Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Penelitian Ungkap 8.000 Tahun Sejarah dan Kearifan Suku Narungga di Semenanjung Yorke

Febriansah
19/12/2024 05:03
Penelitian Ungkap 8.000 Tahun Sejarah dan Kearifan Suku Narungga di Semenanjung Yorke
Suku Narungga(Veryphotographic)

SEBUAH penelitian baru yang dilakukan oleh Universitas Flinders dan Universitas Australia Selatan, bekerja sama dengan Narungga Nation Aboriginal Corporation dan Point Pearce Aboriginal Corporation, berhasil mengungkap sejarah masyarakat Aborigin di Semenanjung Yorke (Guuranda), Australia Selatan, yang berlangsung selama 8.000 tahun.

Dalam makalah yang diterbitkan di The Journal of Island and Coastal Archaeology, penelitian ini menggunakan metode penanggalan radiokarbon untuk menganalisa kerang laut dan berbagai material lainnya dari tujuh situs arkeologi. Empat dari situs tersebut berada di daratan Semenanjung Point Pearce (Burgiyana), sementara tiga lainnya terletak di Pulau Wardang (Waraldi).

Kerang-kerang tersebut merupakan sisa makanan dari leluhur Narungga, yang memberikan gambaran tentang bagaimana mereka memanfaatkan sumber daya di wilayah laut.

Adrian Mollenmans, arkeolog dari Universitas Flinders sekaligus kandidat PhD, menjelaskan temuan ini mencakup periode ketika Pulau Wardang (Waraldi) masih terhubung dengan daratan utama, hingga masa setelah permukaan laut naik akibat berakhirnya Maksimum Glasial Terakhir.

Dikutip dari laman daring Flinders University, Rabu (18/12), profesor Amy Roberts dari Universitas Flinders menjelaskan penemuan ini mengungkapkan tantangan yang dihadapi leluhur Narungga, termasuk tenggelamnya sebagian wilayah mereka akibat kenaikan permukaan laut dan terbentuknya pulau-pulau baru. 

Selain itu, periode kekeringan yang terjadi kemudian juga memberikan dampak yang signifikan, yang tercermin dalam adanya celah-celah pada catatan arkeologi.

Selanjutnya, profesor Lester-Irabinna Rigney dari University of South Australia, serta akademisi terkemuka dari suku Narungga, menambahkan, “Cerita tentang naiknya permukaan laut serta pembentukan teluk dan pulau telah diwariskan oleh leluhur kami dari generasi ke generasi."

Banyak cerita bahwa para tetua suku Narungga berenang ke Pulau Wardang untuk mengumpulkan telur penguin, memancing, dan menjalankan berbagai aktivitas budaya lainnya serta kegiatan yang memerlukan keahlian dan pengetahuan mendalam.

Hasil penanggalan radiokarbon juga mencakup periode terbaru setelah invasi dan pemukiman Eropa, menunjukkan bahwa masyarakat Narungga tetap mempertahankan hubungan erat dengan wilayah pesisir dan kepulauan mereka.

“Penelitian kami juga mengingatkan kita akan dampak dramatis kenaikan muka air laut dan tanggung jawab kita untuk menjaga lingkungan demi generasi mendatang,' kata Profesor Rigney. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya