Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Apa itu Doomscrolling dan Bagaimana Cara Menghentikannya?

Fathurrozak
17/7/2020 15:05
Apa itu Doomscrolling dan Bagaimana Cara Menghentikannya?
Ilustrasi: Orang Menggunakan HP(Unsplash/Yura Fresh)

DOOMSCROLLING atau juga dikenal doomsurfing adalah istilah baru yang merujuk pada kecenderungan untuk terus berselancar atau menelusuri berita buruk, meskipun berita itu menyedihkan, atau mengecewakan. Banyak orang yang mendapati diri mereka terus membaca berita buruk tentang covid-19 tanpa ada kemampuan untuk berhenti atau mundur.

 Menurut para pakar kesehatan, doomscrolling dapat memberi dampak signifikan pada kesehatan mental dan fisik kita. Aktivitas ini dapat membuat kita marah, cemas, tertekan, tidak produktif dan kurang terhubung dengan orang yang kita cintai dan diri kita sendiri.

 "Ini adalah jalan yang paling tidak resisten untuk tetap mengonsumsi secara pasif melalui media sosial. Kamu harus menarik diri dari itu. Ini tidak hanya melepaskan diri, tetapi juga berurusan dengan dampak yang ada pada pola pikir Anda, yang seringkali dapat berlangsung berjam-jam," kata Dr. Vivek Murthy, mantan ahli bedah umum yang telah banyak menulis dampak kesepian pada kesehatan pribadi, dikutip dari The New York Times.

Banyak dari kita yang mengalami hal ini. Namun, jangan khawatir ada pendekatan untuk memodifikasi perilaku kita ini. Ini beberapa langkah agar kita terhindar dari doomscrolling.

 1. Buat rencana untuk mengendalikan waktu

 Orang-orang pada dasarnya adalah konsumen informasi, dan berita seperti permen digital yang dibagikan 24 jam sehari. Untuk menolak makan sebanyak-banyaknya, kita dapat membuat rencana untuk mengendalikan berapa banyak yang kita konsumsi. “Mirip dengan bagaimana orang dapat membuat rencana diet menurunkan berat badan, “kata Adam Gazzaley, ahli ilmu saraf dan ko-penulis buku The Distracted Mind: Ancient Brains in a High-Tech World.

 Langkah-langkahnya, adalah pertama mengakui dampak yang diciptakan dari doomscrolling untuk kesehatan. Langkah kedua, buat rencana realistis yang bisa Anda lakukan dan ulangi sampai terbentuk kebiasaan. Membuat jadwal adalah pendekatan yang efektif. Mulailah dengan membuat janji temu untuk segala hal mulai dari kegiatan biasa, seperti berjalan-jalan di luar, hingga urusan bisnis, seperti konferensi video. Sisihkan waktu-waktu tertentu dalam sehari untuk membaca berita, jika memang harus - dan jika itu membantu, tetapkan timer 10 menit untuk mengingatkan Anda agar berhenti menggulir layar HP Anda.

“Juga penting untuk memikirkan kembali istirahat. Alih-alih tetap terpaku pada layar, berjalan-jalanlah di sekitar blok, naik sepeda olahraga, siapkan camilan favorit. Dan tetapkan janji temu bahkan untuk waktu istirahat Anda, :kata Dr. Gazzaley.

 2. Berlatih meditasi

Latihan dalam kesadaran dapat membantu kita memutus siklus pesta makan atau mencegah kita tenggelam ke tempat yang gelap sama sekali. Sharon Salzberg, seorang guru meditasi dan penulis buku Real Change: Mindfulness to heal Ourselves and the World, merekomendasikan latihan untuk merasa lebih terhubung dengan orang lain di saat kita tidak dapat melihat banyak orang.

 Ambil napas, dan pikirkan tentang orang-orang yang telah membantu Anda di masa lalu. Ini bisa jadi teman, kolega, dan bahkan pekerja restoran yang membawa makanan Anda. Sambil membayangkan orang-orang ini, berikan mereka harapan positif. Seperti, “Semoga Anda bahagia. Semoga Anda damai. Semoga Anda aman. Semoga Anda sehat.”

 3. Terhubung dengan orang lain

Buku Dr. Murthy Together: The Healing Power of Human Connection in a Sometimes Lonely World menggarisbawahi pentingnya menghabiskan 15 menit sehari berhubungan dengan orang-orang yang paling kita sayangi. Itu dapat membantu kita merasa kurang sendirian dan melawan doomscrolling.

Namun, bagaimana kita bisa terhubung dengan orang-orang ketika kita tidak dapat dengan mudah melihatnya? Pada awal pandemi, banyak dari kita beralih ke aplikasi konferensi video untuk terhubung secara virtual dengan teman, kolega, dan orang yang dicintai. Sekarang, lebih dari empat bulan dalam pandemi, banyak yang mengalami ‘ Zoom Fatigue: (Kelelahan Zoom).’

Murthy juga merekomendasikan agar orang mencoba membentuk ‘moai,’ istilah Jepang untuk kelompok dukungan sosial. Ini bisa berupa sekelompok kecil teman yang secara teratur berkumpul - di telepon, dalam obrolan video atau secara langsung pada jarak yang aman - dan setuju untuk saling berjaga-jaga. Dia dan dua temannya membentuk moai, dan sekali sebulan, mereka menghabiskan dua jam untuk bercakap-cakap terkait masalah pribadi, kesehatan, hubungan, dan keuangan.

Mengubah perilaku bisa jadi sulit untuk dilakukan sendiri. Jadi Anda bisa memberi tahu moai Anda, ingin berhenti doomscrolling dan mereka bisa membuat Anda bertanggung jawab.  “Gagasan mengukir waktu senggang untuk orang yang Anda sayangi, apakah itu 15 menit atau lebih, adalah yang paling penting di dunia di mana garis antara siang dan malam, hari kerja dan akhir pekan telah dihapus,” kata Dr. Murthy. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya