Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
ALASAN seseorang bisa jatuh cinta, bisa bermacam-macam. Mulai dari ketertarikan fisik, kepribadian, atau bahkan karena merasa punya kesamaan nilai satu sama lain. Tetapi, jika pada kesempatan selanjutnya mereka memutuskan untuk menikah, kebahagiannya ternyata juga dipengaruhi oleh jenis gen.
Hal tersebut diketahui dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan Yale School of Public Health, Amerika Serikat. Hasil amatan mereka dipublikasikan melalui jurnal Plos One. Penelitian itu mengungkapkan jika variasi genetik turut memengaruhi hormon yang berperan dalam ikatan sosial atau yang dikenal sebagai oksitosin.
Penyusun makalah penelitian itu, Joan Monin menjelaskan, ia dan tim telah meneliti 178 pasangan suami istri, dengan rentang usia 37 hingga 90 tahun. Setiap pasangan diminta untuk menjawab pertanyaan terkait keamanan dan kepuasan dalam hubungan, selain juga diminta sampel air liurnya untuk diketahui jenis gen (genotipe)-nya.
Hasil amatan menunjukkan kepuasan dalam hubungan terdapat pada pasangan yang memiliki genotipe GG. Kepuasan hubungan dalam pasangan tersebut bahkan lebih besar dari perasaan aman yang dimiliki.
"Studi ini menunjukkan bagaimana perasaan dalam hubungan dipengaruhi, lebih dari sekadar pengalaman bersama dari waktu ke waktu. Dalam pernikahan, seseorang juga dipengaruhi oleh kecenderungan genetiknya sendiri dan pasangan," kata Monin, seperti dilansir dari Sciencedaily, Kamis, (5/11).
Monin dan tim juga menemukan bahwa seseorang dengan genotipe GG, cenderung merasakan keterikatan yang lebih sedikit dalam pernikahan. Genotipe GG individu dan genotipe GG pasangan menyumbang sekitar 4% kepuasan dalam perkawinan. Meskipun persentase itu tergolong kecil, akan tetapi perannya cukup signifikan karena berangkat dari faktor genetik, disamping adanya faktor lingkungan yang dimiliki pasangan. (M-1)
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Perasaan sedih dan stres saat harus kembali ke rutinitas usai liburan dalam dunia psikologi disebut dengan istilah post holiday blues.
Pondok Pesantren Darunnajah menghadirkan Darunnajah Assessment and Development Center (DADC), sebuah pusat asesmen dan pengembangan psikologis bagi santri, pendidik, dan masyarakat umum.
Pentingnya peran psikologi sebagai disiplin ilmu dan praktik dalam mendukung pembangunan bangsa, terutama dalam menciptakan masyarakat yang sehat secara mental dan berdaya saing.
Saat ini, timnas U-20 sedang menjalani pemusatan latihan di Jakarta, yang dijadwalkan berlangsung sejak 5-30 Januari sebelum tampil di Piala Asia U-20 di Tiongkok.
Layanan curhat yang diberikan Mega Salsabilah memang tidak memberikan solusi seperti seorang ahli, namun setidaknya memberikan kebahagiaan bagi orang yang bercerita kepadanya.
Luna Maya yang baru saja menikah mencuri perhatian publik dengan penampilannya yang glowing, elegan, dan timeless.
SRI Sultan Hamengku Buwono X turut hadir dalam acara resepsi pernikahan Stevi Harman dan Mario Pranda yang digelar di Gedung Tribrata, Jakarta Selatan.
Adat Batak, khususnya Batak Toba, memiliki aturan adat yang ketat dalam urusan pernikahan. Larangan ini bukan tanpa alasan—melainkan demi menjaga nilai budaya.
Nick dan Vanessa Lachey membagikan aturan emas dalam pernikahan mereka: menjaga batas antara urusan rumah dan pekerjaan.
Hugh Jackman mengaku terkejut dan kecewa akan pernyataan mantan istrinya Deborra-Lee Furness soal "pengkhianatan" dalam pernikahannya.
Pernikahan dini juga merampas hak anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved