Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SELAIN dengan jas dan dasi, bagaimanakah pria dapat membuat penampilan yang karismatik dan stylish? Bagi CEO John Hardy, Jan-Patrick Schmitz, jawabannya ialah melalui perhiasan.
John Hardy merupakan perusahaan perhiasan asal Bali yang lahir pada 1975. Hampir berusia setengah abad, jenama itu baru saja meluncurkan koleksi perhiasan bagi para pria. Seperti dipamerkan dalam peluncuran di Jakarta, Kamis (19/9), koleksi itu berbentuk naga, tombak (spear), dan simpul yang disebut love knot. Koleksi yang terdiri atas kalung, gelang, dan cincin itu semakin tampak maskulin karena terdapat pilihan berwarna kehitaman, selain juga rose gold dan silver.
“Terakhir kali saya mengenakan dasi ialah sekitar 15 tahun lalu, dan kini saya tidak sabar ketika akhirnya mengenakan perhiasan untuk menunjang gaya berbusana. Saya rasa kini pria terlihat lebih percaya ketika mengenakan perhiasan, membuatnya menjadi aksesori yang sangat penting bagi pria dalam hal berbusana,” tutur Schmitz soal koleksi musim gugur 2024 itu.
Baca juga : Pesona Alam Resort & Spa Gelar Virtual Fashion Show
Meskipun sama-sama memiliki fungsi dikenakan untuk menghias tubuh, ada perbedaan kebutuhan antara perhiasan untuk laki-laki dan perempuan. Kebutuhan itu diterapkan John Hardy dengan bentuk yang lebih sederhana untuk mendukung karakter maskulin. Meski bentuknya simpel, kemewahan tetap terpancar, terlebih lewat pilihan yang menggunakan permata dark silver dan safir biru.
Schimtz melanjutkan bahwa koleksi perhiasan itu juga sejurus dengan kecenderungan fesyen pria saat ini yang berfokus pada sepatu dan perhiasan. “Memasangkan sepasang sepatu kets atau sepatu pantofel rancangan seorang desainer dengan perhiasan adalah hal yang benar-benar menjadi kebutuhan pokok pria untuk menunjang kepercayaan diri mereka saat ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, koleksi naga sekaligus menunjukkan identitas Bali, sebab terinspirasi dari makhluk mitologi khas Bali yang memiliki simbol cinta, perlindungan, dan kemakmuran. Sebelumnya, John Hardy juga pernah mengeluarkan koleksi naga, tapi kali ini lebih kasual. Penyederhanaan pun dilakukan pada koleksi spear dan love knot. Koleksi spear mengedepankan bentuk ramping dan tangguh dengan desain flix. Adapun koleksi love knot dirancang membentuk dua rantai terpisah yang diikat menjadi satu simpul sebagai simbol komitmen, ketahanan, dan cinta. Untuk material perhiasan, selain perak sterling, digunakan pula emas 14 karat dan logam campuran.
Baca juga : Outer Pelindung Diri
Ketiga koleksi itu juga tersedia dalam varian untuk perempuan. Perbedaan dari koleksi pria ialah pada warna yang hanya tersedia emas dan rose gold. Batu permata yang dgunakan juga lebih berkilau.
Nyoman Nuarta
Baca juga : Maling Gasak Uang dan Perhiasan Senilai Rp478 Juta di Tangerang
Sehari sebelumnya, Rabu (18/9), di Jakarta juga diluncurkan koleksi perhiasan mewah. Koleksi itu makin istimewa karena merupakan kolaborasi maestro seni patung Indonesia, Nyoman Nuarta, dengan Passion Jewelry.
Bertajuk Tri Hita Karana, prinsip yang juga digunakan Nyoman dalam beragam rancangannya termasuk Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), koleksi itu berkisah tentang keharmonisan hubungan, termasuk hubungan manusia dengan alam dan Tuhan. Hal itu di antaranya tecermin dalam perhiasan berdesain angin dan juga sayap.
“Kolaborasi ini menggambarkan kisah cinta tanpa syarat, unconditional love, yang menyatukan perbedaan latar belakang dan pengalaman hidup yang beragam. Ini menciptakan gagasan bahwa keindahan sejati terletak pada hidup harmonis bersama Tuhan, alam, dan sesama manusia. Setiap detail dari perhiasan adalah cerminan dari upaya menjaga visi artistik saya, bahkan dalam bentuk yang sangat berbeda,” kata Nyoman Nuarta dalam rekaman video yang diputar saat acara konferensi pers Nyoman Nuarta High Jewelry Collection yang digelar di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (18/9).
Baca juga : Stylish Maskulin dari Keseharian Serbaburu-buru
Representatif Nyoman Nuarta, yang juga merupakan anak sang maestro, Tasya Nuarta, menjelaskan bahwa simbol sayap malaikat merupakan perlambang hubungan dengan Tuhan, sedangkan penggunaan batu permata rubellite yang berwarna kemerahan merupakan perlambang cinta tanpa syarat.
“Tidak mudah menerjemahkan karya Nyoman Nuarta yang biasanya berukuran monumental, menjadi koleksi perhiasan. Akan tetapi, berkat kerja sama di antara kedua belah pihak dalam kolaborasi tersebut sehingga lahir koleksi eksklusif perhiasan ini,” kata Tasya yang hadir di acara. Kolaborasi itu diungkapkan berjalan dua tahun hingga akhirnya koleksi diselesaikan.
Di lain pihak, pendiri dan Chief Operating Officer (COO) Passion Jewelry Group, Airyn Tanu, mengaku sangat terpukau dengan perhiasan berdesain angin. "Saya melihat karya-karya Pak Nyoman benar-benar luar biasa indahnya, terutama memang sudah ada ciri khasnya. I really love the concept yang wind style-nya Pak Nyoman," ungkapnya. (M-1)
Umumnya, bros terbuat dari bahan logam yang dilapisi dengan kuningan atau kristal sehingga jangan sampai terkena cairan kimia
Jelita bisa memesan warna dalam aksesoris sesuai keinginan, sehingga aksesoris yang dibeli jadi eksklusif dan tidak sama dengan yang lain
Otoproject menghadirkan beragam produk seperti jump starter, dashcam, lampu penerangan, dan lain sebagainya.
Dengan penjepit rambut atau jedai, Jelita bisa menata rambut sesuai kebutuhan.
Powerbank berkapasitas tinggi dan charger cepat, misalnya, adalah solusi esensial bagi mereka yang aktif.
MEMILIH frame kacamata yang tepat dapat menciptakan keseimbangan atau kontras pada bentuk wajah. Memilih frame kacamata yang tepat bagi pemilik wajah bulat bisa jadi tantangan.
Sapto Djojokartiko mengambil inspirasi dari kehidupan di Canggu dan Uluwatu, sementara label Biasa mengangkat konsep kain poleng Khas Bali.
Koleksi Dara Baro di JMFW 2025 menggunakan teknik boro (tambalan) Jepang dengan menggunakan kain-kain Nusantara sisa produksi mereka sebelumnya.
The Langham Fashion Soiree digelar oleh Ikatan Perancang Mode Indonesia dan diikuti sejumlah desainer, di antaranya Rama Dauhan, Ghea Panggabean, serta Andreas Odang.
Momen berpakaian terburu-buru diolah menjadi seni oleh label Sean Sheila dalam koleksi pakaian pria terbarunya. Ada aksen robek dan jahitan tidak kelar.
Pada 7 September di Paris, Prancis, desainer-desainer Indonesia menampilkan koleksi di dua ajang, yakni Front Row Paris dan Indonesia International Modest Fashion Festival (In2mf) 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved