Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PADA Januari 2025, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus semuanya terlihat di langit malam. Merkurius akan bergabung pada Februari 2025, sehingga ketujuh planet tetangga kita dapat terlihat dari Bumi.
Secara ilmiah, tidak banyak. Kesejajaran planet terjadi "ketika planet-planet 'berbaris' di sisi yang sama dari Matahari secara umum," kata Gerard van Belle, Direktur Sains di Lowell Observatory.
"Ketika ini terjadi, kita dapat melihat beberapa planet di langit malam." Dan itu saja! Dengan kata lain, parade planet ini hanyalah alasan bagus untuk melihat bintang—atau lebih tepatnya, melihat planet.
Namun, jika Anda penasaran mengapa fenomena ini menjadi sorotan, berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang peristiwa astronomi ini, yang biasanya tidak memiliki dampak ilmiah besar.
Istilah "kesejajaran planet" sebenarnya bukan istilah ilmiah, melainkan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan berbagai peristiwa astronomi. Bagi masyarakat awam, istilah ini berarti kita dapat melihat beberapa planet sekaligus.
Menariknya, planet-planet ini selalu tampak sejajar di sepanjang jalur yang sama di langit malam. Jalur ini disebut ekliptika, yang ada karena semua planet di tata surya kita mengorbit Matahari pada bidang yang kurang lebih sama.
Sementara itu, para astronom mencari kesejajaran planet yang lebih spesifik, seperti oposisi dan konjungsi. Secara sederhana, oposisi terjadi ketika dua benda langit berada di sisi berlawanan dari Bumi, sedangkan konjungsi terjadi ketika satu benda langit berada di antara Bumi dan benda langit lainnya.
Biasanya, kita bisa melihat setidaknya satu planet hampir setiap malam, dan secara berkala, dua atau tiga planet dapat terlihat dalam setahun. Namun, melihat empat atau lebih planet secara bersamaan di langit malam sedikit lebih jarang terjadi dan hanya muncul setiap beberapa tahun sekali.
Saat ini, kita sedang berada dalam periode di mana parade planet sering terjadi. Pada 2025, kita sudah mengalami parade planet di Januari, dan Februari masih berlangsung. "Pada pertengahan Agustus, enam planet akan sejajar di langit pagi: Jupiter, Venus, Uranus, Saturnus, Neptunus, dan Merkurius," kata van Belle.
Selama ribuan tahun, manusia mengaitkan kesejajaran planet dengan peristiwa besar di Bumi, seperti bencana alam, meskipun tidak ada korelasi ilmiah. "Peradaban kuno mencoba menghubungkan kejadian di langit malam dengan peramalan masa depan," kata van Belle. Kadang-kadang, cara ini berhasil.
Namun, kesejajaran planet sendiri tidak memiliki dampak fisik yang signifikan terhadap Bumi. "Gaya gravitasi antar planet, termasuk Bumi, sangat kecil," ujar van Belle. "Satu-satunya efek gravitasi yang benar-benar berpengaruh adalah pengaruh Bulan terhadap pasang surut air laut."
Meskipun demikian, beberapa ilmuwan berhipotesis kesejajaran planet mungkin berdampak pada aktivitas Matahari. Sebuah makalah tahun 2024 dalam jurnal Solar Physics mengusulkan kesejajaran antara Venus, Bumi, dan Jupiter dapat menciptakan fenomena yang disebut Rossby waves di Matahari, yang mempengaruhi siklus Matahari selama 11 tahun.
Apakah mungkin? Selalu ada peluang, meskipun kecil. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikannya.
"Masalah utama adalah bahwa diperlukan periode waktu yang sangat panjang—dalam beberapa kasus, ratusan tahun—untuk sepenuhnya mempelajari interaksi gravitasi antara Matahari dan planet-planet," ujar van Belle.
Di masa-masa awal tata surya, kesejajaran planet jauh lebih signifikan daripada sekarang. "Orbit planet belum stabil seperti saat ini, dan diyakini terjadi banyak migrasi orbit," kata van Belle. "Beberapa model bahkan menunjukkan ada planet gas kelima yang dikeluarkan dari tata surya dan kini menjadi planet pengembara yang selamanya terjebak di antara bintang-bintang."
Namun, saat ini kesejajaran planet tetap memiliki kegunaan penting, terutama dalam eksplorasi luar angkasa. Berbagai wahana antariksa menggunakan posisi spesifik planet untuk melakukan gravity assist.
"Contoh yang bagus adalah wahana antariksa New Horizons, yang memanfaatkan gravitasi Jupiter untuk mempercepat perjalanannya menuju Pluto," kata van Belle. "Wahana Voyager 1 dan Voyager 2 juga memanfaatkan kesejajaran planet raksasa, dengan Voyager 2 mendapatkan dorongan gravitasi dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus." (space/Z-3)
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Pelajari induksi elektromagnetik: prinsip dasar, hukum Faraday, dan aplikasi revolusioner dalam teknologi modern.
INOVASI berbasis sains dibutuhkan untuk mencapai kemajuan di bidang pertanian dan kesehatan Tanah Air. Peningkatan pengetahuan petani akan teknologi pertanian terkini jadi salah satunya.
Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, tentu akan membuat semakin tertinggal dalam persaingan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved