Facebook Terancam Kehilangan Iklan Lantaran Konten Kebencian

Abdillah Marzuqi
24/6/2020 18:49
Facebook Terancam Kehilangan Iklan Lantaran Konten Kebencian
Kantor Facebook di California, AS( Josh Edelson / AFP)

BEBERAPA perusahaan menangguhkan iklan pada platform media sosial Facebook lantaran konten kebencian. Perusahaan-perusahaan itu pun turut dalam kampanye ‘Stop Hate for Profit’. Kini, Facebook menghadapi penjedaan iklan dari merek besar seperti The North Face, REI, dan Patagonia. Mereka bahkan berikrar untuk tidak membayar iklan di Facebook. Selain itu, masih ada beberapa perusahaan besar seperti Upwork dan Mozilla juga bergabung dalam gerakan tersebut.

Kampanye ‘Stop Hate for Profit’ diprakarsai oleh beberapa kelompok advokasi, di antaranya Anti-Defamation League (ADL), the NAACP , dan the Color Of Change. Gerakan itu meminta pengiklan menekan raksasa teknologi itu  untuk mengadopsi kebijakan yang lebih ketat terhadap konten rasis dan kebencian. Para pengiklan juga diminta untuk menghentikan semua belanja iklan mereka di Facebook untuk bulan Juli.

Kampanye itu mengungkapkan Facebook menghasilkan US$70 miliar atau sekitar Rp 99triliun dari iklan dalam setahun. Bersamaan dengan pendapatan iklan, Facebook malah memperkuat pesan supremasi kulit putih dan mengizinkan hasutan untuk melakukan kekerasan.

"Kami telah lama melihat bagaimana Facebook mengijinkan beberapa elemen terburuk masyarakat ke dalam rumah dan kehidupan kita," kata chief executive officer Anti-Defamation League, Jonathan Greenblatt, seperti dilansir The Guardian.

“Organisasi kami mencoba secara individu maupun kolektif untuk mendorong Facebook agar platform mereka lebih aman, tetapi mereka telah berulang kali gagal mengambil tindakan berarti. Kami berharap kampanye ini akhirnya menunjukkan kepada Facebook seberapa banyak pengguna dan pengiklan mereka ingin mereka membuat perubahan serius menjadi lebih baik," tambah Jonathan

Facebook juga merupakan platform media sosial tempat sebagian besar warga Amerika ( 55% ) dilaporkan mengalami pelecehan dan sasaran kebencian, menurut survei ADL pada 2019.

Sebelumnya, Facebook diminta untuk mengatasi konten kebencian dan informasi yang tidak benar dalam beberapa bulan terakhir. Facebook diharapkan mengikuti langkah Twitter yang bersikap terhadap konten kebencian Donald Trump. Sayangnya, CEO Facebook, Mark Zuckerberg, menolak permintaan tersebut. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya