Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
BALI Fashion Trend yang digelar Kamis (7/11) hingga Sabtu (9/11) mengangkat tema sustainable fashion. National Chairman of Indonesia Fashion Chamber (IFC), selaku penyelenggara Bali Fashion Trend, Ali Charisma mengatakan tren saat ini menuntut feysen yang tidak hanya mengedepankan keindahan tapi juga kelestarian lingkungan.
“Isu sustainable fashion menjadi perhatian utama di Eropa dan Amerika. Saat ini, rayon menjadi salah satu pilihan utama mengembangkan busana dari bahan yang berkelanjutan bila dibandingkan dengan bahan baku lainnya,” ujarnya, dalam konferensi pers menjelang penyelenggaraan Bali Fashion Trend, Kamis (7/11).
Karenanya, Asia Pacific Rayon (APR), salah satu produsen rayon di Indonesia menjadi sponsor penyelenggaraan Bali Fashion Trend. Direktur APR Basrie Kamba melihat konsep sustainable fashion dan “Everything Indonesia” akan memperkuat peluang industri tekstil dalam negeri.
Basrie yakin dengan mengoptimalisasikan bahan baku tekstil dalam negeri dapat mempercepat target pemerintah dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Everything Indonesia” merupakan semangat mendorong penggunaan produk lokal. Di mana seluruh pihak diajak menggunakan bahan baku yang berasal dan diproduksi di Indonesia, serta berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, seperti serat rayon.
“Konsep sustainable fashion menjadi perhatian dunia. Dengan sejumlah keunggulan seperti bersumber dari bumi sendiri, biodegradable, serta terbarukan, rayon bisa menjadi alternatif sekaligus masa depan bahan baku tekstil. Mimpi menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan tekstil dan fesyen dunia bisa tercapai,” ujarnya.
Dalam gelaran Bali Fashion Trend, APR berkolaborasi dengan desainer anggota IFC Sav Lavin dan Eny Ming menampilkan 16 busana bercorak khas Indonesia. Mereka menjadi dua dari total 35 desainer yang ikut Bali Fashion Trend ini. (M-3)
Baca juga : Seseorang Akan Mengatakan 'Apa Saja' Di Kencan Pertama, Bila...
Taqeeya merupakan pionir busana muslimah premium dengan dedikasinya selama 18 tahun serta meraih predikat The Best Abaya Brand pada ajang Istanbul Halal Expo 2024.
Koleksi batik ramah ibu menyusui ditampilkan di panggung peragaan busana JF3 Fashion Festival di di La Piazza Fashion Tent, Summarecon Mall Kelapa Gading
SEBAGAI kiblat mode dan pintu gerbang budaya global, Paris menjadi daya tarik sendiri bagi warga dunia. Paris dinilai sangat potensial untuk memperkuat eksistensi fashion Indonesia.
JF3 Fashion Festival menjalin kerja sama dengan Busan Textile & Fashion Industries Association, Korea Selatan.
KETUA Gekrafs Temi Sumarlin mengungkapkan industri kreatif Tanah Air memiliki potensi besar, salah satunya fesyen. Industri subsektor ekraf itu dinilai menjanjikan
DESAINER Nila Baharuddin, kembali hadir di Jepang dengan koleksi eksklusif tas handmade. Salah satu yang menjadi sorotan utama dalam koleksinya adalah tas perpaduan makramé dan rotan.
Sapto Djojokartiko mengambil inspirasi dari kehidupan di Canggu dan Uluwatu, sementara label Biasa mengangkat konsep kain poleng Khas Bali.
Koleksi Dara Baro di JMFW 2025 menggunakan teknik boro (tambalan) Jepang dengan menggunakan kain-kain Nusantara sisa produksi mereka sebelumnya.
The Langham Fashion Soiree digelar oleh Ikatan Perancang Mode Indonesia dan diikuti sejumlah desainer, di antaranya Rama Dauhan, Ghea Panggabean, serta Andreas Odang.
Perusahaan perhiasan asal Bali, John Hardy, mengeluarkan koleksi bergaya maskulin yang dimaksudkan untuk menambah karisma pria, setara jas dan dasi.
Momen berpakaian terburu-buru diolah menjadi seni oleh label Sean Sheila dalam koleksi pakaian pria terbarunya. Ada aksen robek dan jahitan tidak kelar.
Pada 7 September di Paris, Prancis, desainer-desainer Indonesia menampilkan koleksi di dua ajang, yakni Front Row Paris dan Indonesia International Modest Fashion Festival (In2mf) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved