Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Proba-3: Misi ESA Ciptakan Gerhana Matahari Buatan untuk Penelitian Korona Matahari

Alya Putri Abi
10/1/2025 12:18
Proba-3: Misi ESA Ciptakan Gerhana Matahari Buatan untuk Penelitian Korona Matahari
Badan Antariksa Eropa (ESA) merancang misi luar angkasa bernama Proba-3 untuk menciptakan gerhana matahari buatan yang dapat berlangsung hingga berjam-jam.(ESA)

GERHANA matahari adalah salah satu fenomena alam yang selalu menarik perhatian. Ketika bulan bergerak tepat di antara bumi dan matahari, cahaya matahari sebagian atau sepenuhnya terhalang, menciptakan pemandangan yang unik di langit. 

Sayangnya, gerhana matahari hanya dapat diamati selama beberapa menit karena posisi bulan, matahari, dan bumi yang terus bergerak. 

Badan Antariksa Eropa (ESA) sedang merancang misi luar angkasa yang memungkinkan gerhana matahari berlangsung lebih lama, bahkan hingga berjam-jam, dalam dekade mendatang.

Misi ini disebut Proba-3, di mana dua satelit akan bekerja sama untuk menciptakan gerhana matahari buatan. Dengan ini, para ilmuwan dapat mengamati gerhana kapan pun diperlukan untuk mendukung penelitian.

Meneliti Korona Matahari

Gerhana matahari buatan ini bertujuan membantu para ilmuwan lebih memahami atmosfer terluar matahari, yang dikenal sebagai korona. Korona adalah cincin cahaya tipis yang terlihat di sekitar bulan saat terjadi gerhana matahari. Misi ini, akan memungkinkan para peneliti untuk dengan mudah mempelajari bagian tengah korona, wilayah paling atas atmosfer matahari. 

Ini menjadi fokus perhatian karena merupakan sumber angin matahari dan cuaca luar angkasa. Fenomena ini dapat memengaruhi satelit dan Bumi, terutama melalui letusan energi tidak teratur, yang disebut 'ejeksi massa koronal'.

Suhu korona mencapai lebih dari satu juta derajat Celsius, membuatnya jauh lebih panas daripada permukaan matahari yang relatif dingin, sekitar 5500ºC. Fakta ini bertentangan dengan akal sehat, karena biasanya suhu akan menurun seiring menjauhnya dari sumber panas.

Satu-satunya waktu untuk melihat korona dengan jelas adalah selama gerhana matahari, tetapi gerhana alami jarang terjadi dan mungkin hanya berlangsung beberapa menit. Dengan proyek ini, ESA bertujuan menciptakan dua gerhana buatan setiap minggu. 

Masing-masing gerhana akan berlangsung selama enam jam, dan proyek ini direncanakan untuk dua tahun ke depan.

Peneliti utama untuk koronagraf Proba-3, Andrei Zhukov, mengatakan bahwa penelitian ini dapat mengubah pemahaman kita tentang matahari. "Ini benar-benar mengubah permainan," ungkapnya.

Cara Kerja

Misi Proba-3 melibatkan dua satelit, Occulter dan Coronagraph, yang terbang dalam formasi yang tepat dengan jarak 500 kaki. 

Konfigurasi unik ini memungkinkan Occulter untuk menghalangi cahaya Matahari dan menghasilkan bayangan pada Coronagraph. Menciptakan gerhana buatan di orbit.

Misi ini mencapai tingkat presisi yang sangat tinggi, bahkan disebut ESA "setebal kuku jari," yang belum pernah tercapai sebelumnya, dalam eksplorasi ruang angkasa.

Dalam misi ini, Proba-3 mengandalkan berbagai teknologi canggih. Teknologi seperti GPS, pelacak bintang, laser, dan tautan radio, yang memungkinkan kedua satelit secara otomatis mempertahankan posisi yang tepat. 

Dengan ini, kedua satelit dapat berfungsi seolah-olah menjadi satu observatorium terpadu, memberikan kinerja optik yang dibutuhkan untuk tujuan penelitian. (ESA/CBC/NPR/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya