Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PARA astronom menemukan ribuan bintang muda yang berkumpul di sekitar pusat galaksi kuno. Bintang ini diperkirakan terbentuk secara bersamaan sekitar 4 juta tahun lalu.
Pengamatan ini merupakan pertama kalinya pembentukan bintang yang tersinkronisasi terlihat di galaksi tua. Kondisi ini menantang anggapan pembentukan bintang berkurang seiring bertambahnya usia galaksi.
Kelompok bintang muda yang baru ditemukan ini mengelilingi inti galaksi spiral NGC 1386, yang berjarak sekitar 53 juta tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Eridanus. Para peneliti yang dipimpin oleh Almudena Prieto dari Instituto de Astrofísica de Canarias di Spanyol mengidentifikasi 61 kelompok bintang muda, yang membentuk cincin biru selebar 1 kiloparsec seperti terlihat dalam gambar di atas. Mereka menemukan semua kelompok bintang tersebut memiliki massa, usia, dan ukuran yang mirip meskipun tersebar secara terpisah.
"Semua kelompok ini tersebar seperti mutiara di atas cincin yang mengelilingi pusat galaksi," ujar Prieto dalam sebuah siaran pers. "Yang mengejutkan, mereka semua mirip, yang menunjukkan bahwa mereka diciptakan pada waktu yang sama, dalam suatu peristiwa yang tersinkronisasi."
Pengamatan terhadap cincin biru menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble dan Teleskop Survei VLT di Chili menunjukkan bahwa kelompok bintang ini mendapatkan pasokan dari filamen panjang gas dan debu yang membawa materi pembentuk bintang dari cakram luar galaksi ke pusatnya.
Para peneliti tidak mendeteksi adanya galaksi pendamping yang berputar di dekat NGC 1386, yang mengindikasikan bahwa filamen ini kemungkinan adalah satu-satunya sumber material pembentuk bintang untuk galaksi tersebut, menurut siaran pers dari Observatorium Eropa Selatan (ESO), yang mengoperasikan Teleskop Survei VLT di Observatorium Paranal di Gurun Atacama, Chili.
Temuan ini menambah bukti bahwa beberapa galaksi tua masih mampu menjalani lonjakan pembentukan bintang, bertentangan dengan sebagian besar pengamatan sebelumnya yang menunjukkan bahwa tingkat pembentukan bintang menurun seiring bertambahnya usia galaksi, mengindikasikan bahwa pasokan gas dan debu pembentuk bintang mereka menyusut. Meski sudah tua, "galaksi ini telah mengorganisir dirinya sendiri untuk mendapatkan pasokan yang diperlukan dari zona terluarnya, dalam cakram bintangnya," kata Prieto.
"Peristiwa besar di cakram mungkin telah memicu pembentukan kelompok bintang secara bersamaan dalam cincin tersebut," tulis para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan awal tahun ini di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. Peristiwa tersebut mungkin berupa gelombang densitas yang melewati cakram galaksi, yang dapat memampatkan gas di belakangnya dan memulai pembentukan bintang.
Prieto dan rekan-rekannya juga mendeteksi cincin kedua di sekitar pusat galaksi, yang terlihat dalam gambar di atas sebagai cincin berwarna emas, yang mencakup sekitar 70 kantong gas identik, menunjukkan bahwa galaksi ini belum selesai membentuk bintang. Tim memperkirakan bahwa lonjakan kedua pembentukan bintang tersinkronisasi akan terjadi dalam 5 juta tahun ke depan.
"Meskipun tua, NGC 1386 terus meremajakan dirinya sendiri," kata siaran pers ESO. (Space/Z-3)
Fenomena langka AT 2022dbl: bintang lolos dari lubang hitam supermasif, lalu kembali untuk flare kedua. Akankah ada flare ketiga pada 2026?
Tata surya kini kedatangan tamu tak diundang yang sedang bergerak cepat menuju kita dalam perjalanan searah melintasi ruang angkasa kita.
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
Antara 2021 hingga 2023, Basant dan timnya melakukan pengamatan terhadap Bintang Barnard sebanyak 112 kali dengan menggunakan spektrograf MAROON-X.
Dengan bantuan JWST, ilmuwan mengetahui planet seukuran Jupiter tidak ditelan bintang yang mengembang, melainkan jatuh ke arah bintang.
Pada 27 Maret 2025, teleskop SPHEREx menangkap gambar pertama yang menakjubkan berisi lebih dari 100.000 galaksi, bintang, dan nebula.
Para astronom menemukan Midpoint Cloud, awan molekul raksasa sepanjang 200 tahun cahaya di Bima Sakti.
Dengan mengamati 111 galaksi dari masa awal semesta, JWST berhasil mengungkap proses terbentuknya cakram bintang tebal dan tipis dalam galaksi spiral.
Astronom mengamati peristiwa langka AT2024tvd, saat lubang hitam supermasif di luar pusat galaksi menghancurkan bintang.
Observatorium Sinar-X Chandra NASA mendeteksi retakan pada filamen pusat galaksi yang dijuluki “Si Ular”.
Penemuan ini dicapai dengan bantuan Teleskop Subaru dan teknik lensa gravitasi. Teknik ini bekerja ketika cahaya dari objek yang jauh dibelokkan oleh medan gravitasi dari objek masif
Astrofisikawan Ethan Nadler dari University of California, meneliti kemungkinan halo materi gelap "gelap", yaitu gumpalan materi gelap yang tidak pernah membentuk bintang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved