Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KEBIJAKAN Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) yang berlaku pada masa pandemi covid-19 sejauh ini cukup menyulitkan banyak pihak. Termasuk di antaranya para pelaku industri kreatif. Banyak proses syuting yang terhenti atau tertunda. Namun, formula yang diterapkan web series Ustadz Jaga Jarak ini, bisa jadi menjadi acuan para pembuat konten.
Sutradara dan penulis Rahabi Mandra bersama Temata Studio yang memproduksi web series ini melakukan syuting dengan memanfaatkan platform konferensi video dan menggunakan kru kecil yang tidak lebih dari 10 orang. Web series yang tayang empat kali selama seminggu ini terdiri dari 12 episode.
Secara teknis, Rahabi mengarahkan dari lokasi yang berbeda. Para aktor memanfaatkan kamera ponsel mereka untuk merekam adegan. Sementara Rahabi mengarahkan lewat platform video konferensi. Dengan formula ini, treatment-nya pun menjadi terbatas. Variasi shot tidak sama seperti ketika syuting biasanya. Tata cahaya juga tidak bisa menggunakan penerangan tambahan, hanya memanfaatkan cahaya natural.
“Modal kita matahari. Sebisa mungkin (shoot) deket-deket jendela, yang terang, kira-kira nyari sudut yang terang. Nggak mungkin kita kasih lighting ke mereka, karena bakal repot juga. Tentu ini akan belang, tapi kita enggak terlalu konsen sama pencahayaan. Kamera kita dari talent. Mostly pakai hp. Memang untuk komunikasinya pakai laptop,” cerita Abi, dalam konferensi pers virtual pada Senin, (11/5).
Syuting dengan formula ini, menurutnya hanya mengubah situasi yang saat ini terbatas, “yang dikurangi kan ruangnya. Masih bisa manfaatkan segala sesuatunya dengan segala keterbatasan yang ada.”
“Menurut saya ini memang belum bisa jadi formula yang ajeg. Namun bisa ditiru dan digunakan banyak orang karena dasarnya masih pilot project,” tambahnya.
Ustadz Jaga Jarak bercerita tentang Fahmi (Ade Firman Hakim) seorang ustaz yang merantau ke ibu kota. Ia berniat untuk menemui ustaz-ustaz yang punya nama besar. Namun, karena situasi sedang dalam masa pandemi, ia pun tidak bisa melakukan apa-apa. Terlebih, untuk berdakwah di forum-forum. Ia pun tinggal di kosan Jidan (Dimaz Andrean), seorang DJ, teman masa kecil Fahmi di kampung. Jidan sudah terlebih dulu merantau di ibu kota. Karena situasi yang juga memaksa mereka tidak bisa bekerja di tengah kerumunan orang,
Jidan pun mengusulkan ide pada Fahmi untuk melakukan dakwah secara virtual. Nantinya, mereka yang bertanya pada ustaz Fahmi diperkenankan berdonasi. Hingga Senin, (11/5) Ustadz Jaga Jarak memasuki episode kelima, tayang di kanal Youtube Menjadi Manusia. (M-4)
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
DALAM menghadapi kembali merebaknya covid-19, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi UPG Makassar mengambil langkah tegas dengan memperketat protokol kesehatan saat menyambut kepulangan jemaah haji dari Tanah Suci.
MUNCULNYA virus baru dengan nama HKU5-CoV-2. Virus corona baru itu ditemukan di Tiongkok. Kenali ciri-ciri virus HKU5-CoV-2 dan fakta-faktanya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved