Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Small Business Barometer Report, sebuah studi baru dari Mastercard Center for Inclusive Growth yang bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia dan 60 Decibels, mengidentifikasi tiga tantangan utama yang menghambat pertumbuhan pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) di Tanah Air. Tiga kendala itu meliputi kurangnya literasi digital, dukungan struktural yang kurang memadai, serta terbatasnya akses kredit.
Laporan itu mengungkapkan pelaku usaha kecil dan menengah sadar akan manfaat perangkat digital. Sayangnya, mereka tidak memiliki keterampilan untuk menggunakannya.
"Sejumlah 81% dari wirausaha menyadari pentingnya peran perangkat digital untuk pertumbuhan bisnis mereka. Hanya saja, mereka menghadapi tantangan yang berat, yaitu kurangnya literasi digital untuk menggunakan perangkat tersebut secara maksimal. Sebanyak 64% mengaku tidak mengetahui perangkat mana yang cocok untuk kebutuhan spesifik mereka," ujar Vice President, Social Impact, Asia Pacific, Mastercard Center for Inclusive Growth Subhashini Chandran.
Baca juga : Melalui APEC, ID Food Sampaikan Inisiatif Strategis dan Digital bagi Petani dan UMKM Perempuan Sektor Pangan
Pemilik UMK menganggap rendahnya literasi digital (38%), keraguan akan teknologi yang perlu diadopsi (35%), dan biaya investasi teknologi terlalu tinggi (31%) sebagai isu paling mendesak yang menghambat pemanfaatan teknologi. Hal ini sejalan dengan temuan Kementerian Komunikasi dan Informatika1, yang menunjukkan bahwa skor indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,54 dari 5 pada 2022. Hal ini menunjukkan kesenjangan antara kesadaran akan kebutuhan perangkat digital dan kurangnya keterampilan yang dibutuhkan untuk menggunakannya secara efektif.
Ia pun berharap laporan tersebut bisa memberikan dampak dan menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan ke depan.
"Melalui laporan ini, Mastercard Strive juga terus berperan sebagai katalis penting bagi digitalisasi serta akses terhadap kredit dan pasar bagi usaha kecil di Indonesia," tutur Chandran.
Baca juga : Temu Bisnis dan Travel Fair Dorong UMKM Bali Menembus Pasar Digital
Executive Director Mercy Corps Indonesia, Ade Soekadis, mengatakan laporan itu memberikan gambaran bagaimana kesenjangan di antara pemangku kepentingan dan pemilik usaha kecil.
"Ini bisa menjadi sarana penting untuk memastikan UMKM menerima dukungan menyeluruh yang mereka butuhkan untuk berkembang," tuturnya.
Temuan dari riset ini, imbuhnya, memiliki potensi besar untuk memberdayakan usaha kecil di Indonesia. Para pemangku kepentingan di sektor publik dan swasta serta organisasi nonprofit dapat memanfaatkan laporan ini untuk merancang kebijakan yang inovatif, meningkatkan kualitas produk dan layanan, dan menciptakan berbagai program yang dapat meningkatkan kapasitas dan produktivitas. (Z-11)
Sebagian UMKM yang dipimpin perempuan masih menghadapi sejumlah tantangan. Peningkatan literasi digital dan finansial berperan penting untuk membantu mereka.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Gerakan Smartfren 100 persen untuk Indonesia, merangkum berbagai upaya Smartfren untuk meningkatkan literasi digital serta pemanfaatan internet.
Mereka berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menyaring informasi di era digital yang penuh tantangan.
Secara nyata jika tidak mengindahkan network etiquette (netiket) akan merugikan penggunanya, karena membuahkan sanksi sosial dan sanksi hukum
Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia berkembang begitu pesat. Itu ditandai dengan adopsi teknologi pada sistem pembayaran yang semakin meningkat.
Indonesia memiliki sebuah capaian dalam sektor investasi digital, yakni menjadi yang terbesar di ASEAN dengan menduduki peringkat ke-2.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Di era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan telah menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Salah satunya dalam hal transaksi keuangan.
Melalui platform digital, konsumen dapat mengakses informasi terkait produk, melakukan konsultasi online gratis, serta membeli dengan cepat dan mudah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved