Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SUATU hari di awal 1970, pihak manajemen The Rolling Stones menghubungi Royal College Art di London. Band ini bermaksud mencari seorang seniman yang dapat membuat poster untuk tur Eropa mereka. Sekolah seni itu merekomendasikan nama John Pasche, seorang mahasiswa Master of Arts tingkat akhir.
Pasche kemudian bertemu dengan Mick Jagger, vokalis band itu, guna mendiskusikan ide-ide poster tersebut dan memintanya kembali seminggu kemudian dengan desain poster yang sudah jadi. Tapi, ternyata Jagger tidak puas. ""Dia menolaknya," kenang Pasche sambil tertawa seperti dikutip The Independent.co.uk. “Saya pikir itu mungkin berkaitan dengan warna dan komposisi. Tapi Jagger berkata: Saya yakin Anda bisa melakukan yang lebih baik, John, " imbuh Pasche.
Dia pun kemudian membuat desain versi kedua sekaligus yang terakhir. Menurut Pasche, idenya ini terinspirasi estetika tahun 1930-an dan 1940-an. Tak lama kemudian, Pasche dihubungi oleh Jo Bergman, asisten pribadi band tersebut. Kali ini, dalam surat tertanggal 29 April 1970, Bergman secara khusus meminta dia untuk membuat logo atau simbol yang dapat digunakan pada kertas catatan, kop surat, dan semacamnya.
Jagger, kata Pasche, ingin yang sesuatu yang lebih spesiifik. “Ia menginginkan sebuah gambar yang mudah dimengerti... seperti logo Shell Petroleum. Dia menginginkan kesederhanaan semacam itu, ” ujarnya.
Dalam suatu pertemuan, Jagger menunjukkan Pasche sebuah ilustrasi tentang Dewa Hindu, Kali, yang dilihat Jagger di sebuah toko dekat rumahnya. Jagger, menurut Pasche, lebih tertarik pada unsur India. Saat itu, budaya India di Inggris memang sedang ngetrend.
Namun, Pasche terkejut dengan mulut terbuka dan lidah yang menonjol dari dewa itu. "Saya langsung mencomot bagian lidah dan mulut itu sebagai ide," kata Pasche.
Logo ini muncul pertama kali ke publik bersama dirilisnya album Sticky Fingers pada April 1971. Logo tersebut disematkan di sampul belakang. Namun, versi alternatif dari logo itu digunakan untuk yangdirilis di AS "Sedikit dimodifikasi oleh Craig Braun," kata Andrew Blauvelt, kurator pada Museum Seni dan Desain di Manhattan, New York.
Logo yang menjadi ikon The Rolling Stones itu sejatinya akan ditampilkan dalam pameran seni bertajuk Revolutions: Records and Rebels 1966–1970, di Grande Halle de la Villette di Paris pada bulan ini, tetapi ditunda karena wabah korona.
Logo yang diciptakan setengah abad silam itu, kini menjadi trade merk Rolling Stones dan dicetak di berbagai medium, dari mulai mug, kaos, hingga korek api. Pasche berpendapat, logo ciptaannya itu juga dimaksudkan sebagai simbol protes. "Seperti yang anak-anak lakukan ketika mereka menjulurkan lidah kepada Anda. Itulah alasan utama mengapa saya yakin ini akan sukses,” ujarnya.
Jadi, jika Anda mengira logo The Rolling Stones itu terinspirasi dari mulut dower Mick Jagger, itu salah. “Saya juga mengira tentunya itu bibir Mick Jagger!,'” Kenang Victoria Broackes, seorang kurator senior di V&A Museum, yang pada 2008 membeli desain logo asli itu secara online dari rumah lelang di Chicago atas nama V&A. (M-4)
Proyek penelitian yang dipimpin University College London (UCL) mengeksplorasi efektivitas resep sosial dalam mengurangi kesepian dan meningkatkan kesejahteraan di anak-anak 9-13 tahun.
peninggalan kerajaan Kutai dalam berbagai bentuk benda bersejarah dan tempat-tempat istimewa yang masih terjaga
Pavilion Indonesia untuk pertama kalinya hadir dalam Source Fashion, yang merupakan pameran tekstil dan produk tekstil terbesar di Inggris dan Eropa.
Pameran "CUTE" di Somerset House, London, menggali ke dalam daya tarik tak tertahankan dunia yang menggemaskan, dari kucing dan boneka hingga emoji.
Pemerintah kota Edinburgh menyetujui penerapan pajak wisata yang akan mulai diberlakukan pada 2026, menjadi yang pertama di Inggris Raya.
Di Inggris saat ini terjadi penurunan yang signifikan pada produktivitas dan pertumbuhan usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM).
Grey Art Gallery yang berada di Jalan Braga ini rutin mengadakan pameran dan penghargaan untuk pelaku seni.
Acara berfokus pada ekspresi artistic, dengan penekanan terhadap penciptaan karya monokromatik yang mengacu pada karya.
PrizedMoments diadakan karena terinspirasi oleh penjualan revolusioner Beeple NFT pada 2021
Budayawan Agung Rai memastikan Ubud masih menjadi daya tarik seni bagi seniman yang datang ke Pulau Dewata.
Sebanyak 41 seniman dan kolektif seni dari berbagai negara ikut serta dalam proyek tersebut.
Acara Artist Playground “Crystallize” ini terdiri atas Art Toys Exhibition, Art Installation, dan Crystal Experience Room.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved