Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DIANGKATNYA Gundala, komik karya Hasmi ke layar lebar menarik perhatian masyarakat. Melalui jagat sinema Bumilangkit, setelah Gundala beberapa karakter komik lainnya akan difilmkan.
Diangkatnya komik menjadi film dinilai Seno Gumira Ajidarma sebagai karya visual dan budaya khas kota. Ia mengutip buku bertajuk Comics and The City yang ditulis Arno Meteling, menyebut bahwa komik ditempatkan sebagai jendela untuk melihat kota.
"Lahir dari komik strip, yang hanya muncul ketika saat itu ada persaingan 100 tahun lebih yang lalu, antara Pulitzer dan Hearts. Mereka menggunakan komik strip supaya masing-masing laku. Maka dipakai komik strip yang paling mudah dibaca masyarakat yang kebanyakan saat itu merupakan imigran. Dengan bahasa pas-pasan, dan koran juga mengacu pada imigran, tokoh yang ada di komik stripnya pun belum bisa bahasa Inggris secara utuh. Ini dengan sendirinya para penggambar komik mengacu lingkungan untuk gambar tokoh sampai fisik, melihat kota dia sendiri," terang Seno dalam diskusi Jakarta Center for Cultural Studies (JCCS) bertajuk Gundala di Tengah Kota: Antara Urbanisme dan Heroisme, di Atelir Ceremai, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (16/10).
Penulis buku biografi pencipta karakter Gundala Harya Suraminata (Hasmi), Henry Ismono menyebutkan sebelum Gundala dipublikasikan, Hasmi telah lebih dulu membuat karakter Aquanus, yang merupakan pesanan dari salah satu penerbit di Bandung. Namun, saat itu Hasmi merasa belum puas.
"Ketika tumbuh tren superhero dan Hasmi berpikir bagaimana untuk membuat karya sendiri. Hasmi mulai membuat Gundala, yang terinspirasi dari The Flash. Hasmi mencoba membuat Gundala dengan spirit lokal. Bahwa ia punya kekuatan petir yang terinspirasi dari kisah Ki Ageng Selo, dan tokoh Sancaka yang berasal dari pewayangan. Gundala juga ditempatkan dalam latar Yogyakarta. Lokasi perjalanannya ada salah satunya di Parangtritis, dan mengejar musuh ke pertunjukkan wayang wong," ujar Henry.
Seri Gundala yang berjalan pada medio 1969 hingga era 80-an menurut Henry ialah periodesasi yang kedua. Sebab tahun 1954 pernah muncul komik dengan napas hero. Namun, saat itu karena dianggap kebarat-baratan, komik superhero menjadi tenggelam hingga tahun 1960-an. Muncul kembali setelahnya.
Seno pun melihat Gundala yang difilmkan Joko Anwar sebagai jendela melihat kota. Pasalnya versi Hasmi dan Joko Anwar berbeda.
"Pertama masalah kelas, itu hanya ada di kota, bukan Yogyakarta. Saya enggak peduli apakah persis sama dengan komiknya, melihatnya menarik. Justru ini memunculkan wacana. Film yang berwacana itu yang mencerdaskan. Kalau semua bilang bagus ya jadi tidak bermakna. Kalau jadi perbincangan maka menjadi bermakna," papar rektor IKJ ini yang juga mempertanyakan kekuatan super yang dimiliki Gundala masih terkesan nanggung akibat kendala biaya dan teknologi.
Di sempat yang sama, Lily Tjahjandari dari JCCS melihat, film Gundala yang pertama diluncurkan pada masa komik Gundala tengah moncer, sehingga tidak terlalu berdampak pada film. Sedangkan saat difilmkan kembali, penonton sudah banyak yang dengan komiknya, malah terjadi hype.
"Momennya berbeda. Saat film yang pertama, itu ketika momentumnya komik Gundala tengah booming. Sementara yang kedua momen enggak ada, lebih dicari momentumnya."
Lilawati Kurnia mempertanyakan ideologi yang diusung filmmaker terhadap karakter Gundala. Seperti Superman yang mengusung wacana white supermacy.
"Jadi superhero ini yang kritik berkaitan dengan ideologi mainstream. Mereka yang berkuasa. Di Gundala, ideologi mana yang diusung? Ketika dalam film yang digambarkan ialah bukan ilmuwan melainkan buruh, ada ideologi apa yang diusung dari film itu?" Tanya Lilawati.
Gundala versi Joko Anwar memunculkan wacana, sejak tayang hingga kini usai turun layar di bioskop. Beberapa kalangan yang turut membaca versi komik, menganggap tidak ada kelekatan narasi di filmnya. Di samping juga Joko menawarkan karakter yang cukup konkret dan lebih realistis pada konteks saat ini.
"Normal saja. Yang dipikirkan ialah kita ambil pasarnya. Tak lebih tak kurang, ini dagangan dengan hal-hal yang disukai. Ya inilah proses demokratis kita. Berpolitik secara konsisten. Penonton tidak bisa pasif minta terus. Siapa yang menang dalam pertarungan, begitulah kebudayaan. Yang enggak mau kalah ya yang berjuang. Faktor paling penting dalam mendorong kebudayaan ialah ekonomi," papar Seno. (M-3)
Baca juga : Iksaka Banu Kembali Jawarai Kusala Sastra Khatulistiwa
SYAHRINI, penyanyi Tanah Air, datang di Cannes Film Festival 2025. Kehadirannya di Cannes setelah vakum beberapa tahun di dunia hiburan menarik perhatian publik.
MENDUKUNG gaya hidup 'Live Right, Live Smart', Xiaomi resmi meluncurkan produk Xiaomi TV A Pro Series 2026 di Tanah Air.
Perlu dicermati terjadinya trading down atau fenomena pindahnya konsumen ke barang-barang yang lebih murah.
Event Syarima Go Ramadan in Velo menghadirkan kombinasi unik antara bazar, kuliner khas Ramadan, serta hiburan musik yang spektakuler untuk menemani masyarakat.
Diperkenalkannya hiburan paruh waktu di Piala Dunia memperlihatkan niat FIFA untuk beradaptasi dengan model hiburan ala olahraga Amerika Serikat (AS), khususnya Superbowl milik NFL.
Hadir sebagai pusat pelatihan profesional, WKCI Academy siap membimbing generasi muda Indonesia untuk mewujudkan mimpi mereka menjadi bagian dari industri hiburan Korea dan internasional.
Tahun 2025 akan menjadi tahun yang luar biasa bagi para penggemar superhero! Berbagai film dan serial dari studio ternama siap memanjakan para pencinta genre ini.
"Hollywood dengan bangga memberikan penghormatan kepada pahlawan super pertama kita di Hollywood Walk of Fame! Batman,"
Film ini disutradarai oleh Mark Steven Johnson dan dibintangi oleh Ben Affleck sebagai Matt Murdock alias Daredevil. Karakter utama di film ini adalah Matt Murdock atau Daredevil
FILM terbaru dari sutradara Rupert Sanders, The Crow membawa kisah cinta yang penuh thriller. Kekuatan iblis yang memengaruhi hidup pasangan Eric dan Shelly, serta sentuhan gaya anti-hero.
Dalam konteks ini, karakter yang 'dicuri' oleh penerbit dengan cara ide dasarnya disalin atau dipoles dengan perubahan kecil.
Dari semua ahli sihir di alam semesta DC, Doctor Fate ialah salah satu yang terkuat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved