Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Ilmuwan Temukan Kalajengking Langka yang Dapat Menyemprot Racun di Kolombia

Muhammad Ghifari A
10/2/2025 11:07
Ilmuwan Temukan Kalajengking Langka yang Dapat Menyemprot Racun di Kolombia
Penemuan luar biasa terjadi di Kolombia dengan ditemukannya spesies kalajengking langka, Tityus achilles (T. achilles), yang memiliki kemampuan unik untuk menyemprotkan racunnya.(Matt Zimmermann)

SEBUAH penemuan menakjubkan terjadi di Kolombia dengan ditemukannya kalajengking langka yang memiliki kemampuan unik untuk menyemprotkan racunnya. Ini adalah kali pertama spesies kalajengking penyembur racun diidentifikasi di Amerika Selatan, sementara perilaku serupa sebelumnya hanya tercatat pada dua genus kalajengking yang berasal dari Amerika Utara dan Afrika.

Penemuan yang sangat bernilai ini, yang rinciannya dipublikasikan pada bulan Desember 2024 di Zoological Journal of the Linnean Society, menjelaskan mekanisme pertahanan khas dari kalajengking Tityus achilles (T. achilles). Spesies ini ditemukan di kawasan hutan hujan pegunungan Magdalena di Cundinamarca, dekat Jakarta, Kolombia.

Kalajengking, yang termasuk dalam famili arakhnida, terkenal di seluruh dunia karena racun sengatannya. Dari lebih dari 2. 500 spesies yang ada, sekitar 2. 200 di antaranya telah dipelajari secara menyeluruh, mengisi beragam habitat mulai dari hutan hujan tropis hingga gurun pasir.

Racun yang dimiliki kalajengking berfungsi untuk menangkap mangsa dan mempertahankan diri dari predator. Racun ini dialirkan melalui ekor atau metasoma, yang berujung pada struktur bulat yang dikenal sebagai telson. Telson ini mengandung kelenjar racun dan dilengkapi dengan aculeus, atau penyengat, yang berfungsi untuk menyuntikkan racun secara langsung.

Namun, berbeda dari kebanyakan kalajengking, T. achilles yang ditemukan di Kolombia menunjukkan kemampuan luar biasa untuk menyemprotkan racun ke udara, memungkinkan penyerangan terhadap predator tanpa harus bersentuhan langsung. 

Fenomena ini, yang belum pernah diamati sebelumnya pada spesies di Amerika Selatan, memberikan tambahan strategi bagi kalajengking ini untuk menginjeksi racun melalui sengatannya.

Penyemprotan racun ini tampak sebagai mekanisme pertahanan yang cerdas. Berbeda dengan penyuntikan langsung yang berisiko mendekati predator, penyemprotan mengurangi bahaya fisik bagi kalajengking dengan menjauhkan diri dari kontak langsung. Namun, efektivitas cara ini tergantung pada kemampuan racun untuk mengenai jaringan sensitif, seperti mata atau hidung predator vertebrata.

Laborieux, mahasiswa magister di Universitas Ludwig Maximilian Munich, melakukan eksperimen untuk menguji kemampuan T. achilles dalam menyemprotkan racun. 

Ia menguji 10 spesimen muda dengan sedotan dan mencatat 46 semprotan racun yang mampu menjangkau jarak maksimum 36 sentimeter. Respons yang terlihat bervariasi, dari semprotan kecil hingga semprotan berkelanjutan, dengan sebagian besar racun diarahkan ke depan dan terkadang ke belakang atau ke atas.

"Agar strategi ini efektif, predator yang dihadapi haruslah vertebrata. Racun sulit menembus eksoskeleton invertebrata lain," jelas Laborieux. Dengan demikian, penyemprotan racun bukanlah strategi berburu, melainkan cara untuk menghalau predator dan memberi kesempatan bagi kalajengking untuk melarikan diri.

Teknik penyebaran racun ini memiliki kesamaan dengan berbagai hewan lainnya. Contohnya, ular kobra yang meludah juga menyemprotkan racun ke lawan, sementara beberapa artropoda, moluska, dan mamalia tertentu menggunakan toksin yang dilindungi secara eksternal untuk pertahanan. 

Senyawa racun ini dapat disemprotkan, dioleskan, atau disebarkan secara pasif. T. achilles menonjol dengan pendekatan ganda ini, baik dalam menyuntikkan racun maupun menyemprotkan racun atau sebuah indikasi yang jelas akan kemampuan adaptasinya yang luar biasa. (ColombiaOne/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik