona.
Dalam kondisi ini, jarak aman penting diperkirakan agar bisa terhindar dari virus korona. Ada beberapa anjuran mengenai jarak fi sik yang aman di era kenormalan baru. Ada yang menyebut idealnya jarak antarorang ialah dua kali lengan orang dewasa, tetapi ada juga yang bilang satu lengan orang dewasa (kira-kira 1 meter) sudah cukup. Salah satunya, seperti yang dikutip dalam akun Twitter @PT_Transjakarta, “Pembatasan pelanggan di dalam bus dilakukan agar jaraknya tetap terjaga satu lengan. Mari bersama-sama tertib menjaga jarak satu lengan di dalam dan di luar bus,” kutip akun Twitter @PT_Transjakarta.
Saya agak tergelitik dengan istilah ‘menjaga jarak satu atau dua kali lengan orang dewasa’. Berterima dan berlogikah istilah tersebut, yang jelas-jelas lengan itu bukan alat ukur? Lalu, berapa jarak yang aman agar kita tidak tertular virus korona? Mengapa menjaga jarak jadi salah satu hal yang penting?
Menurut World Health Organization (WHO), menjaga jarak minimal 2 meter bisa menekan penyebaran. Hal senada, menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, menjaga jarak minimal 2 meter untuk menghindari paparan virus korona.
Dari paparan di atas jelas apabila kita bisa menjaga jarak minimal 2 meter itu hal yang bagus, tetapi jauh lebih baik jika menjaga jarak lebih dari 2 meter karena risiko terinfeksi jauh lebih rendah.
Mengapa menjaga jarak salah satu hal yang penting? Droplet yang keluar saat kita batuk, jika tanpa masker bisa meluncur sampai 2 meter. Saat berbicara tanpa masker, aerosol (uap air) bisa meluncur sejauh 2 meter. Covid-19 menular melalui droplet, terutama ketika orang batuk dan bersin. Droplet yang membawa virus itu lalu masuk melalui mata, hidung, dan mulut, atau lewat tangan yang terkontaminasi ketika menyentuh permukaan di tempat umum.
Berkaitan dengan masalah kebahasaan di atas, berlogikah istilah menjaga jarak satu atau dua kali lengan orang dewasa? Tentu saja tidak berlogika sebab lengan bukanlah satuan alat ukur. Selain itu, karena ukuran panjang lengan orang berbeda-beda. Pun lengan dapat bergerak fleksibel (bisa ke depan, ke atas, ke bawah, dan ke samping).
Istilah bahasa tak berlogika ini sama seperti halnya soal ‘ ketinggian air’ dan ‘setinggi lutut orang dewasa’, yang tidak tepat saat reporter melaporkan terjadinya banjir. Dua contoh itu membenturkan logika dan persepsi. Secara logika, pengukur an debit air dilakukan dari atas ke bawah. Dalam KBBI, lema tinggi disebutkan ‘jauh jaraknya dari posisi sebelah bawah’, sedangkan lema ‘dalam’ diartikan ‘jauh ke bawah (dari permukaan); jauh masuk ke tengah (dari tepi). Artinya, makna tinggi dimulai dari dasar menuju atas, sedangkan makna dalam di mulai dari permukaan ke bawah.
Yuk main teka-teki lucu dan menghibur ini dengan teman.
Kamu yang ingin mengetahui apa itu ice breaking, berikut penjelasan tentang hal tersebut!
Istilah air putih ini hadir sebagai pembeda antara air bening dan air yang layak diminum.
Akan tetapi, sayangnya, banyaknya istilah terkait kasus korona itu tidak cukup mampu menggerakkan masyarakat untuk sadar akan bahaya covid-19.
Kata yang berkelonan tanpa aturan merupakan kretivitas yang digunakan sekali jalan. Akhirnya hilang dan terlupakan.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved