Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sering Bermimpi Saat Pandemi ? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Abdillah Marzuqi
05/5/2020 08:05
Sering Bermimpi Saat Pandemi ? Begini Penjelasan Ilmiahnya
ilustrasi: tidur(Vladislav Muslakov/unsplash.com)

ANDA sering bermimpi selama masa pandemi covid-19 ini?. Tidak usah risau. Menurut peneliti dari College of Health Massey University Rosie Gibson, wabah global dan pembatasan aktivitas sosial berdampak pada siklus dan waktu tidur.

"Ini memiliki efek positif dan efek negatif. Keduanya dapat meningkatkan ingatan akan mimpi," terang Rosie, seperti dikutip sciencealert.com, Senin (4/5)

Manusia dewasa disarankan untuk tidur selama tujuh hingga sembilan jam per hari untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Menurut Gibson, waktu tidur di malam hari mempunyai beberapa tahapan siklus. Termasuk tahapan tidur nyenyak yang dikenal sebagai REM (rapid eye movement sleep) atau tidur dengan gerakan mata cepat.

Mimpi, kata dia, dapat terjadi dalam semua tahapan tidur, tetapi tahapan tidur REM dianggap bertanggung jawab untuk mimpi yang melibatkan emosi. Para peneliti mengidentifikasi tidur REM memiliki sifat unik yang membantu pengaturan suasana hati, kinerja, dan fungsi kognisi.

Mimpi layaknya mekanisme pertahanan untuk kesehatan mental. Mimpi menyimulasikan kesempatan untuk mengatasi ketakutan, sekaligus latihan menghadapi tekanan kehidupan nyata.

Menurutnya, selama pandemi banyak orang menggalami peningkatan tingkat kecemasan, gangguan tidur, bahkan perubahan waktu tidur.

"Ketika kita kurang tidur, tekanan untuk tidur REM meningkat dan pada kesempatan tidur berikutnya terjadi apa yang disebut rebound dalam tidur REM. Selama masa pandemi ini, mimpi dilaporkan lebih jelas dan emosional daripada biasanya," jelas peneliti dari Sleep/Wake Research Centre itu.

Oleh karena itu, Gibson menyarankan agar rileks dan bersantai dulu sebelum tidur. Karena hal itu bisa menjadi asupan positif untuk mimpi. Rosie juga mengungkap kecenderungan orang lebih banyak tidur dan kurang bergerak selama pandemi. Hal itu juga berpengaruh pada siklus dan tahapan tidur. Tidak harus bangun pagi berarti waktu tidur REM menjadi lebih panjang.

Salah satu manfaat mimpi adalah bisa membantu mental manusia menghadapi situasi pandemi. Sudah bukan rahasia lagi, pandemi membawa banyak orang dalam kondisi tertekan dan cemas. Covid-19 menciptakan banyak kekhawatiran yang nantinya memengaruhi mimpi.

"Kewaspadaan semakin tinggi dan perubahan norma sosial membuat otak harus memproses banyak hal selama tidur," jelasnya. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya