Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

James Webb Telescope Temukan Misteri Centaur Chiron, Objek Unik di Tata Surya Luar

Thalatie K Yani
24/12/2024 11:26
James Webb Telescope Temukan Misteri Centaur Chiron, Objek Unik di Tata Surya Luar
Teleskop James Webb mengungkap Chiron, centaur pertama yang ditemukan tahun 1977, memiliki campuran es dan gas yang tidak biasa.(William Gonzalez Sierra)

TELESKOP Luar Angkasa James Webb menemukan centaur bernama 2060 Chiron adalah objek yang unik. Objek ini, yang merupakan benda kecil di Tata Surya, mengorbit matahari di wilayah antara Jupiter dan Neptunus. Chiron memiliki campuran es dan gas yang membuatnya berbeda dari objek lain di Tata Surya luar yang jauh.  

Saat ini, sekitar seribu centaur diidentifikasi, namun Chiron, yang memiliki diameter 218 km, adalah yang pertama ditemukan tahun 1977. Para ilmuwan percaya centaur berasal dari wilayah beku di luar Neptunus, tetapi kemudian berpindah ke bagian dalam Tata Surya karena pengaruh gravitasi planet raksasa es. Ketika bergerak lebih dekat ke matahari, pemanasan matahari menyebabkan es tertentu menyublim, membentuk halo gas atau koma, mirip dengan komet.  

Charles Schambeau dari University of Central Florida menggambarkan Chiron sebagai sesuatu yang unik di antara centaur lainnya dan juga objek trans-Neptunus (TNO). “Chiron menunjukkan perilaku seperti komet, memiliki cincin material di sekitarnya, dan kemungkinan medan puing yang terdiri dari debu kecil atau material berbatu yang mengorbitnya,” katanya.  

Observasi terbaru oleh JWST, yang dipimpin Schambeau dan Noemí Pinilla-Alonso dari University of Oviedo di Spanyol, menemukan komposisi es di permukaan Chiron sangat berbeda dibandingkan dengan centaur lain yang diamati sejauh ini. Meskipun jenis es tersebut tidak asing, kombinasi mereka di Chiron cukup mengejutkan.  

JWST menemukan es karbon monoksida dan karbon dioksida di permukaannya, serta gas karbon dioksida dan metana di koma tipisnya. Kehadiran metana ini konsisten dengan proses sublimasi dari es di area permukaan yang menerima paparan matahari terbanyak. Meskipun suhunya tidak pernah melebihi -140 derajat Celsius, panas ini cukup untuk menyebabkan es menyublim.  

Selain itu, radiasi matahari yang bekerja pada es tersebut memicu reaksi kimia yang menghasilkan produk organik seperti asetilena, etana, propana, dan berbagai oksida karbon yang ditemukan sebagai es di permukaan Chiron oleh JWST.  

“Menemukan gas yang menjadi bagian dari koma dan hubungannya dengan es di permukaan membantu kita memahami sifat fisik dan kimia, seperti ketebalan dan porositas lapisan es, komposisinya, serta bagaimana iradiasi memengaruhinya,” jelas Pinilla-Alonso.  

Centaurs dan objek trans-Neptunus umumnya dianggap sebagai benda purba yang tidak tersentuh sejak terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu di awal Tata Surya. Oleh karena itu, mereka seperti mesin waktu yang memberikan wawasan tentang asal-usul Tata Surya, lokasi pembentukannya di cakram protoplanet, dan apakah objek tersebut telah bermigrasi sejak saat itu.  

Centaurs aktif seperti Chiron sangat berharga karena mengungkap lebih banyak informasi dibandingkan dengan objek mati.  

“Mereka sedang mengalami transformasi akibat pemanasan matahari dan memberikan kesempatan unik untuk mempelajari lapisan permukaan dan bawah permukaan,” kata Pinilla-Alonso. “Yang unik dari Chiron adalah kita bisa mengamati permukaannya, di mana sebagian besar es ditemukan, serta koma, di mana kita melihat gas yang berasal dari permukaan atau di bawahnya.”  

Orbit elips 50 tahun Chiron membawanya melalui titik terjauh dari matahari (afelion) sejauh 2,8 miliar km tahun 2021. Chiron akan mencapai titik terdekatnya (perihelion) pada 2047, dengan jarak 1,27 miliar km dari matahari, sedikit di dalam orbit Saturnus. Saat bergerak lebih dekat ke matahari selama 20 tahun ke depan, Chiron akan menjadi lebih terang dan aktif, memungkinkan pengamatan yang lebih akurat terhadap esnya, kimia organiknya, dan efek iradiasi matahari terhadap permukaannya yang membeku.  

Pinilla-Alonso menambahkan, “Berdasarkan data JWST baru, saya tidak yakin kita memiliki centaur standar. Setiap centaur aktif yang kita amati dengan JWST menunjukkan keunikan tersendiri. Harus ada sesuatu yang menjelaskan perbedaan perilaku mereka atau mungkin kesamaan yang belum kita temukan.”  

Namun, nasib Chiron dan centaur lainnya masih dalam tahap transisi. Dalam satu juta tahun ke depan, Chiron mungkin akan didorong lebih dalam ke Tata Surya dan menjadi komet keluarga Jupiter dengan periode orbit kurang dari 20 tahun. 

Alternatifnya, ia bisa dikembalikan ke Sabuk Kuiper, dikeluarkan dari Tata Surya bagian dalam oleh Jupiter. Nasib akhirnya masih menjadi misteri, seperti karakter mitologi Yunani yang menjadi namanya, Chiron, yang takdirnya berada di tangan para dewa. (Space/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya