Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
BANYAK penyitas depresi tidak menyadari penyakit yang dideritanya hingga mereka memasuki usia remaja. Ketidaktahuan itu disebabkan gejala depresi, seperti kecemasan dan rasa ketidaknyamanan sulit terdeteksi di bawah usia tersebut.
Namun para peneliti dari Universitas Northeastern, Boston, mengklaim telah berhasil mengatasi masalah tersebut. Mereka melakukan pemindaian MRI terhadap 100 anak yang berusia di bawah 11 tahun. Mereka mengklaim dapat memprediksi siapa saja di antara mereka yang berpotensi depresi.
Dari penelitian tersebut didapatkan 94 anak disinyalir berpotensi depresi, merujuk pada lemahnya respon afektif yang dalam anatomi otaknya. Hal tersebut diperkirakan akan mempengaruhi suasana hati dan kemampuannya mengambil keputusan.
Aliran darah yang tinggi di seputaran otak menunjukkan interaksi antarsel yang sehat, menunjukkan anak-anak mampu mengelola emosi mereka dengan baik. Namun jika aliran darah di otak terpantau rendah kemungkinan mereka berpotensi mengalami depresi, sehingga perlu segera dikroscek dengan memeriksa gejala-gejala motorik yang muncul dari perilaku yang mereka tunjukan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.
Untuk memverifikasi temuan tersebut, para peneliti dari Universitas Northeastern melakukan sesi mewawancarai terhadap orangtua dari anak-anak yang menjadi subjek penelitian mereka secara terpisah.
Sesuai dengan prediksi para peneliti, para orangtua melaporkan melihat gejala fisik seperti kecemasan dan kelelahan yang luar biasa terjadi pada anak-anak mereka. Di saat anak-anak menunjukan 'internalisasi prilaku', seperti menarik diri dari keluarga maupun teman-teman mereka.
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Psychiatry itu para peneliti memperkirakan satu dari lima orang anak mengalami gejala depresi. Gejala ini berpotensi akan semakin memburuk dalam kurun waktu empat tahun jika tidak terlacak orangtuanya. (M-3)
Baca juga : Daniel Tan Menemukan Jalan Lanjutkan Hidup
Konferensi internasional psikologi ulayat kali ini menjadi istimewa karena sekaligus memperingati 100 tahun kontribusi ilmiah psikolog ternama Albert Bandura.
Ingin minta maaf dengan tulus? Ini panduan minta maaf dari para ahli.
Dilansir dari The Atlantic, pareidolia merupakan fenomena psikologi saat setiap orang dapat melihat bentuk tertentu pada gambar biasa, namun persepsinya cenderung berbeda dengan orang lain.
Perasaan sedih dan stres saat harus kembali ke rutinitas usai liburan dalam dunia psikologi disebut dengan istilah post holiday blues.
Pondok Pesantren Darunnajah menghadirkan Darunnajah Assessment and Development Center (DADC), sebuah pusat asesmen dan pengembangan psikologis bagi santri, pendidik, dan masyarakat umum.
Pentingnya peran psikologi sebagai disiplin ilmu dan praktik dalam mendukung pembangunan bangsa, terutama dalam menciptakan masyarakat yang sehat secara mental dan berdaya saing.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved