Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Serba-serbi Aturan Penggunaan Masker di Berbagai Negara

Adiyanto
16/5/2020 09:00
Serba-serbi Aturan Penggunaan Masker di Berbagai Negara
Polisi Rumania menghentikan seorang warga yang kedapatan tidak mengenakan masker di sebuah pintu keluar stasiun kereta bawah tanah.( Andrei PUNGOVSCHI / AFP)

PENGGUNAAN masker di sebagian besar negara Asia, sudah menjadi hal yang biasa sejak wabah SARS (penyakit yang menyerang sistem pernapasan ) melanda kawasan ini pada 2002-2003 silam. Menurut antropolog Christos Lynteris, benda itu telah menjadi bagian dari pelengkap keseharian masyarakat kala bepergian ke luar rumah.

Di Jepang, orang-orang yang mengenakan masker bedah biasa terlihat di musim dingin dan musim semi, guna melindungi diri sendiri dan orang lain dari infeksi. Sebaliknya, di Eropa jarang orang mengenakan benda tersebut. “Di Perancis, semangat pencerahan pasca revolusi berarti setiap warga negara bebas mengekspresikan diri di ruang publik, tanpa perlu ditutupi,” kata antropolog Frederic Keck kepada Le Monde.

Kurang familiarnya penggunaan masker di masyarakat eropa dibuktikan dengan banyaknya orang yang memakainya dengan cara yang tidak lazim,  di bawah dagu atau membiarkan hidungnya terbuka.

Lain lagi cerita di Irak. Menurut AFP, usai berbelanja para pengunjung sebuah toko malah memberikan masker yang telah mereka gunakan kepada pengunjung lain yang hendak masuk.

Menurut AFP, di sekitar 50 negara, pengunaan masker kini wajib di tengah pandemi covid-19. Sebagian lain menerapkan aturan itu di beberapa zona merah, dan yang lain hanya berupa himbauan  untuk menggunakannya tanpa paksaan.

Di Uni Emirat Arab, mereka yang menolak meggunakan masker bakal  didenda sekitar $200, sementara di Chad hukumannya adalah 15 hari penjara. Di Jakarta dan Jawa Barat, pemerintah setempat mulai mengeluarkan sanksi denda sebesar Rp250 ribu bagi mereka yang kedapatan tidak menggunakan masker di luar rumah.

Di kota Stillwater, Oklahoma, AS, wali kota setempat juga mengeluarkan aturan ketat penggunaan masker di toko-toko, setelah beberapa warga menganggapnya sebagai pelanggaran kebebasan sipil dan mengancam karyawan toko yang mewajibkan penggunaan benda tersebut.

Sebaliknya, warga di Austria lebih patuh mengenakan masker, baik di toko maupun di angkutan umum, Ketentuan yang terakhir sekarang berlaku juga di Prancis. Padahal pada awal pandemi, otoritas Prancis menyatakan penggunaan masker tidak diperlukan karena mereka kekurangan stok.

Masalah pasokan

Pasokan atau ketersediaan masker memang telah menjadi masalah besar di tengah wabah virus korona seperti saat ini.  Sebagian besar produksi berasal dari Asia dan sekitar 50 % nya, terutama masker bedah dibuat di Tiongkok. Sebagai negara pertama yang dilanda wabah covid-19,  negara itu merasa berkewajiban untuk mendistribusikan masker di wilayah mereka terlebih dahulu.

"Begitu kebutuhan masker di Tiongkok meningkat, perusahaan subkontraktor kami di negara itu tidak lagi memiliki hak untuk mengekspor," kata David Guiho, dari asosiasi perusahaan alat pelindung kesehatan, Delta Plus kepada AFP.

Hal ini membuat sejumlah negara seperti Italia, Spanyol dan Mesir kekurangan pasokan masker. "Dengan adanya krisis ini kami pikir semua orang akhirnya bergantung pada dirinya sendiri," kata Stephane Billon, seorang ekonom bidang kesehatan, kepada AFP. (M-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya