Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Misi Resilience ispace: Upaya Kedua Jepang Mendarat di Bulan via Mare Frigoris

Thalatie K Yani
03/6/2025 12:34
Misi Resilience ispace: Upaya Kedua Jepang Mendarat di Bulan via Mare Frigoris
Misi Resilience dari perusahaan Jepang ispace akan mencoba mendarat di Mare Frigoris, bulan, Kamis ini.(ispace)

MISI Resilience dari perusahaan Jepang ispace akan mencoba mendarat di Mare Frigoris ("Laut Dingin"), sebuah dataran basal di belahan utara bulan, Kamis (5/6) pukul 15:24 EDT (atau 19:24 GMT). 

Jika berhasil, ini akan menjadi pencapaian besar bagi ispace dan Jepang, yang hingga kini baru memiliki satu catatan pendaratan lunak di bulan—yaitu melalui wahana SLIM milik Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang (JAXA) yang mendarat tahun lalu. Ini juga akan menjadi tonggak penting bagi penerbangan luar angkasa komersial, yang kini semakin mengarahkan ambisinya ke bulan.

Resilience merupakan pendarat bulan kedua dari ispace. Misi pertamanya berhasil mencapai orbit bulan, namun gagal saat mencoba mendarat pada April 2023. Jika misi kali ini sukses, Resilience akan mengerahkan rover kecil bernama Tenacious serta mengoperasikan berbagai instrumen ilmiah di permukaan bulan.

Resilience diluncurkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 pada 15 Januari, bersama dengan pendarat bulan swasta lainnya milik Firefly Aerospace, yaitu Blue Ghost, yang sukses mendarat pada 2 Maret lalu.

Namun, Resilience menempuh jalur yang lebih panjang menuju bulan. Wahana ini melewati fase orbit Bumi singkat, kemudian melakukan lintas dekat bulan (flyby), serta manuver di ruang angkasa dalam dan orbit bulan. Semua ini bertujuan membimbing wahana melalui lintasan hemat bahan bakar dengan memanfaatkan gaya gravitasi untuk mengatur arah.

Pendarat ini berhasil masuk ke orbit bulan seperti yang direncanakan pada 6 Mei. Kemudian pada 28 Mei, Resilience melakukan manuver kendali orbit, yakni pembakaran mesin selama 10 menit yang menempatkannya ke orbit melingkar sekitar 100 kilometer di atas permukaan bulan, menurut pernyataan dari ispace.

"Seperti biasa setelah pembakaran mesin besar, para insinyur ispace kini sedang bekerja keras menganalisis jalur yang ditempuh Resilience setelah manuver kendali orbit ke-3," kata perwakilan perusahaan dalam unggahan di X pada 30 Mei. "Jika diperlukan, mereka mungkin akan melakukan sedikit penyesuaian arah melalui manuver penyetelan orbit (orbital trim maneuver)."

Sebelum manuver terbarunya, wahana ini sempat mengambil foto menakjubkan dari permukaan bulan dari orbit, menampilkan kawah-kawah dan topografi kompleks di bulan. Dengan kecepatan sekitar 5.800 km/jam, Resilience kini mengitari bulan dan menyelesaikan satu putaran setiap dua jam, sembari bersiap untuk pendaratan yang direncanakan minggu ini. (Space/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya