Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEBUAH studi terbaru mengungkapkan galaksi dapat berpusat pada "bintang gelap" raksasa. Bintang ini sebenarnya adalah kumpulan materi tak terlihat yang berada di inti galaksi.
Melansir dari live science, berdasarkan penelitian tim astrofisikawan internasional, dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada 17 Desember 2024 di server pracetak arXiv. Temuan ini memberikan gambaran baru tentang misteri materi gelap.
Selama beberapa dekade, astronom telah menemukan banyak bukti sebagian besar massa galaksi terdiri dari materi yang tidak terlihat. Namun, identitas materi gelap ini masih menjadi teka-teki.
Sebuah hipotesis menyatakan materi gelap bisa terbuat dari partikel berat, yang jarang berinteraksi dengan cahaya atau materi lain.
Meskipun teori ini menjanjikan, ada kesulitan dalam menjelaskan kepadatan rendah yang ditemukan di inti galaksi. Hal tersebut tidak sesuai dengan prediksi simulasi yang menggunakan model partikel berat.
Salah satu solusi yang muncul pada penelitian ini adalah teori "materi gelap kabur" (fuzzy dark matter), yang menyatakan materi gelap terdiri dari partikel yang sangat ringan. Bahkan diketahui miliaran kali lebih ringan dari neutrino.
Sifat kuantum yang ada memungkinkan partikel ini bergabung menjadi gumpalan besar, yang dikenal sebagai "bintang gelap."
Gumpalan ini dapat membentang hingga 10.000 tahun cahaya, tetapi massanya tetap kecil karena partikel-partikelnya sangat ringan.
"Bintang gelap ini dapat menjadi inti galaksi, menyediakan sebagian besar massa tanpa menciptakan kepadatan ekstrem di pusatnya," jelas para peneliti.
Selain materi gelap, galaksi juga mengandung materi normal seperti gas dan bintang. Materi ini dapat diamati secara langsung.
Demi menguji teori tentang materi gelap kabur, para ilmuwan membuat model sederhana. Model ini terdiri dari dua komponen, yaitu sebagian besar materi gelap kabur dan sebagian kecil gas ideal.
Para peneliti kemudian menghitung bagaimana kedua komponen ini berevolusi di bawah pengaruh gravitasi bersama.
Hasilnya menunjukkan materi gelap kabur dengan cepat berkumpul menjadi gumpalan besar di pusat.
Sementara itu, gas akan bercampur dengan materi gelap kabur tersebut. Campuran ini menciptakan objek yang disebut "bintang fermion-boson".
Penemuan yang ada tersebut mengacu pada dua jenis materi yang terlibat. Diketahui objek ini berbeda dari bintang biasa.
"Bintang fermion-boson, menjadi representasi ideal inti galaksi. Kepadatannya lebih tinggi, tetapi tidak terlalu tinggi, sesuai dengan prediksi model materi gelap kabur," tambah para peneliti.
Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah mengembangkan model yang lebih kompleks untuk memahami bagaimana "bintang gelap" ini dapat terlihat melalui pengamatan astronomi.
Dengan demikian, para ilmuwan dapat membandingkan prediksi secara teori dengan menggunakan data yang ada. (Live science/Z-3)
MILIUNER Richard Branson akan berwisata ke luar angkasa akhir pekan ini dengan pesawat ulang-alik yang dia bangun.
Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) kembali mencuri perhatian dengan penemuan luar biasa.
Teleskop Luar Angkasa James Webb telah menangkap gambar baru Galaksi Cartwheel yang memperlihatkan cincin warna berputar dalam gambar yang lebih jelas.
Bumi, planet tempat kita tinggal, ialah salah satu dari beberapa planet yang berada di tata surya. Terdapat planet, satelit, meteor, komet, hingga asteroid dalam suatu tata surya.
SEBUAH bintang aneh yang muncul di langit 840 tahun lalu dan kemudian menghilang, baru-baru ini menunjukkan aktivitas baru.
Setelah diteliti, objek tersebut bukan termasuk komet atau asteroid. Para ilmuwan yang meneliti objek tersebut mengatakan, itu diperkirakan sebuah bintang bermassa rendah atau katai coklat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved