Headline
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.
FILM Contagion adalah salah satu film yang sering dibanding-bandingkan dengan situasi pandemi covid 19 yang terjadi saat ini. Film ini mengisahkan tentang kematian seorang pengusaha asal Amerika, Beth Emhoff (Gwyneth Paltrow) yang dianggap tidak wajar setelah melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok. Setelah dilakukan penyelidikan mendalam baru diketahui jika kasus tersebut merupakan awal mula dari penyebaran virus misterius yang dinamakan "MEV-1", yang berasal dari kelelawar.
Dan, ketika virus korona ditetapkan sebagai pandemi global, banyak orang kemudian menyebutkan bahwa film besutan sutradara Steven Soderbergh ini telah meramalkan kejadian covid 19, karena terdapat beberapa kemiripan antara keduanya.
Berikut adalah beberapa hal yang sering diperbandingkan antara film Contagion dan pandemi covid 19 seperti disarikan dari cnn.com.
Asal virus
Salah satu scene dalam film "Contagion" mengungkapkan bahwa virus fiksi "MEV-1" berasal dari babi yang memakan sepotong pisang yang dijatuhkan oleh kelelawar yang terinfeksi virus ini akibat habitatnya dirusak.
Babi itu kemudian disembelih dan disiapkan oleh koki yang kemudian berjabat tangan dengan Beth Emhoff (Gwyneth Paltrow). Emhoff pun terinfeksi virus setelahnya, ia adalah pasien pertama yang berhasil diidentifikasi mengidap virus misterius itu.
Keberadaan kelelawar, gaya hidup yang tidak higienis dan virus yang belum ada obatnya dalam film Contagion ini sangat mirip dengan asal usul virus korona yang meneror kita saat ini.
Gejala serupa
Orang-orang yang terinfeksi virus dalam film Contagion mengalami gejala seperti demam dan tubuh yang mengeluarkan sangat banyak keringat, bahkan kadang disertai sakit kepala yang hebat, sakit tenggorokan dan batuk. Ketika pasien sudah dalam kondisi kritis mereka akan mengalami kejang, pusing, dan keluar buih di mulut.
Tanda-tanda penyakit yang disebabkan oleh virus korona ini ternyata juga serupa dengan film. Namun hingga hari ini belum ada laporan kasus penderota yang mengalami kejang atau buih di mulut.
Gejala covid-19 terutama yang meliputi demam hingga suhu tubuhnya mencapai 37 derajat Celsius, batuk atau kesulitan bernapas ini juga telah dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Penularan
Seperti halnya covid-19, film Contagion (2011) juga menceritakan pandemi virus MEV-1 yang masuk kategori penyakit pernapasan. Virus ini menular melalui butiran air liur yang dikeluarkan saat bersin atau batuk. Virus akan langsung menyebar ketika tetesan-tetesan air liur itu mengenai mata, hidung atau mulut seseorang. Pola transmisi yang sama juga berlaku untuk covid 19 yang hari ini mengancam seluruh dunia.
Tingkat kematian
Dalam film Contagion tingkat kematian yang diakibatkan oleh virus tersebut diperkirakan mencapai 25% hingga 30%. Prosentase tersebut jauh lebih tinggi 10 kali lipat dibandingkan dengan Covid 19 yang diperkirakan berada pada kisaran 1.8% hingga 3.4.%
Penciptaan Vaksin
Para ilmuwan dikisahkan dalam film Contagion, membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengembangkan vaksin bagi virus MEV-1. Diceritakan vaksin tersebut telah memasuki tahapan ekperimental akhir, sebelum akhirnya diproduksi secara massal. Namun seorang ilmuwan yang bernama Dr. Ally Hextall (Jennifer Ehle), merasa jika proses tersebut terlampau lama dan berkeinginan untuk mempercepat proses pengembangan vaksin tersebut. Ia kemudian dengan sengaja menginokulasi dirinya sendiri dengan vaksin eksperimental akhir itu untuk mengetahui dosis yang tepat untuk diberikan kepada manusia.
Memang pada kenyataannya para ahli penyakit menular terkemuka juga telah mengemukakan bahwa pengembangan vaksin untuk suatu virus membutuhkan waktu antara 8 dan 10 tahun. Namun untuk kasus covid 19, para ahli dari seluruh dunia kini berlomba-lomba untuk mempercepat estimasi waktu pengembangan vaksin covid 19, sebagai upaya untuk mengakhiri pandemi global ini.
Panic Buying
Setelah covid 19 ditetapkan oleh PBB sebagai pandemi global, maka fenomena yang kemudian kita saksikan adalah kepanikan publik yang mulai meresahkan. Terutama ketika fenomena "panic buying" muncul, masyarakat melakukan aksi borong, termasuk di Indonesia. Antrean panjang di supermarket maupun pasar kini bukan lagi pemandangan yang asing.
Fenomena "Panic Buying" ini juga diilustrasikan dalam film "Contagion". Kerusuhan sosial terjadi, tingkat kriminalitas pun akhirnya meningkat hingga supermarket-supermarket pun tak luput dari penjarahan.
Penggunaan Masker
Terakhir persamaan paling mendasar antara Contagion dan covid 19 yang sering kita jumpai di Indonesia tentu saja adalah fenomena orang-orang yang menggunakan masker.
Di Indonesia, semenjak virus korona mewabah, masker menjadi barang yang paling dicari orang-orang hari ini. Harganya pun mencapai kisaran tak masuk akal karena banyak oknum yang melakukan praktik penimbunan demi mendapatkan keuntungan ekonomi di kala wabah. (M-4)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved