Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Puntung Rokok Membunuh Tumbuhan Selama 1 Dekade

Suryani Wandari Putri
24/7/2019 06:10
Puntung Rokok Membunuh Tumbuhan Selama 1 Dekade
Peneliti terbaru mengungkapkan filter pada puntung rokok merusak pertumbuhan tamanan.(dok. MI)

Pemandangan membuang puntung rokok tampaknya bisa diterima secara sosial. Apalagi banyak anggapan rokok terbuat dari tembakau yang alami, sehingga aman dikembalikan ke tanah. Saat ini sekitar 4,5 triliun puntung rokok dijatuhkan di seluruh dunia setiap tahun.

Ternyata puntung rokok dapat menyebabkan kerusakan serius pada lingkungan. Hal itu diungkapkan peneliti di Universitas Anglia Ruskin yang menemukan filter plastik dari puntung rokok yang menghentikan pertumbuhan rumput dan semanggi secara normal.

Pada semanggi, para peneliti menemukan seperempat biji yang tumbuh mengandung filter rokok. Padahal tumbuhan ini sangat penting bagi lebah dan menyerap polusi dari asap diesel. Sedangkan pada rumput, mengalami penurunan pertumbuhan sebanyak 10%.

Dilansir Dailymail, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Ecotoxicology and Environmental Safety, para peneliti  percaya bahan kimia pembuatan filter rokok plastik menyebabkan tanaman stres dengan cara yang sama seperti kekurangan air. Tanaman yang terpapar puntung juga memiliki batang yang lebih pendek dan akar yang lebih sedikit.

"Banyak perokok berpikir puntung rokok cepat terurai, karenanya tidak menganggapnya sebagai sampah. Pada kenyataannya, filter terbuat dari jenis bioplastik yang dapat memakan waktu bertahun-tahun, jika tidak beberapa dekade, untuk dipecah." kata Dr Dannielle Green, dosen senior bidang biologi di Universitas Anglia Ruskin (ARU).

Sebelumnya puntung rokok ditemukan membahayakan kehidupan laut dan ditemukan di sarang burung pipit. Pengujian dilakukan peneliti dengan menambahkan filter rokok tunggal yang dihisap dan tidak ke dalam pot berisikan 200 biji rumput dan 150 biji semanggi. Hasilnya dibandingkan dengan bibit tanaman yang bebas dari plastik.

Setelah tiga minggu, mereka menemukan 27% lebih sedikit biji semanggi tumbuh dalam pot yang berisi filter rokok, dengan 10% lebih sedikit biji rumput berkecambah. Tunas semanggi 28% lebih pendek ketika terkena filter rokok, sedangkan tunas rumput 13% lebih kecil.

Tanaman semanggi tumbuh sekitar setengah dari jumlah normal akar, berdasarkan berat, meningkatkan kekhawatiran sampah plastik bisa membuat mereka berjuang untuk menyerap air dari tanah.

Tumbuhan itu ditemukan memiliki ketidakseimbangan klorofil atau bahan kimia penting yang memungkinkan mereka menyerap cahaya yang biasanya hanya terlihat selama kekeringan.

"Meskipun pekerjaan lebih lanjut diperlukan, kami percaya itu adalah komposisi kimia dari filter yang menyebabkan kerusakan pada tanaman," kata Dr Bas Boots, seorang dosen biologi di Universitas Anglia Ruskin di ARU. Ia menambahkan bahwa sebagian besar filter terbuat dari serat selulosa asetat dan bahan kimia tambahan yang membuat plastik lebih fleksibel, yang disebut plasticisers, juga dapat larut dan mempengaruhi tahap awal pengembangan tanaman.(M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya