Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Misteri "Awan Peliharaan" Taieri di Selandia Baru: Formasi Awan Unik yang Sering Disangka UFO

Thalatie K Yani
28/10/2024 14:30
Misteri
Sebuah formasi awan unik, yang dikenal sebagai "Taieri Pet," baru-baru ini tertangkap dalam foto satelit di Selandia Baru. (NASA)

SEBUAH "awan peliharaan" aneh menarik perhatian utama dalam foto satelit terbaru di Selandia Baru. Formasi awan yang aneh ini kerap muncul di tempat yang sama berkat pegunungan terdekat dan kadang disalahartikan sebagai UFO.

Awan tipis yang berbentuk lonjong ini dikenal warga setempat sebagai "Taieri Pet." Ini adalah awan lentikular altocumulus berdiri (ASLC) yang memanjang, sering terlihat di antara kota kecil Middlemarch dan Hyde di wilayah Otago, Pulau Selatan Selandia Baru. Meskipun ukurannya bisa sedikit bervariasi, awan ini selalu tampak mirip dan muncul hampir di lokasi yang sama. 

Awan ASLC terbentuk ketika gelombang udara melewati penghalang topografi, seperti pegunungan, memaksa uap air mengembun dalam lapisan vertikal, menurut Layanan Cuaca Nasional. Taieri Pet muncul ketika udara lembab melewati Pegunungan Rock and Pillar dan tetap berada di tempatnya serta dibentuk lebih lanjut oleh angin tegak lurus yang bertiup dari utara, sebagaimana dijelaskan NASA Earth Observatory.

"Saat awan terbentuk di puncak gelombang ini, awan tersebut hampir tidak bergerak di langit dan dibentuk oleh angin kencang yang melaluinya," ujar John Law, seorang ahli meteorologi di MetService Selandia Baru kepada Earth Observatory.

Awan lentikular sering berbentuk seperti piring terbang dan dianggap sebagai salah satu penjelasan paling umum untuk penampakan UFO di seluruh dunia, menurut Kantor Meteorologi Inggris.

Saat dilihat dari samping, Taieri Pet sering kali memiliki beberapa lapisan yang sangat jelas yang bertumpuk satu sama lain, seperti "tumpukan besar pancake" atau "tumpukan piring," tulis perwakilan Earth Observatory. Foto-foto masa lalu menunjukkan awan ini bisa setinggi beberapa ratus kaki.

Ketinggian awan lentikular dapat menjadi risiko yang mengejutkan bagi penerbangan. Pesawat bisa mengalami turbulensi berat saat melintasi awan ini, karena adanya arus vertikal yang bergerak naik dan turun di dalam awan. Suhu awan yang sangat rendah juga menyebabkan es terbentuk pada pesawat, menurut Kantor Meteorologi Inggris.

Awan ASLC juga dapat menandakan perubahan kondisi atmosfer dan sering diikuti oleh peningkatan curah hujan, menurut Fox Weather. Namun, data cuaca historis menunjukkan hal ini tidak terjadi dalam kasus ini. (Space/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya