Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pet Sematary, Remake yang Lebih Mendebarkan

Fathurrozak
07/4/2019 12:05
Pet Sematary, Remake yang Lebih Mendebarkan
Salah satu adegan film Pet Sematary yang di-remake ulang dari film berjudul serupa produksi 1989.(IMDB/Pet Sematary)

Pet Sematary merupakan film adaptasi novel karya Stephen King. Berkisah tentang keluarga dokter Louis Creed (Jason Clarke), yang pindah ke wilayah perdesaan untuk mengurangi kesibukan. Mereka tinggal di rumah yang punya kebun (hutan) sangat luas di belakangnya.

Film ini punya plot yang agak klise sebagai film horor. Tokoh utama yang penasaran pada kejanggalan, dan selanjutnya kita bisa tahu adegan yang terjadi.

Stephen King memang lekat dengan novel horor mencekamnya yang meneror. Sebut saja, It (2017), atau kita tidak bisa untuk tidak menyebut The Shining (1980), yang disutradarai Stanley Kubrick, dan bisa dikatakan sebagai salah satu jajaran film horor dari adaptasi novel King yang paling meneror dan mencekam. Jack Nicholson dalam film itu tampil prima untuk mencabik bulu kuduk kita.

Benih teror Pet Sematary dimulai ketika Ellie (Jete Laurence), anak Louis, berjalan-jalan ke halaman belakang rumah baru mereka. Ia melihat arakan anak-anak layaknya tengah bermain marching band, memakai topeng, menuju jalan setapak.

Para aktor Pet Sematary sebenarnya tampil meyakinkan. Intrik mengenai kehidupan setelah kematian yang ditanyakan Ellie, sebagai anak-anak yang beranjak besar, menjadi salah satu sisi yang memberikan motivasi karakter yang dimiliki orangtuanya, Louis dan Rachel (Amy Seimetz). Perbedaan pandangan keduanya, misalnya, lebih jelas dan kuat ketimbang film versi lamanya.

Sisi humanis dalam Pet Sematary juga sebenarnya ditaruh dalam porsi tepat, dan natural. Misal, meminjam karakter yang ditunjukkan adik Ellie, Gage. Atau pertemuan Ellie dengan Jud (John Lithgow), tetangganya saat di permakaman hewan. Film ini punya premis bagaimana yang telah meninggal bisa dihidupkan kembali, di tanah suku kuno. Jud, membawa Louis ke tanah itu, ketika Church, kucing Ellie, mati tertabrak truk Orinco yang memang kerap melintas di depan rumah mereka.

BACA JUGAHotel Mumbai, Menghadapi Teror dengan Humanisme

Jud menuntun Louis ke tanah berbatu keramat milik suku kuno itu. Teror datang dari hidupnya kembali Church. Dari kejadian itu, horor mencekam semakin intens. Ditambah, porsi halusinasi yang diderita Rachel terhadap masa kecilnya, yang selalu merasa bersalah pada saudarinya yang menderita sakit tulang belakang. Kematian saudarinya itu terus menghantui Rachel, dan berkembang menjadi tambahan teror Pet Sematary, walau agaknya terlalu mengambil porsi berlebih.

Apa yang menyebalkan dari film ini? Akhir dari film, ketika Louis sekeluarga menyeringai dan seolah membuyarkan nuansa horor yang terbangun.

Pet Sematary tayang reguler di jaringan bioskop Indonesia mulai 5 April. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya