Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Dunia mengenal masyarakat adat Mentawai sebagai produsen seni tato tertua di jagad raya, lebih tua 200 tahun dari tato mesir yang muncul pada 1300 SM. Masyarakat adat Mentawai juga dikenal sebagai satu dari sedikit masyarakat pemburu, peramu dan pengumpul tertua di dunia yang masih eksis hingga kini.
Namun kini, eksistensi itu kian terkikis. Modernisasi dan pembangunan yang digencarkan pemerintah memojokkan adat dan budaya Mentawai.
Hal tersebutlah yang kemudian hendak disampaikan oleh Rengga Satria dalam pameran fotonya yang bertajuk "Disrupsi". Pameran yang berlangsung di Matalokal art space, M Bloc Space Jakarta 8 Desember 2019 mendatang ini akan menampilkan 20 karya foto yang merepresentasikan kondisi masyarakat Mentawai hari ini.
"Di satu sisi kita gencar mempromosikan budaya sebagai jualan untuk mendatangkan devisa, namun di sisi lain pembangunan infrastruktur juga secara tidak langsung mengikis eksistensi budaya itu sendiri," ujar Rengga seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Media Indonesia.
Dalam pameran ini, Rengga juga menyoroti upaya pemerintah untuk memberangus kepercayaan masyarakat Adat Mentawai, Arat Sabulungan. Sejak Orde Lama, pemerintah telah melarang kepercayaan yang disebut sebagai “agama daun” ini lewat SK No.167/PROMOSI/1954.
“Arat Sabulungan adalah inti yang menjadi poros dari keluhuran budaya Mentawai. Tanpa kita sadari juga, kepercayaan ini menjadi sistem konservasi alami yang selama ribuan tahun melindungi hutan Mentawai. Sehingga hilangnya Arat Sabulungan bukan hanya bisa mengancam budaya Mentawai tetapi juga kelestarian hutan Mentawai,” lanjut Rengga.
Rencananya, pameran ini sendiri akan berlangsung hingga 15 Desember 2019. Selain pameran foto, akan diselenggarakan juga bedah buku foto "Disrupsi" dan diskusi "Why Print is Matter" dengan menghadirkan narasumber para penggiat penerbitan indie yang fokus pada ranah buku foto dan buku seni.
Para pnerbit media konvensional dewasa ini memang tengah berjuang agar tidak punah dengan terus merilis produk-produk fisik mereka. Di tengah masa-masa paceklik penerbitan konvensional ini pun muncul kejutan yang justru lahir dari ranah non mainstream. Dengan merk dagang yang terbilang baru, mereka cukup percaya diri untuk terus memproduksi rilisan cetak.
Gilanya lagi, kata Rengga, mereka berani menerbitkan produk-produk yang tidak populer di kalangan masyarakat luas. Sebut saja majalah indie, photo book, art book atau bahkan zine.
Apa yang melatarbelakangi kemunculan mereka? Visi yang mereka miliki, dan strategi mereka bertahan, menurutnya, akan dibahas dalam diskusi "Why Print is Matter" pada 12 Desember di Matalokal M Bloc Space, Jakarta. (RO/M-2)
Pameran ini juga akan menghadirkan beragam acara seperti diskusi seputar fotografi yang dapat diikuti oleh masyarakat luas
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meluncurkan karya buku Potret Jakarta 2020 Kolaborasi Melawan Pandemi secara virtual, Sabtu (30/1)
FOTO seorang anak kecil yang menangis di depan petugas perbatasan Amerika Serikat-Meksiko itu membuat badai kritik bagi pemerintahan Trump tahun lalu. Lewat foto itu, tidak hanya politisi dan warga 'Negeri Paman Sam', tetapi juga banyak warga dunia menuntut perlakuan yang lebih baik bagi para imigran. Lebih jauh lagi, foto itu membuka mata dunia akan permasalahan imigran yang dicetus krisis ekonomi dan juga kekerasan geng narkoba di Amerika Latin.
PERAIH Piala Citra untuk aktor terbaik dalam Festival Film Indonesia 2018, Gading Marten, 36, tengah mempersiapkan buku fotografi.
GUNTUR Soekarno baru saja menutup pameran fotonya bertajuk Gelegar Foto Nusantara Potret Sejarah dan Kehidupan oleh Guntur Soekarno.
Muzakki Ramdhan menuturkan bahwa dia, sejak berusia enam tahun, sudah tertarik dengan pembuatan film dan sering belajar dari insan-insan senior film saat syuting.
Mengadopsi konsep Trinity Lenses yang populer di kalangan fotografer profesional, Xiaomi 15 Ultra menghadirkan tiga panjang fokus esensial dalam ranah mobile photography
Ponsel itu menghadirkan kemampuan fotografi dan videografi dengan kualitas tinggi di segala situasi, berkat hadirnya lensa optik Leica Summilux.
Melalui konsep hands-on experience, pengunjung dapat mencoba langsung berbagai fitur unggulan.
Setelah lebih dari sebulan memotret di Lough Ennell, fotografer olahraga James Crombie, berhasil menangkap gambar spektakuler dari ribuan burung yang membentuk sosok burung besar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved