Headline
Istana minta Polri jaga situasi kondusif.
SUKSESNYA film Annabelle (2014) yang menciptakan waralaba horor lewat karakter boneka, memicu beberapa kemunculan film horor dengan karakter utama serupa. Sebut saja, Child’s Play yang merupakan remake dari versi 1988 pada tahun lalu. Juga munculnya boneka dengan nama komponis, Brahms.
Brahms: The Boy II merupakan film kedua dari waralaba The Boy (2016). Tidak ada yang benar-benar baru dalam cerita keduanya. Selain hanya pergantian karakter yang diteror si boneka posesif ini. Lanjutan The Boy ini lebih mengupas pada sejarah Brahms. Banyak informasi yang dibubuhkan terkait spesifikasi juga kisah-kisah yang melekat pada boneka porselen ini.
Sutradara William Brent Bell tidak menaruh kesegaran yang cukup memberikan perbedaan signifikan dengan film pertamanya. Sebagai film yang diintensikan sebagai horor, misalnya, film ini hanya mengulang kisah yang pernah ada. Hanya orang-orang yang diterornya berbeda. Alih-alih, meluaskan dimensi. Sehingga ketika film keduanya muncul, tidak ditemukan motivasi kuat mengapa boneka ini kembali. Kecuali untuk meraup penonton baru, yang juga tidak mengikuti seri perdananya. Sebab The Boy II tidak begitu terikat pada runutan linimasa yang pertama.
Pada film kedua, The Boy hadir dalam keluarga Jude (Christopher Convery). Jude merupakan anak dari pasangan Liza (Katie Holmes) dan Sean (Owain Yeoman). Ia tengah menjalani terapi akibat trauma perampokan rumahnya pada suatu dini hari, saat Sean lembur kerja di kantor. Dan melihat kekerasan yang dialami ibunya oleh perampok. Sejak kejadian itu, Jude jadi bungkam. Ia selalu menulis yang seharusnya dikatakan. Bukan saja Jude yang terguncang. Liza juga masih mengalami trauma akibat peristiwa itu. Akibatnya, ia kerap mimpi buruk. Sean pun kemudian memutuskan untuk menepi sejenak ke suatu desa, menghindari keramaian urban.
Mereka tiba pada sebuah pondokan milik keluarga Heelshire. Saat berkeliling hutan dan melihat lingkungan sekitar, Jude menemukan boneka porselen yang terkubur. Lantas ia ingin memilikinya. Karena dipikir Sean-Liza dapat membantu anaknya sembuh dari trauma, keduanya pun mengizinkan. Brahms yang semula kotor lalu dibersihkan. Sejak itu, Jude terikat dengan Brahms. Heelshire ialah pemilik Brahms sebelumnya. Pada film perdana, teror Brahms ialah pada pengasuh yang disewa keluarga Heelshire.
Horor yang memanfaatkan boneka sebagai karakter antagonis ini menemukan momentumnya pada lanjutan The Conjuring Universe. Mengutip data dari Box Office Mojo, lewat pembabakan Annabelle yang tayang pada 2014, film ini meraup total pendapatan domestik di Amerika US$84,273,813. Sementara seri keduanya, Annabelle Creation (2017) mengalami lonjakan pendapatan domestik pada angka US$ 102,092,201. Meski mengalami penurunan angka domestik pada seri ketiganya, Annabelle Comes Home (2019) yang hanya meraup pendapatan domestik US$74,152,591.
Sementara itu, euforia horor boneka tidak bisa diikuti oleh film lain. Seperti yang dihasilkan Annabelle. Child’s Play remake (2019) hanya membukukan angka domestik US$29,208,403. Jauh di bawah performa seri ketiga Annabelle, meski juga mengalami penurunan pendapatan domestik. The Boy, punya nasib serupa Child’s Play. Pada film pertamanya, The Boy (2016) tampil kurang optimal dengan meraup keuntungan domestik US$35,819,556.
Bila Brahms: The Boy II benar-benar ingin kembali menawarkan horor boneka, tentu bukan sekadar pengulangan teror boneka porselen yang posesif. Butuh lebih dari itu. Sayangnya, bubuhan asal-usul Brahms yang ditempelkan pada alur film, belum cukup untuk mendukung kesegaran ataupun motivasi kuat Brahms kedua perlu ada. Bergantinya target teror, serta latar belakang para karakternya, juga tampaknya diintensikan agar penonton baru tidak perlu menelusur jauh untuk menengok ke belakang, pada seri perdana The Boy. Toh, informasi itu sudah disuguhkan pada scene-scene kilas balik seri kedua ini. (M-4)
Busana SukkhaCitta yang dipakai dalam film tersebut adalah gaun biru ikonis yang dikenakan oleh aktris Sheila Dara Aisha sebagai tokoh Sore.
Film Host yang tayang di Prime Video menjadi interpretasi sinematik pertama dari legenda Thailand tentang Mae Sue, roh penjaga bayi baru lahir.
Film Kang Solah From Kang Mak x Nenek Gayung merupakan spin-off dari film Kang Mak From Pee Mak, yang sukses besar pada 2024.
Film itu akan menyajikan cerita perjalanan hidup Aqilla setelah merelakan anak kandungnya Baskara (Faqih Alaydrus) untuk diasuh oleh pasangan Arif dan Yumna di Surakarta.
Sosok hantu yang menyeramkan itu bakal muncul di film Kang Solah From Kang Mak X Nenek Gayung, spin off dari film Kang Mak from Pee Mak.
AKTRIS Lily Collins, pemeran utama dalam serial Emily in Paris sudah terjun ke dunia hiburan sejak masih balita, tepatnya tahun 1992 saat usianya baru dua tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved